Wajah Ananda Saubaki Ada di Uang Rp 75.000

Bocah Ananda Saubaki (7), siswi kelas 2 SD Negeri Naikoten 1, Kota Kupang, NTT, wajahnya tercetak di uang pecahan Rp 75.000

Editor: Kanis Jehola
Istimewa
Foto Ananda Saubaki ada di pecahan uang kertas Rp 75 ribu. 

Nomensen beranggapan bahwa dengan menukarkan uang Rp 75.000 maka secara tidak langsung ia sudah membantu pemerintah dalam kegiatan keuangan negara dimana terjadi penukaran uang dari uang lama ke uang baru.

Dosen di salah satu universitas swasta ini menambahkan, ia mendapatkan kesempatan menukar uang pada Rabu (19/8) pukul 08.00 hingga 09.00 Wita.

"Uang tersebut akan saya jadikan koleksi. Karena saya juga pecinta uang dulu. Jadi ini kan momen jarang makanya akan saya koleksi. Nantinya bisa ditunjukkan kepada anak cucu," jelasnya.

Arie Syafii yang juga mendapatkan kesempatan menukar uang di jam yang sama seperti Nomensen mengungkapkan, alasannya menukar uang karena uang tersebut merupakan edisi khusus dan terbatas.

Ia pun tak ingin menyia-nyiakan momen tersebut. Agar bisa dikoleksi, ia pun mendaftarkan diri melalui laman pendaftaran yang telah disediakan. Kini, ia menanti hingga esok untuk mendapatkan uang Rp 75.000 spesial kemerdekaan miliknya.

Seorang pekerja swasta, Gerry Rudolf Liu menilai, momen ini adalah momen sekali seumur hidup, karena uang tersebut adalah uang kemerdekaan yang dicetak secara terbatas.

"Uang ini bukan uang yang dicetak seperti mata uang biasanya, tapi ini uang momen sehingga ada nilai historinya sendiri bagi anak cucu kita," ungkap Gerry yang akan menukar uang pecahan spesial kemerdekaan pada Rabu (19/8) pukul 10.00 hingga 11.00 Wita hari ini.

Gerry juga mengapresiasi pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia karena di tengah pandemi Covid-19, pemerintah tidak melupakan momen penting 75 tahun Kemerdekaan RI.

Ia menilai pemerintah tetap berjuang mempertahankan stabilitas ekonomi Indonesia, dimana penurunan kondisi ekonomi yang terjadi belum mempengaruhi aktivitas jual beli kebutuhan pokok masyarakat.

Pengamat ekonomi, Dr. James Adam menilai, dari sisi nilai mata uang tidak ada dampak sebab tidak berubah karena pegang 1 lembar 75 ribu dengan pegang 3 lembar masing-masing 50, 20 dan 5 ribu atau pecahan lain yang bernilai total 75 ribu.

Menurutnya, dari sisi efesiensi ya ada manfaat karena tidak perlu pegang banyak lembaran uang. Namun terdapat manfaat psikologis karena dengan terbit pecahan lembaran 75 ribu bersamaan dengan HUT ke-75 RI maka tentu nilai nominal itu menjadi catatan sejarah tersendiri dalam sejarah perekonomian Indonesia.

James menilai, peluncuran pada waktu yang sangat tepat dan tentu tidak mudah untuk dilupakan sebagai catatan sejarah bagi Departemen Keuangan dan Bank Indonesia (BI).

Jika bisa lanjut James, di tahun-tahun berikut terbitkan lagi lembaran pecahan 200 ribu dan 500 ribu sehingga lebih efesien jika dibawah kemana-mana, termasuk memudahkan dalam bertransaksi.

Hanya Layani 150 Orang

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, jumlah peserta yang melakukan penukaran dibatasi hanya sekitar 300 orang di kantor pusat BI, Jakarta, dan 150 orang di tiap kantor perwakilan (KPw) BI di berbagai daerah.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved