Mengubah Terapi Jadi Bisnis

Feby tak pernah menyangka caranya melakukan terapi bisa berubah menjadi sebuah bisnis yang berkembang

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Intan Nuka
Feby 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Feby tak pernah menyangka caranya melakukan terapi bisa berubah menjadi sebuah bisnis yang berkembang. Ibu tiga anak ini memulai proses terapi masa lalunya dengan merajut.

Hobi yang ditekuninya sejak kelas 3 SD itu memang mampu mengalihkan pikirannya dari getirnya masalah yang ia hadapi. Terapi itupun beralih menjadi pekerjaan utamanya sejak 2019. Berbagai produk rajutan ia hasilkan; sekiranya 23 item produk.

ENT Handycraft adalah nama jenama yang dipakai oleh Feby untuk menjual produk rajutannya. Sempat ditolak selama dua tahun diawal perjuangannya, Feby tak menyerah. Ia pun kini menjadi salah satu binaan Bank Indonesia (BI) yang terus mendapatkan pendampingan.

Warga Bikomi Nilulat, Menjerit Krisis Air, Satgas Yonarmed 3/105 Tarik Turun Tangan

Keunggulan dari produk ENT Handycraft adalah jumlahnya yang terbatas. Artinya, setiap produk tidak bisa sama antara satu dengan yang lainnya. Ia mengusung tagline Unique, Ethnic, dan Limited.

"Kalau mau bangun bisnis, mulai saja dulu. Nanti dengan sendirinya pemerintah akan melihat. Nanti ada instansi terkait yang membantu kita untuk mengurus izin bahkan pelatihan akan didampingi untuk bermitra. Kita mulai saja dulu, kemampuan apa yang kita bisa mulai saja, hasilnya seperti apa nanti akan direspon oleh orang sekitar," kata Feby memotivasi anak muda.

72 Calon Kepala Daerah Ditegur Kemendagri, Ngada Tak Dapat Teguran

Bermodalkan nekat dan uang sebesar Rp200.000, ia memulai bisnisnya. Produk pertama yang ia hasilkan di tahun 2014 adalah rajutan souvenir. Tak disangka, souvenir buatan Feby seringkali dipakai sebagai souvenir pernikahan. Kini, ia merambah dunia fashion dengan membuat rajutan baju pengantin bagi anak perempuannya. Ia mengerjakannya selama dua bulan. Produknya juga telah dikirim ke luar NTT, bahkan luar negeri.

Harga berbagai produk rajutan Feby variatif. Anting-anting rajutan dibanderol dengan harga Rp35.000, gelang pasangan Rp15.000, sedangankan gantungan kunci, bros, dan ikat rambut dibanderol dengan Rp20.000. Kalung rajutannya dapat dibeli dengan harga Rp65.000, sedangkan kalung set dengan bros dan anting Rp100.000. Ada juga sepatu bayi seharga Rp75.000, sedangkan sepatu bayi set dengan bandana seharga Rp100.000. Tersedia tas tenun yang dipadukan dengan rajutan seharga Rp200.000 dan taplak meja dengan harga berkisar antara Rp400.000 hingga Rp750.000 sesuai panjang taplak.

Sementara itu, Feby juga membentuk jaringan sendiri. Ia masuk keluar-kampung seluruh daerah di NTT untuk memberi pelatihan merajut bagi para perempuan baik ibu-ibu dan remaja putri. Bahan yang digunakan untuk pelatihan bisa diperoleh dari sumbr daya alam yang ada. Jadi, para peserta tidak perlu memaksa diri membeli benang atau jarum dari toko seperti yang ia lakukan. Seperti pandan laut dipakai sebagai tali untuk merajut di Rote.

Ia sendiri mengalami tantangan dalam melakukan bisnisnya. Tantangan terberat adalah kesabaran saat merajut karena harus melakukan pola yang sama dengan hitungan yang sama. Namun, ia melihat kembali bagaimana motivasi awal bisnisnya. Sebagai perempuan yang dinamis, produk rajutan miliknya terlihat berbeda satu dan lainnya. Ia menilai, semakin rumit pola, semakin membentuk hasil akhir produknya. Setiap tantangan harus diterima sebagai motivasi untuk tetap bertahan dalam bisnisnya.

"Yang paling penting itu bertahan. Motivasi diri sendiri bahwa berkomitmen membuat produk menjadi produk yang menghidupi saya. Selain itu, perlu berjejaring. Ketika kita berjejaring, masalah apapun dapat berbagi dengan jaringan kita," tandasnya.

Produk rajutan milik Feby ini dapat dipesan melalui sosial media milik ENT Handycraft di instagram @rajutanntt dan facebook Rajutan Kombinasi NTT. Selain itu, pemesanan bisa dilakukan melalui whatsapp di nomor 081239122737. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved