FAN Gelar Pelatihan Tahap Dua Laboran Tim Pool Test Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Forum Akademia Nusa Tenggara Timur (FAN) menggelar pelatihan tahap dua tim pool test laboratorium kesehatan masyarakat

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/FAN untuk POS-KUPANG.COM
Momen pelatihan laboran tahap dua tim pool test, Selasa, 18/08/2020. 

FAN Gelar Pelatihan Tahap Dua Laboran Tim Pool Test Laboratorium Kesehatan Masyarakat

POS-KUPANG.COM | KUPANG--Forum Akademia Nusa Tenggara Timur (FAN) menggelar pelatihan tahap dua tim pool test laboratorium kesehatan masyarakat. Pelatihan tersebut dilaksanakan Selama lima hari.

Tim laboran Laboratorium Kesehatan Masyarakat bekerja di Klinik Pratama hasil kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Universitas Nusa Cendana akan melakukan pelatihan lanjutan.

Berdasarkan rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Selasa, 18/08/2020, menginformasikan bahwa, pelatihan yang dimulai pada 18 Agustus 2020, merupakan bagian dari penyiapan tim Pool Test untuk melakukan test massal.

Dalam pelatihan ini, Dr. Fima Inabuy akan didampingi koleganya Dr. Alfredo Kono, pakar biomolekuler, yang baru kembali dari AS dan selesai melakukan karantina mandiri.

“Ya, ini memang saatnya pulang juga, jadi saya kembali dulu untuk membantu,” kata Edo.

Di bawah pimpinan keduanya para laboran dan tim inti biomolekuler memasuki fase baru. Mereka mempunyai kelompok kerja untuk pertama kalinya. Sebanyak 40 orang anggota tim yang mengikuti pelatihan ini merupakan nafas baru untuk penelitian biomolekuler di NTT di masa depan.

“Ya, kami berharap bahwa teman-teman yang saat ini sudah menempuh studi master, dalam interaksi selama 6 bulan ke depan sudah mampu menghasilkan proposal riset doktoral mereka yang lebih terarah, intinya mereka sudah mampu menentukan hendak kemana,” kata Dr. Alfredo Kono.

Keberadaan tim Pool Test dan Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat hadir sebagai bagian dari mekanisme pencegahan penyebaran Covid-19. Upaya surveillance ini menjadi penting sebab hingga 17 Agustus 2020, jumlah angka positif di NTT baru mencapai angka 165 orang.

“Jumlah ini tergolong minim di Indonesia, tetapi kita tidak boleh lengah, karena dalam data juga tertera ada 2000-an suspek Covid-19, dan dengan keberadaan laboratorium ini kita bisa melakukan tes swab dengan menggunakan qPCR, harapannya ini semakin meminimalisir transmisi lokal di daerah yang berisiko tinggi,” kata Dr. Fima Inabuy.

Data dari Pemerintah menunjukan bahwa jumlah sample COVID-19 yang diperiksa PCR dari seluruh kabupaten/kota di NTT hingga 17 Agustus 2018 baru diangka 3000-an atau total rata-rata sekitar 0.6 per 1000 penduduk di NTT; padahal standar WHO diharapkan jumlah pemeriksaan 1 per 1000 penduduk per minggu.

Dengan jumlah penduduk NTT sebanyak 5.5 juta jiwa; idealnya jumlah pemeriksaan sample Covid-19 adalah 5500 sample per minggu atau minimal 1000 sample per hari. Kondisi saat ini, rata-rata pemeriksaan jumlah sampel di NTT hanya berkisar angka 100 per hari atau hanya 10% dari target.

Untuk itu diperlukan upaya tambahan meningkatkan jumlah sampel Covir-19 yang diperiksa di NTT, misalnya melalui test massal. Namun, hingga kini tes massal belum menjadi metode populer di Indonesia sebagai bagian dari upaya pencegahan.

Provinsi Sumatra Barat adalah salah satu daerah yang mampu mengambil keputusan yang berbeda dari provinsi lainnya di Indonesia, untuk melakukan kontrol dengan menggunakan tes massal.

