Amerika Siap Tempur, Sudah Punya Konsep Perang Perang dengan Negara Manapun Termasuk China

Dengan fasilitas yang mumpuni , semua peralatan perang Amerika bisa dikerahkan ke mana saja di pelosok dunia

Editor: Alfred Dama
wsj.net
Baru Kembali Terjadi Setelah Dua Dekade, Komposisi Kapal Induk Amerika di Laut China Selatan Ini Tunjukkan Rasa Frustasi AS dengan Polah Tiongkok 

Amerika Siap Tempur, Sudah Punya Konsep Perang Perang dengan Negara Manapun Termasuk China

POS KUPANG.COM -- Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara yang hampir setiap tahun meliatkan diri dalam perang baik melawan pemerintahan, kelompok teroris hingga kriminal bersenjata

Dengan fasilitas yang mumpuni , semua peralatan perang Amerika bisa dikerahkan ke mana saja di pelosok dunia

Tak heran negeri paman sam ini kerap meposisikan diri sebagai polisi dunia

Ahmad Dhani Nyaris Jadikan Luna Maya Istri Kedua, Bongkar Tabiat Maia Estianti Sampai TalakLewat SMS

Kisah Xanana Gusmao Saat Ditangkap Kopassus , Sebut Indonesia Penjajah Tapi Mintah Bantuan

Seluruh Dunia Menunggu Suara Paus Fransiskus Bicara Tentang Pembantaian Muslim Uighur di China

Saat inim hampir 60 persen kekuatan militer Amerika dikonsentrasikan ke Indo Pasifik . Kehadiran militer AS dalam jumlah besar ini untuk mengimbangi militer China yang terus mengintimiadi negara-negara ASEAN setelah negeri tirai bambu itu mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan

Amerika yang melihat kesewenang-wenangan China itu ,kahirnya mengirim kekuatan besar mliternya yang kemudian memubuat China geram karena mereka tertekan dengan kehadiran China

Kini Amerika juga sudah mengembangkan konsep baru strategi perang. Negara itu tidak lagi memandang batasan dalam perang yang artinya pasuka Amerika bisa berada di front terdepan tetapi juga bisa langsung menusuk ke jantung pertahanan lawan tanpa harus mendudukinya

Hampir sepanjang tahun ini, para perencana di Pentagon alias Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengembangkan Konsep Perang Bersama yang baru.

Ini sebuah dokumen yang dimaksudkan untuk memandu, bagaimana Pantagon berperang dalam beberapa dekade mendatang.

“Apa yang saya perhatikan adalah, sebagai lawan, dari semua yang telah saya lakukan sepanjang karier saya, perbedaan terbesar adalah, di masa depan, tidak akan ada garis di medan perang,” kata Jenderal John Hyten, Wakil Kepala Staf Gabungan AS, dalam acara yang digelar lembaga think tank Institut Hudson, Rabu (12/8) lalu, seperti dikutip Defence News.

Struktur saat ini, menurut Hyten, adalah tentang membagi wilayah operasi. “Ke mana pun kita pergi, jika kita harus bertempur, kita menetapkan tepi depan daerah pertempuran, kita telah menetapkan garis koordinasi dukungan tembakan, garis depan pasukan, dan kita berkata, oke, Angkatan Darat bisa beroperasi di sini. Angkatan Udara bisa beroperasi di sini," ujarnya.

“Semuanya tentang garis sekarang," sebut Hyten. "Tapi, untuk berfungsi dalam lingkungan modern yang diperebutkan, garis-garis itu dihilangkan".

Apa artinya dalam praktik? Secara efektif, Hyten menguraikan visi, di mana setiap kekuatan dapat mempertahankan dirinya sendiri  untuk menahan musuh dan memiliki kemampuan serangan yang dalam, dibangun di sekitar sistem komando dan kontrol terpadu.

Baca Juga: Panas dengan China, AS kirim pesawat pembom nuklir ke pulau rahasia di Samudra Hindia

“Kekuatan Angkatan Laut dapat mempertahankan diri atau menyerang lebih dalam. Angkatan Udara dapat mempertahankan dirinya sendiri atau menyerang lebih dalam. Marinir membela diri atau menyerang jauh (ke dalam),” katanya. "Semua orang".

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved