Pemkot Kupang Gelar Nikah Massal: Mempelai Tuna Netra Curi Perhatian

PEMERINTAH Kota Kupang ( Pemkot Kupang) menyelenggarakan pernikahan massal, Senin-Selasa (4-5/8)

Editor: Kanis Jehola
Pos Kpg.Com/Yen
NIKAH MASSAL -- 9 Pasutri Nikah Massal di GMIT Gloria Kayu Putih, Selasa (4/8). 

POS-KUPANG.COM - PEMERINTAH Kota Kupang ( Pemkot Kupang) menyelenggarakan pernikahan massal, Senin-Selasa (4-5/8). Ada 65 pasang mempelai melangsungkan akad nikah, mengikrarkan janji sumpah setia di hadapan pendeta dan pastor.

Pemberkatan untuk pasangan beragama Katolik berlangsung di Gereja Sta Familia Sikumana. Sedangkan pasangan agama Kristen terjadi di GMIT Gloria Kayu Putih, GMIT Karmel Fatululi, GMIT Nazareth Oesapa Timur, GMIT Exodus Penkase dan GBI Betlehem Penkase.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Kupang Matheus Eustakhius menjelaskan, pernikahan massal sudah dilaksanakan sejak tahun 2003. Total mempelai yang dinikahkan sebanyak 5.633 pasangan.

Yura Yunita: Tidak PD

Ia menyebut tahun ini diikuti 65 pasangan, menghabiskan anggaran sekitar Rp 98 juta. "Untuk di GMIT Gloria Kayu Putih hari ini diikuti 9 pasangan. Ada yang spesial karena tahun ini untuk pertama kalinya selama 23 tahun pernikahan massal ini diikuti oleh pasangan penyandang disabilitas yaitu tuna netra," ujar Matheus saat berada di GMIT Gloria Kayu Putih, Senin (4/8/2020).

Menurut Matheus, dengan berpartisipasinya pasangan spesial ini untuk membangun rasa percaya diri bagi mereka dan mengajak para warga yang belum tercacat secara sipil pernikahannya, bila melangsungkan pernikahan agar bisa tercatat dan mendapatkan akta pernikahan.

Erens : Gaji Ke 13 Sangat Membantu

Sembilan pasang mempelai pria dan wanita menggunakan busana adat khas NTT seperti Rote dan TTU.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kupang Agus Ririmasse yang langsung mencatat akta perkawinan dan langsung ditandatangani oleh pasangan suami istri.

Ketua Klasis Kota Kupang Timur, Pdt Benyamin S Pandie mengatakan tugas pernikahan menjadi tugas bersama.

"Kami minta Pak Wali Kota, camat, lurah, kalau tidak mau nikah, hela (tarik) dari dalam rumah saja agar bisa menikah resmi dan dapat membantu mereka mengurus segala kebutuhan administrasi," ujar Pendeta Benyamin.

Ia mengapresiasi program nikah massal yang dilaksanakan Pemkot Kupang. Pendeta Benyamin menyampaikan pihak gereja siap bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kupang. "Doakan selalu mereka biar tiang hidup menjadi berkat," ucapnya.

Sementara itu Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore mengucapkan selamat kepada semua pasangan yang dikukuhkan hari ini.

Ia berharap ke depan program nikah massal bisa berlangsung lebih baik lagi. "Karena memang banyak yang belum menikah, daripada sembunyi-sembunyi lebih baik diatur.
Ini perlu campur tangan saudara-saudara khususnya lurah untuk memberitahu dan mengajak mereka untuk menikah. Ini juga efesiensi dari keluarga, tidak perlu acara besar dan biaya banyak tapi difasilitasi Pemerintah kota," kata Jefri.

Jefri mengakui dan meminta maaf bila fasilitas yang diberikan Pemerintah Kota Kupang sangat kecil. Ia berharap ke depan Pemerintah Kota Kupang bisa memfasilitasi lebib lebih dari ini.

"Jadilah warga kota yang saling mendukung dan menghormati maka rajin-rajinlah datang ke gereja. Jika sudah diberkati di gereja ini maka rajinlah datang ke gereja ini," imbau Jefri.

Program nikah massal tahun 2020 ini diikuti 66 pasutri yang terdiri dari 17 pasang di klasis Kota Kupang, 23 pasang klasis Kota Kupang Timur, 8 pasang di klasis Kota Kupang Barat, 15 pasang beragama Katolik dan tiga pasang lainnya di gereja Kristen denominasi. Sementara satu pasangan tidak jadi melangsungkan pernikahan secara massal. (yeni rachmawati)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved