Jeritan Hati Anak-anak di Pedalaman NTT: "Pak Presiden, Kami Rindu Listrik dan Sinyal"

Pandemi Covid-19 membuat siswa-siswi di seluruh Indonesia tidak lagi belajar di sekolah

Editor: Kanis Jehola
Kompas.com/Nansianus Taris
PERMINTAAN-Beberapa siswi SDI Taga Laga Buru menunjukkan tulisan berisi permintaan kepada Presiden Jokowi, Sabtu (18/7/2020). 

POS-KUPANG.COM - Pandemi Covid-19 membuat siswa-siswi di seluruh Indonesia tidak lagi belajar di sekolah. Sesuai aturan pemerintah, para siswa belajar di rumah melalui siaran TVRI dan daring. Namun, tak semua murid bisa menikmati layanan tersebut, khususnya mereka yang tinggal di desa atau pedalaman.

Selain karena listrik yang tidak memadai, juga karena jaringan internet yang tak bisa didapatkan. Seperti yang dialami siswa-siswi SDI Taga Laga Buru, Desa Golo Nderu, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Bagaimana mau belajar di televisi dan daring, jaringan listrik, sinyal telepon, dan internet belum menjangkau desa di pelosok NTT itu. Selain itu, ketiadaan perangkat pintar juga menjadi kendala bagi mereka tidak bisa belajar daring.

Sri Demu Alemina Br: Biayai Alat Peraga Kampanye

Ditemui saat belajar kelompok di rumah warga, Velisia Efrsia Nuna, salah satu siswi kelas VI, mengaku selama aturan belajar di rumah, ia dan kawan-kawannya hampir tidak mendapat ilmu pengetahuan.

"Kami dengar orang ngomong di kota anak sekolah belajar di televisi dan internet. Itu kami dengar saja. Kami di sini mau seperti itu, tetapi listrik dan jaringan internet tidak ada. Sinyal telepon saja susah," ungkap Velisia, Sabtu (18/7/2020).

Paket HOKI Pecah Kongsi, Paket Kedua yang Berpisah di Pilkada Ngada

Saat malam tiba, penerangan hanya dibantu lampu secukupnya. Kondisi itu pun sudah dianggap biasa. Siswa-siswi SDI Taga Laga Buru sangat merindukan listrik dan jaringan internet masuk ke Desa Golo Nderu.

"Bapak Presiden, kami butuh listrik dan sinyal. Kakak wartawan tolong sampaikan kerinduan ini kepada Bapak Jokowi. Kami tidak minta yang lain," ujar Velisia yang diamini kawan-kawannya.

Siswi lain, Velisiana Sribunda Nogo, menyebut sudah jenuh belajar dari rumah. Belajar di rumah sangat berbeda dengan di sekolah. Mereka rindu kembali ke sekolah.
"Di sekolah kita bisa baca banyak buku. Bisa juga tanya teman kalau tidak mengerti. Sekarang, guru hanya beri tugas, setelah itu kumpul. Begitu terus, bosan juga," ungkap Velisia.

"Kami di sini bingung itu internet apa, hanya tahu nama saja. Modelnya seperti apa tidak tahu. Bagaimana mau tahu, hp kami tidak punya. Di sini juga listrik dan sinyal tidak ada," tutur Velisia.

Sebelum pulang ke rumah, mereka kompak menuliskan permintaan kepada Jokowi di selembar kertas. Masing-masing dari mereka menuliskan, "Bapak Presiden, Kami Butuh Listrik dan Sinyal".

Wilibrodus Patang, salah satu orangtua siswa, mengaku bahwa selama Covid-19, anaknya jarang belajar karena kekurangan sumber bacaan. Wilibrodus menilai kebijakan belajar di rumah melalui televisi dan ponsel tidak berlaku bagi siswa-siswi di pedalaman, termasuk di Desa Golo Nderu. Wilibrodus pun berharap pemerintah bisa mengalirkan listrik dan jaringan telepon ke desa itu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Timur Basilius Teto menjelaskan, selama Covid-19, para guru tetap mendampingi siswa dengan kunjungan ke rumah. Kunjungan itu terjadwal dan mengikuti protokol kesehatan, yakni memakai masker dan menjaga jarak.

"Guru-guru pakai jadwal kunjung ke rumah siswa untuk memberikan materi. Guru juga rutin memberikan tugas rumah kepada siswa," ujar Basilius.

Terkait masalah listrik, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Manggarai Timur Bonefasius Sai menjelaskan, pihaknya sudah melakukan survei infrastruktur telekomunikasi di Desa Golo. Pada tahun 2020 ini, Manggarai Timur akan mendapatkan 10 perangkat based transceiver station (BTS) dari Kementerian Kominfo. Perangkat BTS itu nanti akan ditempatkan di wilayah yang belum terjangkau jaringan telepon dan internet.

Menyangkut permintaan listrik dari para SDI Taga Laga Buru, pemerintah sudah membangun PLTMH di Desa Golo Nderu. Di desa itu sudah ada energi listrik dari PLTMH Wae Woja. Kemungkinan PLMTH itu tidak berfungsi di musim kemarau karena debit air kurang. Namun, jika debit airnya besar, energi listrik dari PLTMH itu pasti nyala.

"Pelan-pelan kita bangun. Pemerintah akan terus bekerja sama dengan PLN agar bisa menjangkau semua desa termasuk Golo Nderu. Listrik negara pasti akan masuk ke semua desa," ungkap Bonefasius. (kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved