News

Menteri Suharso Menginap Lima Malam di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Ini yang Dilakukannya

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Labuan Bajo, Manggarai Barat

Penulis: Gecio Viana | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat meninggalkan Bandara Komodo Labuan Bajo, Kamis (16/7/2020). 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Gecio Viana

POS KUPANG, COM, LABUAN BAJO -Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Kamis (16/7).

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam kegiatan tersebut juga bersama gugus tugas Kementerian PPN/Bappenas untuk percepatan penanganan Covid-19.
Kunker selama 16-20 Juli 2020 itu dalam rangka peninjauan kesiapan pemulihan ekonomi dan sosial Labuan Bajo sebagai satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas.

Rombongan Suharso Monoarfa tiba di Bandara Komodo Kamis siang sekitar pukul 14.25 Wita, diterima Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat, didampingi Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula; Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina; Kapolres Mabar, AKBP Handoyo Santoso; serta unsur Forkopimda Mabar.

Usai penerimaan, dilakukan acara santap siang di RuMah makan Prima Rasa. Pukul 17.00 Wita dilakukan kunjungan ke Puncak Waringin dan melakukan dialog teknis dengan Cipta Karya Kementerian PUPR sekaligus Sunset.

Sejumlah awak media yang bertugas di Mabar yang berada di lokasi kegiatan ternyata tidak diperkenankan untuk meliput kegiatan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dan rombongan di Puncak Waringin.

Sempat terjadi pembicaraan antara seorang pegawai dari BOPBLF agar hanya tiga jurnalis yang diakomodir untuk meliput kegiatan dan jurnalis lainnya tidak diizinkan untuk masuk.

Namun hal tersebut tidak diterima oleh para jurnalis karena masing-masing jurnalis memiliki tanggung jawab atas perusahaan pers yang memberikan kesempatan untuk bekerja sebagai wartawan.

Ketua Persatuan Wartawan Manggarai Barat (PWMB), Servatinus Mammilianus, menyayangkan kejadian tersebut.
Hal ini membuktikan tidak ada koordinasi antara pihak panitia penyelenggara dan awak media di daerah.

"Tentu kita tidak menerima apa yang mereka lakukan. Tidak hanya tindakan di Puncak Waringin tetapi koordinasi antara panitia dengan pekerja media tidak kita rasakan," ungkapnya.

Menurutnya, jika jurnalis tidak diizinkan meliput kegiatan tersebut, harus ada pemberitahuan lebih awal sehingga para jurnalis dapat memilih meliput di tempat lain.

"Karena masih banyak topik liputan lain yang juga sangat penting. Kita sangat menyayangkan kenapa para wartawan dilarang meliput tanpa ada informasi sejak awal. Kita siap menjalankan protokol kesehatan dalam peliputan tetapi mereka tidak mengizinkan meliput," katanya. *

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved