Renungan Harian Katolik
In Terram Bonam: Di Tanah Yang Baik
Diberkati dan berbahagialah orang yang rendah hati dan bijaksana karena mereka menjadi sahabat Allah dan disayang manusia.
Renungan Harian Katolik, Minggu 12 Juli 2020
In Terram Bonam: Di Tanah Yang Baik
Oleh: RD. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Diberkati dan berbahagialah orang yang rendah hati dan bijaksana karena mereka menjadi sahabat Allah dan disayang manusia. ” Kamu adalah sahabat-Ku bila kamu perbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu” ( Yohanes 15: 14 ).
Adalah Yoseph Hall, seorang uskup kelahiran Inggris 1 Juli 1574 pernah mengatakan, “Orang yang sombong itu tidak bertuhan, orang yang iri tidak bertetangga dan orang yang marah tidak memiliki dirinya sendiri.”
Karena itu dalam hidup bermasyarakat dan bernegara jadilah seperti tanah yang berada di bawah, tetapi menjadi tempat pijak semua manusia ketika berjalan.
Tanah selalu meberikan dirinya bagi bertumbuhnya segala jenis pohon dan menjadi dasar bagi setiap bangunan.
Tanah mencerminkan jiwa manusia yang rendah hati dan suka mendengarkan.
Tanah menjadi salah satu unsur bumi yang kita kenal selain air, api, kayu, dan logam.
Pada tanah kita dapat menanam berbagai jenis sayur dan tanaman, baik yang berjangka pendek maupun panjang.
Namun kesuburan semua tanaman sangat ditentukan oleh struktur dan jenis tanah. Apakah tanah itu berisi atau berbatu, subur atau tandus sangat berpengaruh atas pertumbuhan tanaman berikut hasil yang diharapkan.
Yesus dalam perikope Injil Matius 13:1-23, mengumpamakan disposisi hati manusia dengan kharakteristik tanah.
Bahwasannya sikap hati manusia dalam merespons Sabda Allah itu berbeda-beda. JIka Sabda Allah diibaratkan dengan benih unggul yang ditaburkan Yesus sebagai penabur, maka hati manusia dianalogikan dengan tanah.
Agar benih itu dapat bertumbuh subur maka mesti ditaburkan pada tanah yang baik dan subur. Tanah yang kaya dengan unsur humus.
Yang dimaksud dengan tanah yang baik dan subur adalah orang beriman yang terbuka terhadap Sabda Allah, menerimanya dengan rendah hati, menghayatinya dalam hidup sehingga menghasilkan buah - buah kebaikan dalam praksis hidup yang nyata.
Kepada mereka yang beriman dan memiliki disposisi hati yang baik, diutus untuk mewartakan nilai-nilai Kerajaan Surga dengan gembira.
Mereka tidak perlu khawaatir dan cemas. Sebab seungguhnya setiap helai rambut dan kepalanya pun telah terhitung semuanya ( bdk. Matius 10 : 30 ) .
Sementara manusia yang kurang beriman, ragu-ragu, penuh kekhawatiran dan tidak memiliki prinsip hidup mudah terombang-ambing serta gampang diperdaya iblis.