News

Seusai Bertengkar dengan Kekasih melalui Video Call, Pria Ini Bunuh Diri, Apa yang Merasukinya?

Jasad Petra pertama kali ditemukan ayahnya, Yesipus Nesimnasi yang hendak mematikan lampu luar setelah hari menjelang pagi.

Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/DION KOTA
Jenazah korban gantung diri sedang disemayamkan di rumah duka, di Desa Tublopo 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota

POS KUPANG, COM, SOE -Petra Nisimnasi (22) mengakhiri hidup dengan bunuh diri, Jumat (21/8). Warga RT 5 RW 02 Desa Tublopo Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) itu ditemukan sudah tidak bernyawa dengan tubuh tergantung di ruang tamu rumah orangtuanya.

Seutas tali melilit leher Petra. Jasad Petra pertama kali ditemukan ayahnya, Yesipus Nesimnasi yang hendak mematikan lampu luar setelah hari menjelang pagi.

Yesipus kaget melihat sosok anak bungsunya tewas tergantung. "Saya mau kasih mati lampu teras, kaget lihat anak saya sudah tergantung di dalam ruang tamu," ujar Yesipus saat ditemui di rumah duka, Jumat siang.

Selanjutnya Yesipus menginformasikan peristiwa itu kepada tetangga. Dia tidak menyentuh jasad anaknya. Polisi tiba dan dan menurunkan jasad Petra.

"Saya kaget. Kenapa ini anak tegah buat begini? Saya tidak tahu dia ada masalah apa," ucap Yesipus.

Petra diduga bunuh diri karena masalah asmarai. Korban diketahui memiliki kekasih asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Sasi yang saat ini sedang bekerja di Pulau Sumatera.

Rekan korban, Yabes Issue mengaku, beberapa kali mendengar korban bertengkar dengan pacarnya melalui video call.

"Beberapa kali saya dengar mereka bertengkar. Saya juga tidak tahu persoalan apa. Tapi katanya faktor korban yang belum ada pekerjaan tetap yang sering membuat keduanya bertengkar. Korban saat ini bekerja sebagai, buruh mengerjakan kuburan di Sonaf Amanuban," ujar Yabes.

Sementara itu keluarga korban menolak untuk dilakukan visum maupun outopsi jenazah Petra Nisimnasi. Pihak keluarga menerima kematian korban.

Kasat Reskrim Polres TTS Iptu Hendricka Bahtera mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi Tim Iden Polres TTS ditemukan ciri-ciri gantung diri pada tubuh korban.

Terdapat bekas jeratan tali pada leher, adanya bekas sperma pada celana dalam korban dan adanya kotoran manusia pada celana dalam.

Pihak keluarga sudah menerima kematian korban sebagai ajalnya dan menolak untuk dilakukan autopsi.

"Ayah kandung korban Yesipus Nesimnasi menerima kematian anak bungsunya sebagai ajalnya dan menolak untuk dilakukan outopsi. Pihak keluarga sudah membuat surat pernyataan menolak dilakukan outopsi," jelas Hendricka ketika dihubungi via telepon, Jumat siang.

Hendricka menjelaskan, dari keterangan saksi Melianus Nesimnasi dan keluarga korban, diketahui beberapa hari terakhir korban sering berbicara dengan seseorang melalui handphone (Hp).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved