10 Persen Siswa di SMAN Harekakae Belum Miliki HP Android
Sekitar 10 persen dari total 2.000-an siswa di SMAN Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka tercatat belum memiliki Handphone Android
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | BETUN - Sekitar 10 persen dari total 2.000-an siswa di SMAN Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka tercatat belum memiliki Handphone Android.
Walaupun begitu, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) menggunakan program virtual selama ini berjalan lancar. Para siswa yang belum memiliki HP android menyesuaikan dengan rekan-rekannya yang ada HP.
Kepala SMAN Harekakae, Robertus Bria Tahuk, S.Pd.M.APd, menyampaikan ini kepada Pos-Kupang di Betun, Selasa (4/8/2020).
• Polres Manggarai Akan Tingkatkan Patroli Guna Menekan Kasus Kriminal
Dijelaskan Robertus, pada saat adaptasi kebiasaan baru atau New Norms di era pandemi covid19 ini, pihaknya sangat memperhatikan arahan dari Bupati Malaka.
Menghadapi penerapan KBM tatap muka di sekolah, kata Robertus, pihaknya sudah menggelar rapat dengan orangtua/wali dan staf guru selama tiga hari belakangan. Banyak masukan yang disampaikan dengan harapan pelaksanaan KBM berjalan aman dan lancar.
• Begini Kronologi KH Mencabuli dan Menganiaya Korban di Pasar Inpres Ruteng
Robertus mengakui, persiapan sarana di era new norms, seluruh guru, pegawai dan siswa telah memiliki masker. Sekolah sudah siapkan alat pengukur tubuh sebanyak 6 buah, ada tempat cuci tangan dan sabun.
"Pengaturan ruang kelas pada saat tatap muka telah disterilisasi dengan kapasitas per kelas 18 orang dengan jarak duduk 1,5 meter. Toilet bersih sudah disiapkan. Simulasi siswa wajib kenakan masker dan yang tidak ada masker dipulangkan.
Siswa diukur suhu tubuh, atrean tetap jaga jarak juga latihan cuci tangan," terang Robertus.
Dirinya menyatakan siap melaksanakan KBM karena selama dua pekan telah dilaksanakan simulasi bersama.
Sementara Penanggung jawab PAUD Hati Tersuci Maria (HTM) Betun, Suster Marieta, S.SpS mengatakan, pihaknya memang belum bisa menerapkan KBM tatapmuka. Pasalnya, siswa PAUD lebih banyak bermain sehingga sulit diawasi.
Terhadap realitas ini, kata Suster Marieta, pola pembelajaran yang dilakukan adalah sekolah membuat vidio mengenai bahan ajar lalu dikirim ke para orangtua/siswa melalui HP android.
"Dalam satu minggu kami kirim vidio bahan ajar. Jadi guru simulasikan dulu di sekolah lalu kirim ke orangtua. Nanti orangtua buka vidio dan bersama siswa tirukan apa yang disimulasikan. Siswa buat vidio lalu kirim lagi ke guru. Sama juga dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) seminggu sekali orangtua ambil di sekolah lalu bawa kembali," kata Suster Marieta.
Secara terpisah Kepala SDI Betun Kota, Goreti Hoar Seran mengatakan, total siswa di lembaganya 220 orang. Siswa yang memiliki HP android hanya 10 orang karena orangtuanya mampu.
"Siswa kami rata-rata orangtua tidak mampu. Jadi tidak semua miliki HP android. Makanya kami harapkan bisa ada tatapmuka dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan," harap Goreti. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)