Kadis Kesehatan Provinsi NTT : Isu Stunting Harus Jadi Perhatian Bersama
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr Meserasi D. P. Ataupah mengatakan, stunting harus menjadi perhatian bersama semua pihak
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr Meserasi D. P. Ataupah mengatakan, stunting harus menjadi perhatian bersama semua pihak.
Tidak terkecuali setiap bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) yang akan dipilih masyarakat dalam pemilu 9 Desember 2020 mendatang.
"Isu stunting juga penting, karena stunting itu menggambarkan kesejahteraan," katanya saat ditemui di Labuan Bajo, Senin (25/8/2020).
• Kapolres Sumba Timur Minta Masyarakat Jangan Percaya Informasi yang Sumbernya Tidak Jelas
Hak tersebut dikatakannya karena angka stunting di Kabupaten Mabar mencapai 19.7 persen. Angka stunting ini mengalami penurunan dari 3 tahun lalu yang mencapai 27 persen.
Menurutnya, isu stunting pun sangat berkaitan erat dengan pariwisata. "Karena jika ada stunting, wisatawan lihat keadaan alam bagus, atraksi bagus, infrastruktur bagus, keramahan bagus, dan akses juga bagus, tapi ada stunting maka nilai pariwisata akan kurang," katanya.
• Kadis Kesehatan Provinsi NTT Sebut Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 Tinggi
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr Meserasi D. P. Ataupah juga mengatakan, konvergensi menjadi salah satu kunci penanganan stunting di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Hal tersebut disampaikannya saat berbicara dalam pertemuan Konvergensi Penanganan Stunting Secara Spesifik di Provinsi NTT yang diselenggarakan di Hotel Green Prundi Labuan Bajo, Selasa (25/8/2020).
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Pokja Stunting Provinsi NTT serta diikuti oleh perwakilan dari berbagai organisasi perangkat daerah di Kabupaten Mabar.
"Saja ajak kita sama-sama berpikir apakah kita peduli, apakah kita sama-sama keroyok. Itulah namanya konvergensi," tegasnya.
Menurutnya, kekayaan dan kesuburan alam Kabupaten Mabar menjadi modal besar agar memerangi stunting di daerah itu.
Namun, hal tersebut dirasa kurang maksimal dilakukan serta pola asuh bayi yang baok agar terhindar dari stunting belum optimal dilakukan.
Sehingga, pihaknya pun meminta para petugas kesehatan, khususnya di pustu dan puskesmas agar lebih serius menangani dan mendampingi bayi dan ibu hamil.
"Paling penting orang tua tidak tahu mana makanan bergizi, kira hanya ikan sudah cukup, tetapi ada sayuran juga. Karena di sayuran ada berbagai vitamin. Meskipun daerah ini subur, tapi orangtua tidak tahu, ini problem," katanya.
Pihaknya pun berharap agar tanaman kelor ditanam oleh masyarakat dan dijadikan sumber makanan. "Wajib tanam kelor," ungkapnya.
Di lain sisi, lanjut dia, kerja kolaborasi stakeholder menjadi penting, sebab penanganan stunting tidak hanya berada di Dinas Kesehatan. "Kita harus selalu mendukung," tegasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Assale Viana)