Kabar Artis
Publik Tak Tahu, Rosano Barack Mertua Syahrini Punya Peran Penting di Keluarga Cendana, Sebagai Apa?
Publik Tak Tahu, Rosano Barack Mertua Syahrini Punya Peran Penting di Keluarga Cendana, Sebagai Apa?
Ia menempati posisi tinggi itu kurang dari 10 hari setelah Soeharto lengser.
Hal ini seolah menunjukan kesetiaan Rosano, yang berkomitmen akan tetap bersama keluarga Cendana meski dalam kondisi sulit sekalipun.
Sebagai founder dari PT Bimantara Citra yang berganti nama menjadi PT Global Mediacom pada 27 Maret 2007, Rosano dikenal sebagai pengusaha yang berlimpah materi.
Dikutip dari laman marketscreener.com, harta Rosano ditaksir mencapai US$ 35 juta atau sekitar Rp 490 miliar dengan nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS.
Ia juga memiliki sejumlah bisnis lain seperti PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Nusadua Graha International, PT Panasonic Manufacturing Indonesia, PT Panasonic Gobel Indonesia dan PT Jababeka Plaza Indonesia.
Tak salah jika Reino memilih untuk terjun ke dunia bisnis. Selain sang ayah seorang usahawan besar, beberapa lini bisnis yang dimilikinya ditangani langsung oleh pria yang menikahi Syahrini.
Seperti dikutip dari buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karangan Hendro Subroto, Mayor Jenderal TNI Sintong Panjaitan diangkat menjadi Panglima Kodam IX/Udayana pada tanggal 12 Agustus 1988.
• SUAMI Mendekam di Penjara, Istri Diam-diam Lakukan Bisnis Haram Sabu-Sabu, Ini yang Terjadi
• ALARAM Bahaya Kemarau, Krisis Air Bersih Landa Lima Desa di Kabupaten Rote Ndao, Ini Rinciannya
• TERKUAK Fakta Baru Penyerangan Polsek Ciracas,Hoax Disebar Prada MI,Reaksi KSAD Andika:Ini Memalukan
• PD Kota Kupang Kini Fokus Penanganan Kebersihan Pasar Gandeng Pemuda Lintas Agama, SALUT!
• NTT Gunakan Peswat Kirim Ikan Segar ke China, Viktor Laiskodat: Kita Gandeng Manajemen Lion Air
Sebagai penangggung jawab keamanan wilayah, Sintong banyak bersentuhan dengan aspirasi masyarakat banyak, serta perkembangan sosial ekonomi di wilayahnya.
Maklum saja, wilayah Kodam IX/Udayana khususnya Bali merupakan daerah yang bernilai emas di mata pelaku bisnis.
Menjelang lahir dekade 1980-an, anak-anak Presiden Soeharto mengembangkan kiprahnya di bidang bisnis, salah satunya adalah Bambang Trihatmodjo yang berencana menanamkan investasi di Bali.
Dalam kaitan ini muncul suara dan saran agar Sintong menemui Bambang ke Jakarta, karena putra ketiga Soeharto ini mempunyai masalah di Bali.
Namun, Sintong tidak mau pergi ke Jakarta untuk sekadar bertemu anak Soeharto.
Apabila Presiden/Panglima Tertinggi ABRI, Menteri Hankam, Panglima ABRI atau KSAD yang memerlukan Sintong pergi ke Jakarta, ia pasti akan berangkat langsung pada kesempatan pertama.
Namun, jika yang memerlukan adalah putra Presiden Soeharto, ia tak mau datang karena tidak ada jalur komando lantaran ia berpendirian bahwa jika Bambang ingin bertemu dengan Sintong, dialah yang harus datang ke Bali.
Akhirnya Bambang datang ke Bali dengan didampingi oleh Rosano Barack dan dalam pertemuan bertiga itu, Sintong mengatakan bahwa ia adalah jenderalnya Presiden Soeharto.