Airlangga Hartarto, Perang Melawan Resesi: Merasa Yakin Awal 2021 Ada Recovery Ekonomi

RESESI ekonomi yang terus menerus bisa membawa sebuah negara masuk ke situasi krisis ekonomi

Editor: Kanis Jehola
Kompas.com
Airlangga Hartarto 

POS-KUPANG.COM - RESESI ekonomi yang terus menerus bisa membawa sebuah negara masuk ke situasi krisis ekonomi. Negeri ini pernah mengalami krisis ekonomi pada 1998 yang membuat pemerintah Orde Baru dan Presiden Soeharto lengser dari kekuasannya.

"Terjadi krisis ekonomi manakala dalam setahun pertumbuhan ekonomi terus menerus dalam kondisi minus. Pertumbuhan ekonomi kita menunjukkan tren membaik, selain itu kondisi saat ini berbeda dengan pada 1998 lalu," ujar Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KP-PEN), Airlangga Hartarto dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Network, di Jakarta, Selasa (1/8/2020).

Pentingkah Pemeriksaan Buta Warna?

Berikut lanjutan petikan wawancara dengan Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut.

Ada kekhawatiran Indonesia akan mengalami krisis ekonomi, bagaimana menurut Anda?

Kondisi saat ini beda dengan krisis 1998. Pada saat itu namanya krisis Asia Timur tapi di tingkat global tidak. Saat itu sektor UMKM tidak kena, tapi sektor korporasiterkena.

Bailout perekonomian di 1998 itu 44 persen dari PDB (product domestic bruto). Saat ini pemerintah hanya lebarkan defisit 6,4 persen dari PDB. Kedua, saat sekarang itu sektor keuangan sedang baik, perbankan lagi baik. Memang ada satu dua (perbankan) bermasalah.

Dukung Donald Trump, KEPONAKAN Osama Bin Laden Ingatkan AS Diserang Teroris Jika Joe Biden Presiden

Pada krisis 1998 stock market mati surinya agak lama. Sekarang walau situasi krisis tapi stock market sudah relatif kembali. Sektor keuangan likuiditasnya penuh. Proyeksi ke depan, 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia 4-5 persen. Pada awal tahun depan ada recovery ekonomi.

Selain vaksin, harapan untuk mengatasi pandemi Covid-19 adalah obat Covid-19 yang dihasilkan Universitas Airlangga. Namun muncul kesan terlalu terburu-buru sehingga Badan Pengawas Obat dan Makanan menolak memberi izin edar. Bagaimana komentar Anda?

Saya kira tidak (terburu-buru) karena BPOM kan bagian dari pemerintah. Memang, obat baru boleh beredar di pasaran setelah mendapat izin BPOM.

Sebagai Ketua KP-PEN apa pesan Anda kepada masyarakat Indonesia?

Saya rasa pemerintah hadir. Pertama dalam pengadaan peralatan, obat-obatan, APD (alat pelindung diri), pemerintah hadir. Bicara masker, kita bisa produksi secara nasional. Kedua terkait jumlah pelayanan kesehatan, rumah sakit cukup. Kondisi rumah sakit, baik itu yang ICU maupun yang non-ICU, termasuk rumah sakit darurat Wisma Atlet Kemayoran, jumlah tempat tidurnya jauh lebih banyak daripada jumlah pasien.

Terkait dengan sosial security untuk meningkatkan demand, pemerintah punya banyak program, terakhir bantuan untuk usaha kecil dan menengah yang besarnya Rp 2,4 juta. Ditambah lagi bantuan bagi pekerja yang gajinya di bawah Rp 5 juta.

Bantuan itu untuk mengungkit daya beli masyarakat. Program bantuan sosial kepada lebih dari 110 juta penduduk Indonesia, diharapkan roda ekonomi bergerak.

Melompat ke hal lain, sebagai Ketua Umum Partai Golkar , Anda punya kepentingan terkait Pilkada Serentak 2020. Apa target Anda?

Dalam setiap kali pemilu, targetnya hanya satu, yaitu menang. Soal bagaimana caranya, itu rahasia dapur. Partai Golkar menargetkan kemenangan minimal 60 persen dari total pemilihan yang berlangsung pada pilkada 9 Desember 2020 mendatang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved