Renungan Harian Katolik
Makna Komunikasi Simetris: “Kamu Semua Adalah Saudara"
Yesus bersikap kritis dan rasional dalam membaca sikap & gaya komunikasi para Ahli Taurat dan Orang Farisi sebagaimana dinarasikan dlm Matius 23:1-12
Renungan Harian Katolik, Sabtu 22 Agustus 2020
Makna Komunikasi Simetris: “Kamu Semua Adalah Saudara"
Oleh: RD. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Yesus bersikap kritis dan rasional dalam membaca sikap dan gaya komunikasi para Ahli Taurat dan Orang Farisi sebagaimana dinarasikan dalam Matius 23 : 1-12.
Ia mengajak kepada para murid dan khalayak agar melakukan apa yang diajarkan Para ahli Taurat dan Orang Farisi, tetapi tidak patut mencontohi hidup mereka. Sebab acapkali ajaran mereka menjadi beban berat bagi khalayak. Mereka bahkan tidak melakukan apa yang diajarkan.
Bagi Yesus, apa yang diajarkan mestinya dilakukan dalam hidup. Sebab setiap pengajaran yang tidak disertai dengan tindakan atau contoh selalu menghadirkan ketimpangan dan distorsi terhadap kebenaran ajaran itu sendiri.
Setiap pengajaran seharusnya terarah pada tindakan. Meminjam istilah Jurge Habermas dalam teori Tindakan Praksis komunikatif, semua hal yang dikomunikasikan terarah pada tindakan praksis yang membawa perubahan dan kebaikan dalam hidup bersama.
Dalam perspektif teori tindak komunikatif Habermas, sikap kritis dan kritik Yesus terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi dikatakan sangat relevan dan berdaya guna untuk menghadirkan perubahan yang konstruktif dalam praktek hidup beragama.
Bahwasannya nilai-nilai religius dan iman yang diajarkan berkaitan erat dengan upaya membangun kognisi sosial umat beriman untuk menghadirkan harmoni dan kabaikan hidup bersama.
Dalam bingkai pemikiran Habermas, Para Ahli Taurat dan orang Farisi mengembangkan komunikasi instrument-strategis pada mana mereka mendoktrin khlayak untuk melaksanakan ajarannya dengan harapan agar mereka tetap menduduki kursi Musa.
Mereka menggunakan komunikasi strategis yang bersifat asimetris untuk mempengarungi khalayak melakukan apa yang mereka inginkan sementara mereka sendiri bahkan tidak melakasanakan apa yang diajarkan. Jadi ada dimensi ketidakadilan yang dipertontonkan dengan mereduksi nilai dan kebaikan ajaran itu sendiri.
Habermas menganjurkan tindakan komunikatif simetris, pada mana para pendengar dijadikan sebagai saudara dan sahabat dalam interaksi dan proses pengajaran itu sendiri. Menarik apa yang dikatakan Yesus yakni kamu semua adalah saudara. Di sini dimensi kesetaraan dikedepankan. Yesus juga merekomendasikan spirit kerendahan hati, dialog, kerelaan dan kesiapsediaan dalam melayani.
Kualitas dan kedalaman seorang murid dapat dilihat dari itikad baik dan semangat dalam melayani sesama. Care dan pelayanan jauh lebih utama daripada perihal kursi. Para murid diminta untuk menghidari sikap arogan dan komunkasi asimetris.
Kepada mereka dianjurkan agar mengembangkan semangat komunikasi inklusif dialogis dan hubungan simetris sebagai saudara dengan berpijak pada Sabda Yesus . ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Yesus meminta para murid agar mengembangkan sikap kritis dalam hidup. Mulai dari dirinya masing-masing, agar apa yang diajarkan sebagai pencerahan hati sungguh dapat dihayati . Sebab pencerahan yang sejati adalah pencerahan yang lahir dari contoh dan sikap hidup. Nilai-nilai yang diajarkan adalah buah dari refleksi atas pengalaman hidup yang telah dikaji dan dihayati.