Semau Bergabung ke Kota Kupang, Esthon Foenay: Butuh Kajian

MANTAN Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay mengikuti seminar kajian pengalihan wilayah administrasi Kecamatan Semau dan Kecamatan Semau Selatan

Editor: Kanis Jehola
pk/eko
Esthon Foenay 

POS-KUPANG.COM - MANTAN Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay mengikuti seminar kajian pengalihan wilayah administrasi Kecamatan Semau dan Kecamatan Semau Selatan dari Kabupaten Kupang masuk wilayah Kota kupang.

Menurutnya, alasan masyarakat Semau ingin bergabung dengan Kota Kupang adalah untuk meningkatkan kesejahteraan. "Dan tentu mempunyai perspektif terhadap kajian-kajian, ekonomi, sosial, transportasi dan lain-lain," ujarnya.

Esthon menilai jarak Semau ke Oelamasi, ibu kota Kabupaten Kupang terlalu jauh sehingga tidak efektif untuk melaksanakan suatu urusan.

Pelni Simulasi Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang di Pelabuhan Lorens Say Maumere

Ia mencontohkan seorang siswa hendak melegalisir ijazah, harus melakukan perjalanan dari Oetao ke Oeasa dengan ongkos Rp 19.000. Kemudian, dari Oeasa datang ke Tenau (Kupang) bayar ongkos perahu Rp 15.000. "Selanjutnya dari Kupang ke Oelamasi makan biaya berapa?" ujarnya.

Ia mengatakan, hal itu sebagai salah satu parameter terukur bahwa secara ekonomis tidak efisien. "Tidak ada alasan lain seperti yang sudah saya sebutkan. Persoalannya, seperti alasan bahwa masyarakat Semau tidak diperhatikan oleh pemerintah, maka aspek pembangunan di Semau tidak bertambah. Dan gereja-gereja tidak semewah itu," katanya.

Semau Bergabung ke Kota Kupang, Salmun: Tak Boleh Tarik Menarik

Ketua DPD Partai Gerindra NTT ini mengapresiasi dinamika yang cukup berkembang baik secara politis maupun secara konseptual. "Dan hal ini akan dikaji lagi karena tidak bisa secepat ini," tandanya.

Esthon mengatakan, Semau gabung Kota Kupang tidak mungkin terealisasi sekarang karena perlu dikaji lebh mendlaam. Ia menduga menggunakan anggaran tahun depan atau 2 tahun yang akan datang.

Kajian yang dilakukan, mencakup alokasi kursi DPRD sebagai dampak pemekaran daerah seperti wilayah Kabupaten Kupang ke Kota Kupang, Sabu, Rote. "Semua itu melalui satu kajian," ujarnya.

"Apabila untuk persoalan sekarang ini yang masuk dalam wilayah perkotaan karena alasan yang mendasar bahwa jarak teritorialnya dekat. Jadi, efisien, efektif dan lebih produktif," tambah Esthon. (cr5)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved