Dari Kebun Sayur, Dirut LPDB-UMKM Terobos Dapur Sampai Kandang Ternak Anggota Obor Mas di Wuliwutik
Yuvianti mengajaknya ke sebuah kamar menuju dapur, tempat ia meletakan kain yang belum selesai tenun dan peralatan tenun.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
Dari Kebun Sayur, Dirut LPDB-UMKM Terobos Dapur Sampai Kandang Ternak Anggota Obor Mas di Desa Wuliwutik
POS-KUPANG.COM|MAUMERE---Hari mulai mulai gelap,Senin (13/7/2020) sekitar pukul 18.10 Wita.
Warga Kampung Nilo di Desa Wuliwutik di Kecamatan Nita, sebelah barat daya, Kota Maumere, Pulau Flores, telah berada kembali ke rumah-rumahnya setelah aktivitas seharian. Udara dingin disertai angin jelang malam sangat terasa di kulit.
Deru konvoi 10 unit mobil mendaki di dari arah Bukit Keling (lokasi wisata rohani Patung Bunda Maria Segala Bangsa) ke Nilo mengejutkan warga kampung yang bermukim di ketinggian dari Kota Maumere.
Mereka berhamburan ke jalan raya mengetahui siapa gerangan yang datang ke sana. Konvoi mobil berhenti di sekitar jalan masuk menuju Biara Pasionis di Nilo.
Senin jelang magrib itu, Kampung Nilo dikunjungi Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Drs. Supomo,AK,MM. Ia ke sana menyaksikan usaha keluarga petani sayur dibiayai oleh KSP Kopdit Obor Mas Maumere.
Lahan usaha tanaman sayur yang dikembangkan pasangan suam-istri Joni Wajong, dan Yuvianti Ardian, jadi tujuan kedatangan Supomo bersama GM KSP Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto Moat Lering,Ketua Pengurus, Andreas Mbete, dan pengurus lainnya usai penandatanganan akad pinjaman Rp 50 miliar di Maumere.
Wajah Supomo dan anggota rombongan nampak ceriah menyaksikan taman brokoli, sawi putih, lobak,sawi bungkus dan kol bungkus yang baru selesai disiram.
Yuvianti menceritakan suka-duka usahanya mengolah lahan milik biara, sebagian miliknya dan mendapat pembiayaan Kopdit Obor Mas. Usaha ini terus memberi penghasilan keluarga ditengah pandemi Covid-19.
“Saya dan suami usaha sendiri. Hasil taman sayur kami jual ke pasar di Maumere dan ke biara. Lumayan bagus buat keluarga kami,” ucap Yuvianti.
Tak hanya usaha tanaman sayur-mayur, setiap hari sehabis mengurus tananam sayur pada pagi dan sore hari, ibu dua orang anak ini mengisi waktu luangnya menenun ikat sarung untuk pria dan wanita.
Beberapa lembar sarung pria (lipa prenggi) dan ‘utan’ (sarung perempuan) diletakan di meja menarik perhatian Supomo. Ia mengenakannya cukup lama sambil terus berdiolog dengan Yuvianti.
Tak hanya menyaksikan sarung yang diletakan di meja, Supomo rupanya ingin tahu lebih jauh proses pembuatan sarung. Yuvianti mengajaknya ke sebuah kamar menuju dapur, tempat ia meletakan kain yang belum selesai tenun dan peralatan tenun.
“Setiap hari saya tenun. Ini sudah sore, saya istirahat urus makan dan minum keluarga malam,” imbuh Yuvianti.
Yuvianati,tampak malu ketika tamunya menyaksikan dapur dan tungku api yang kurang rapi dengan abu dapur. Supomo terus menanyakan usaha ternak (babi) di kandang yang ia dengar suaranya. Ia melesat melewati dapur menuju kandang menyaksikan dalam jarak beberapa meter. Tak luput ubi dan daun talas,makan ternak babi ditanyakan Supomo.
• Forkopimda TTS Apresiasi Pelaksaan Program Dana Desa di Desa Noemuke
• Kasus Dugaan Korupsi Bank NTT Surabaya, Kuasa Hukum: Mantan Plt Dirut Terima Rp 1,5 M di Rumah Makan
Raut wajah Supomo tampak cerah ceriah menyaksikan kehidupan rumah tangga Yuvianti dan Joni Wajong. Tak ketinggalan, ia membeli selembar lipa prenggi karya Yuvianti. ‘Teruslah semangat berusaha,” ujar Supomo. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM Euginius Mo’a).