Jika test massal ini dilakukan di NTT, maka kedua provinsi dapat menjadi rujukan untuk provinsi lainnya di Indonesia dalam melakukan langkah pencegahan dan penanganan Covid-19.

Pelatihan ini merupakan pelatihan kedua untuk memastikan kesiapan praktek laboratorium diantaranya prosedur kerja dan keselamatan di dalam laboratorium, dan penguatan alur kerja antar unit.

Pelatihan pertama dilakukan di minggu kedua Bulan Juni 2020 lalu. Kegiatan ini kembali berlangsung di tempat yang sama di Laboratorium Bioteknologi Politani Kupang, dan didukung dengan menggunakan dana publik yang dihimpun oleh Forum Academia NTT untuk penguatan penelitian biomolekuler.

“Untuk hari pertama, pelatihan akan berlangsung dalam dua kelompok, pertama untuk para laboran, dan yang kedua untuk tim inti laboratorium, ya dua-duanya sekali jalan untuk memastikan kesiapan antar unit,” beber Dr. Fima Inabuy.

Pihaknya melihat bahwa para fresh graduate yang terlibat dalam tim laboran untuk menangani pandemi Covid-19 ini mendapatkan pengalaman berharga.

“Dengan terlibat dalam Tim Pool Test di Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Undana, mereka dipersiapkan untuk persiapan studi di jenjang selanjutnya, ini kesempatan mereka juga untuk menentukan fokus,” ujarnya

Persiapan untuk pelatihan ini memakan waktu tiga minggu. Dalam pelatihan ini simulasi kerja di laboratorium akan dilakukan untuk memastikan agar semua anggota tim mempunyai mental yang sama untuk bekerja dalam laboratorium berisiko tinggi.

“Saya ingin memastikan bahwa semua anggota mengerti tentang prinsip dasar bekerja dengan virus, dan dapat melakukan dengan standar riset yang benar,” tambahnya

Selama pembangunan laboratorium biomolekuler ini, detil pembangunan laboratorium disupervisi langsung oleh Tim BPTKL Surabaya.

Ia mengakui bahwa, pihaknya melakukan komunikasi secara intens di bawah supervisi BPTKL Surabaya, setelah kunjungan pertama, BPKTL Surabaya membantu untuk menyiapkan agar laboratorium tersebut agar memiliki standar yang memadai.

Dr. Fima menjelaskan, proses penjaminan mutu sebagai prasyarat sertifikasi laboratorium.

Jika seluruh alat yang dipesan sudah tiba, maka proses tes massal di NTT sudah bisa dilakukan di minggu ketiga Bulan September 2020.

Hal senada disampaikan salah satu anggota Tim Pool Tes Forum Academia NTT Elicid Li.

“Alat memang tiba bertahap sesuai dengan mekanisme anggaran yang ada, kita berharap bisa lebih cepat, tetapi inilah prosedur birokrasi yang tidak terlalu peka pada situasi darurat, dan jika ingin dibenahi tentu harus dimulai dari pusat sebab daerah hanya sebagai pelaksana prosedur,” ungkap Elcid Li,

Menurutnya penguasaan teknologi biomolekuler merupakan salah satu kunci utama di era biosecurity, untuk menjamin keamanan warga baik dalam aspek kesehatan maupun untuk menjamin aspek penghidupannya dalam memasuki era non-traditional warfare.

Jelang HUT Polwan Ke-72, Polwan di Sikka Jalan Kaki Temui Warga di Rumah

Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun, Amalan Jelang Tahun Baru Islam 1 Muharram 1422 H

Perumda Wair Puan Pasang 2.155 Meteran Gratis Bagi Warga Kurang Mampu

Elcid berharap, bahwa model penangan Covid-19 yang inovatif dari NTT dapat dilakukan dengan leluasa dengan adanya infrastruktur pendukung untuk para peneliti biomolekuler dalam upaya memperkecil dampak pandemi Covid-19 di NTT. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oncy Rebon)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved