Kisah Buruh Bangunan, Terpaksa Berutang Demi Beli HP Untuk Anak Belajar
Kebijakan pembelajaran jarak jauh akibat pandemi Covid-19 membuat sejumlah orang tua kewalahan bahkan berutang untuk beli HP agar anaknya belajar
Sebab, sebagai buruh penghasilannya hanya Rp 500.000 per bulan.
Apalagi, sejak Maret 2020, ia tak dapat bekerja lantaran pandemi. Namun ternyata, masalah belum selesai.
Roma masih harus memikirkan membeli pulsa internet.
Selain itu, anak-anaknya masih harus mencari sinyal sampai ke perbukitan dengan jarak 4 kilometer dengan mengendarai ojek.
Untuk biaya pulang pergi ojek, Roma harus mengeluarkan Rp 40.000.
• Wifi Desa Jadi Contoh Bantu Siswa Belajar Jarak Jauh
• Rencana Sekolah Dibuka, Komisi IV DPRD Kota Kupang Gelar RDP dengan Dinas Pendidikan
"Selama lockdown dan belajar dari rumah, biaya Rp 40.000 sewa ojek tiap hari untuk belajar online di tempat yang ada sinyal. Beli pulsa di Kota Waelengga. Naik ojek dari Kampung Gurung ke Kota Waelengga dengan biaya Rp 25.000, pergi pulang Rp 50.000," ujar Roma.
"Untuk dua orang anak saya bayar ojek Rp 100.000; untuk beli pulsa internet, beti ulu (sakit kepala) memikirkan uang serta mengatur pengeluaran dengan pendapatan yang tak menentu," katanya.
Apalagi, kampung mereka belum dialiri listrik.
"Keadaan ini juga memacu anak-anak saya belajar dalam kondisi serba terbatas. Indonesia sudah usia 75 tahun, tetapi penerangan listrik belum masuk di Desa Gunung. Entah sampai kapan kondisi seperti ini," jelas dia.
Menurut Kepala SMAK Pancasila Borong Hermenegildus Sanusi, salah satu anak Roma telah mendapatkan beasiswa.
Hal itu diharapkan meringankan beban ekonomi keluarga Roma.
"Hari ini saya datang bertemu orangtuanya di Kampung Gurung untuk melihat kondisi keluarga ini dan mendengarkan kisah perjuangan untuk menyekolahkan anak-anak di masa pandemi Covid-19 ini. Saya sudah mendengarkan kisah orangtuanya," ujar Hermenegildus.
Menteri Sri Mulyani Janji Beri Bantuan Handphone dan Paket Data

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, akan memberikan bantuan sosial atau bansos kepada para pelajar di Indonesia berupa handphone atau telepon seluler dan pulsa.
Bantuan tersebut diberikan pemerintah demi mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM) para pelajar yang saat ini masih dilakukan dengan cara daring atau online.