Timor Leste Disadap Australia Demi Rampok Minyak, Penerus Xanana Gusmao Ini Minta Lupakan Skandal
Timor Leste resmi berpisah dari Indonesia sejak September 1999. Namun negara kecil itu tak langsung bisa menikmati kemerdekaan lantaran masih meringk
Timor Leste Disadap Australia Demi Rampok Minyak, Penerus Xanana Gusmao Ini Minta Lupakan Skandal
POS KUPANG.COM -- Timor Leste resmi berpisah dari Indonesia sejak September 1999.
Namun negara kecil itu tak langsung bisa menikmati kemerdekaan lantaran masih meringkuk dalam kemisikinan
Sementara negara tetangganya Australia yang tampil sebagai pahlwan justru menggrogoti negara itu dengan perjanjian yang menguntungkan Australia dalam pengelolaan minyak di lepas pantai Timor Leste
Bahkan, aib besar dilakukan Australia dengan menyadap kantor pemerintahan Timor Leste sebagai bahan membangun perjanjian dengan Timor Leste atas ladang gas dan minyak di Laut Timor
Skandal penyadapan intelejen Australia terhadap Timor Leste sempat memanaskan hubunagn dua negara yang bertetangga ini.
Penyadapan diduga dilakukan untuk memperoleh informasi terkait negosiasi Timor Leste dan Australia atas ladang minyak dan gas.
• TERUNGKAP, Kuburan Rahasia Tentaran China Korban Bentrok dengan India, Ternyata Jumlahnya Banyak
• Nikita Mirzani Kibarkan Bendera Perang, Berani Mencan-mencak hinggi Sindir Youtuber Wanita ini
• Zaskia Sungkar Menangis Dipelukan Irwansyah, Begini Hasil Program Bayi Tabungnya, Ada Penyakit Lain
• DOKUMEN RAHASIA BOCOR, Amerika Sempat Berencana Serbu Korea Utara Gulingkan Kim Jong Un
• Indonesia Masuk Target China Jadikan Pangkalan Militer, Tujuan Besar Negeri Tirai Bambu Kuasai Dunia
Diyakini Australia ingin memastikan bahwa mereka berada di posisi yang menguntungkan dengan negosiasi tersebut.
Sementara bagi Timor Leste berada dalam posisi yang dirugikan.
Kasus tersebut pun sempat dibawa ke pengadilan arbitase internasional pada 2013.
Kini, penerus Xanana Gusmao, yaitu Presiden Timor Leste ke-2, José Ramos-Horta, justru meminta agar Australia melupakan skandal tersebut. Apa alasannya?
Melansir The Guardian (2/9/2020), José Ramos-Horta telah mendesak Australia untuk menunjukkan kebijaksanaan, kejujuran dan belas kasih dengan menghentikan penuntutan yang tidak adil terhadap Saksi K dan Bernard Collaery.
Ramos-Horta menggambarkannya sebagai sebuah kasus yang 'politik' dan yang telah 'sangat mengejutkan' rakyat Timor.
Ramos-Horta, yang merupakan pemenang hadiah Nobel perdamaian ini mengatakan kedua orang tersebut harus diizinkan untuk menjalani sisa hidup mereka secara normal.
Juga bahwa Australia dan Timor-Leste harus meletakkan skandal penyadapan tersebut sebagai sebuah 'awan gelap' pada hubungan bilateral yang sebaliknya positif di luar kasus tersebut.