Vaksin Corona Diuji Coba pada Manusia

Vaksin Corona yang dikembangkan oleh Sinovac, perusahaan biofarmasi asal China, telah memasuki uji klinis tahap akhir di Brasil

Editor: Kanis Jehola
AP/ Ted S. Warren
Saat ini di seluruh dunia ada sekitar 100 percobaan terjadi untuk mengembangkan vaksin COVID-19. 

POS-KUPANG.COM - SAO PAOLO -Vaksin Corona yang dikembangkan oleh Sinovac, perusahaan biofarmasi asal China, telah memasuki uji klinis tahap akhir di Brasil. Pada Selasa (21/7) lalu para relawan telah menerima dosis pertama vaksin tersebut. Vaksin ini diharapkan dapat menjadi mengakhiri pandemi yang telah berlangsung selama beberapa bulan ini

Vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac ini merupakan vaksin ketiga di dunia yang memasuki fase 3 uji klinis atau pengujian skala besar kepada manusia --tahap terakhir sebelum disetujui pemerintah.

Pilkada Ngada 2020, Paket AP-RB Sudah Terima SK dari DPP PKB

"Kita hidup di masa yang unik dan bersejarah, dan itulah mengapa saya ingin menjadi bagian dari pengujian ini," kata dokter berusia 27 tahun yang akan menerima dosis pertamanya di Rumah Sakit Klinis Sao Paulo. Nama dokter tersebut tidak diungkapkan demi menjaga kerahasiaan.

Sinovac merupakan perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, China. Perusahaan ini fokus pada penelitian, pengembangan, pembuatan, dan komersialisasi vaksin.

Di Brasil, Sinovac bekerja sama dengan pusat penelitian kesehatan Brasil, Institut Butantan, untuk uji coba. Jika vaksin tersebut terbukti aman dan efektif, institut tersebut akan memiliki wewenang untuk memproduksi 120 juta dosis.

Pilkada Sumba Timur - DPP Partai Demokrat Berikan SK Bagi Kris Praing-David Melo Wadu

Ada sekitar 9.000 tenaga kesehatan di enam negara bagian di Brasil yang akan menerima vaksin yang disebut CoronaVac itu. Mereka akan disuntik dengan vaksin itu dalam dua dosis selama 3 bulan ke depan dalam penelitian ini. Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, berharap hasil dari uji klinis Fase 3 ini bisa diketahui tiga bulan ke depan.

Brasil di pilih sebagai lokasi uji coba karena negara ini merupakan negara kedua di dunia yang terdampak parah karena pandemi virus corona setelah Amerika Serikat.

Hingga Senin (20/7) lalu jumlah kematian akibat corona di Brasil melampaui 80.000 orang, dan jumlah kasus positif tercatat sebanyak 2,1 juta orang. Karena virus masih menyebar dengan cepat di Amerika Selatan, maka negara itu dinilai sebagai lokasi yang ideal untuk pengujian kandidat vaksin.

Selain vaksin buatan Sinovac, Brasil juga akan membantu melaksanakan pengujian tahap 3 untuk vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca. Kesepakatannya juga sama, yaitu apabila hasil pengujiannya sukses, maka Brasil dapat memproduksinya dalam negeri. Pengujian yang sama juga dilakukan di Inggris dan Afrika Selatan.

Vaksin lainnya yang dikembangkan perusahaan milik pemerintah China, Sinopharm, juga telah memasuki fase 3 pengujian bulan ini di Uni Emirat Arab. Dalam sebuah studi di Inggris yang diterbitkan jurnal The Lancet, ditemukan ada dua kandidat vaksin yang aman dan memproduksi respons kekebalan dalam pengujian fase 2, yaitu vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford dan vaksin yang dikembangkan perusahaan farmasi China CanSino Biologics bersama Institut Bioteknologi Beijing.

Mutasi Virus

Sementara itu di Indonesia Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berharap vaksin yang ditemukan oleh Sinovac itu bisa cocok dengan tipe virus corona yang menyebar di Indonesia.

"Kita semua berdoa mudah-mudahan Sinovac, vaksin dari Tiongkok ini cocok dengan virus di Indonesia," kata dia saat mengisi sebuah Webinar yang dipublikasikan oleh Puspen Kemendagri, Rabu (22/7).

Menurut Tito, virus corona di Indonesia berbeda dari tiga tipe virus utama di dunia. Ia menyatakan virus disebut sudah bermutasi di pelbagai belahan dunia.

Tiga tipe virus corona yang ada di dunia itu antara lain tipe S, tipe G, dan tipe V. Sementara, virus yang ada di Indonesia disebut sebagai tipe lain atau the other yang belum teridentifikasi.

"Karena virus di China, Amerika dan Eropa ada yang beda-beda, ada sequence yang berbeda, ya mudahan-mudahan sama," kata Tito.

Di sisi lain, kata Tito, masyarakat tak serta merta bisa menggunakan vaksin itu secara massal. Ia menyatakan masih ada proses produksi vaksin secara massal yang rentang waktunya tak sebentar. Terlebih lagi, kondisi geografis Indonesia yang luas menjadi tantangan tersendiri dalam proses distribusi vaksin.

"Memproduksi ratusan juta juga bukan hal yang pendek, lalu distribusinya juga, apalagi kita besar wilayahnya, semua perlu didistribusikan," kata Tito.

"Dan konteks Sinovac ini, kalau mudah-mudahan pas, akhir 2021 selesai ini [Corona]," tambahnya.

Uji klinis CoronaVac di Indonesia sendiri akan dilakukan secara berkolaborasi antara Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Apabila uji klinis terlewati, Bio Farma akan memproduksi vaksin tersebut di Indonesia. Selain Indonesia, pengujian tahap III vaksin Sinovac juga dilakukan di Brasil dan Bangladesh. (tribun network/mal/ras/dod)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved