Berita NTT Terkini
Dokter Nirmalia Husin Ingin Ubah Hal-hal Kecil di Sekitarnya, Simak YUK
KETIKA menyelesaikan studi magister sekaligus meraih dokter spesialis anak di Universitas Sumatera Utara (USU) di Kota Medan, beberapa hari lalu, hati
Penulis: Paul Burin | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM, KUPANG - KETIKA menyelesaikan studi magister sekaligus meraih dokter spesialis anak di Universitas Sumatera Utara (USU) di Kota Medan, beberapa hari lalu, hatinya menjadi sungguh tentram. Rasa haru datang menyelimutinya. Sejengkal perjuangan itu telah diraih perempuan ini.
Itulah suasana batin dr. Nirmalia Husin, M. Ked (Ped), Sp.A, ketika dimintai komentarnya, Senin (14/9/2020), setelah ia suskses meraih dua gelar ini.
Kebanggaan itu terasa wajar karena perjuangan untuk meraihnya tak gampang. Butuh perjuangan dan keuletan tiada henti sekitar empat tahun.
Gelar yang ia sandang ini terasa lengkap karena sang suami Kapten CKM dr.R Prathama Wiradharma, M.Ked (ClinPath), Sp.PK, juga telah menyelesaikan strata dua dan dokter spesialis.
Putri dari Bapak Usman Husin dan Ibu Erna Nunuhitu, ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, di antaranya suami, para dosen, orang tua, teman-teman seangkatan yang telah memberi suport yang luar biasa. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada dua orang buah hatinya, yakni R Kienand Attharis Ibrahim dan Kianna Alesha Nirrisma yang selalu sabar ketika bundanya mengikuti pendidikan, praktik dan penelitian. Waktunya memang "tekor" untuk anak- anak.
Ketika memulai kuliah di semester satu, dokter Nirmalia yang kerap disapa dokter Irma, ini nyaris mengundurkan diri karena menghadapi tantangan yang berat. Namun, ia selalu mengingat lagi niat awal untuk melanjutkan pendidikan selain ingin membanggakan keluarga yang sudah banyak berkorban.
Motivasi lain selalu mengingatkan ia, yakni "Kalau kita sudah masuk (mengikuti pendidikan), maka kita harus keluar (menyelesaikan) dengan hasil yang membanggakan." Inilah pesan teman-teman seangkatan yang selalu ia ingat. Seiring berjalannya waktu, ia menikmati saja suasana itu karena para dosen sangat baik dan memberi banyak ilmu dan perhatian. Saat mendekati ujian, para dosen dan teman-teman juga masih memberi suport melalui media WhatsApp (WA).
Pesan lain dari para guru dan sahabatnya, yakni "Kita belajar dengan target untuk menjadi dokter anak, bukan target untuk sekadar lulus. Jadi, belajarlah dengan sungguh-sungguh."
Mengapa dokter Irma ingin menjadi dokter spesialis anak? Awalnya, ia ingin mengambil spesilais kulit.
Namun, ketika anak pertamanya, Kienand lahir, ia menginginkan semua hal tentang anak dipelajari. Bahkan informasi tentang tumbuh kembang anak selalu ia share kepada ibu-ibu, saudara-saudaranya dan entah siapa lagi yang dikenal.
"Saya ingin bisa berguna bagi anak-anak yang lain. Saya tak bermimpi mengubah dunia, tapi saya ingin mengubah hal-hal kecil di sekitar saya agar hak anak-anak lain bisa terpenuhi," kata dokter Irma yang sebelum melanjutkan studi S2 dan spesilias anak menjadi dokter umum di RS SK Lerrik, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebelumnya, ia sebagai dokter jaga di RS Wirasakti Kupang.
Satu di antara hak-hak anak kata dia, yakni Air Susu Ibu (ASI). Seringkali karena kurangnya edukasi, anak-anak tak mendapatkan hak-haknya secara sempurna. Padahal itu menjadi hak anak yang paling sederhana. ASI memberi banyak proteksi kepada anak, satu di antaranya menjaga daya tahan tubuh dari berbagai serangan penyakit.
Dokter Irma menyelesaikan pendidikan dasar di SD Bertingkat Perunmnas, Kupang, SMPN 1 Kupang, sedangkan SMA dan strata satu kedokteran di Kota Malang, Jawa Timur. Studi kedokteran ia selesaikan di Universitas Muhamaddyah, Malang. Kisah ini mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi generasi muda di NTT untuk belajar meraih kesuksesan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Burin)
