Camat Waigete Sudah Usul Perbaiki Jalan Menuju ke Kampung Wairbukan
Jalan menuju Kampung Wairbukan, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete yang dikeluhkan warga, Camat Waigete, mengaku sudah disikapi
Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Terkait jalan menuju Kampung Wairbukan, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete yang dikeluhkan warga, Camat Waigete, Even Edomeko mengaku sudah disikapi pemerintah desa dan kecamatan.
Bahkan Camat Even menegaskan, pihak desa sudah mengganggarkan dana desa guna membangun jalan ke Wairbukan.
Akan tetapi ada kendala soal ijin. Pasalnya, jalan ke Wairbukan melewati kawasan hutan yang memerlukan ijin teknis dari Dinas Kehutanan.
• Terjerat Kasus Korupsi, Seorang ASN di Malaka Diberhentikan
Yang mana ijin tersebut perlu disampaikan kepada Gubernur NTT agar ada kajian teknis.
"Kami sudah siapkan proposal kepada Gubernur NTT agar ke depan jalan ke Wairbukan dibuka. Kami berencana akan bawa proposal kami kepada Gubernur NTT secara langsung. Kalau masa pandemi ini sudah selesai kami akan ketemu gubernur," kata Camat Even kepada POS-KUPANG.COM di Maumere, Senin (6/7/2020) pagi.
• Data Terkini Kasus Corona Covid-19 di Kabupaten Manggarai, Simak Penjelasan Gugus Tugas
Ia menjelaskan, akses jalan ke Wairbukan sudah lama dibahas pemerintah desa dan kecamatan agar ada akses jalan sehingga bisa membantu warga.
"Bupati Sikka pun sudah menyetujui agar akses jalan dibangun terlebih dahulu dan meminta kami membuat surat kepada Gubernur NTT," papar Camat Even.
Sebelumnya, Kajari Maumere, Fahmi, S.H, M.H bersama jajarannya yakni para jaksa dan staf Kejari Maumere harus berjalan kaki sejauh 2 Km untuk sampai ke lokasi kegiatan Jaksa Masuk Sekolah (JMS) di Pendidikan Layanan Khusus (PLK) Cerdas Anak Bangsa di Kampung Wairbukan, Dusun Wodong, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Sikkka, Sabtu (4/7/2020) pagi.
Program JMS yang dipimpin Kajari Fahmi di PLK Wairbukan sungguh memilikki kisah tersendiri bagi keluarga besar Kejari Maumere.
Yang mana untuk sampai ke lokasi Kajari Maumere bersama staf harus berkeringat karena jalan mendaki menuju ke PLK Wairbukan yang sudah berdiri 11 tahun lamanya.
Kajari Maumere, Fahmi, S.H, M.H melalui Kasie Intel, Kornelis Oematan, S.H kepada POS-KUPANG.COM di Maumere, Minggu (5/7/2020) pagi, menjelaskan, pada Sabtu (4/7/2020) pagi rombongan kejaksaan berangkat ke Wairbukan karena di tempat itu ada sebuah sekolah layanan khusus yang sempat viral di media sosial.
Yang mana ada bangunan sekolah yang sungguh memprihatinkan berada di kawasan hutan lindung. Sekolah itu dibangun pemerintah guna mengakomodir anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya.
Lokasinya sangat terisoliri karena belum tersentuh pembangunan seperti jaringan lisrik, jalan dan infrastrukturnya.
"Jalan ke Wairbukan hanya 100 meter saja yang diaspal sisanya jalan setapak penuh bebatuan cadas dan harus mendaki," ujar Jaksa Kornelis.
Ia mengatakan, kehadiran jaksa di Wairbukan dalam rangka sosialisasi kepada siswa di PLK dan sosialisasi hukum kepada warga.
"Kami merasa sungguh luar biasa karena tiba di Wairbukan kami disambut sapaan adat. Kami lalu membagikan masker dan alat tulis dan buku pada siswa. Ada yang mengajar saat bersama siswa dan ada yang memberikan pencerahan hukum bagi warga. Warga senang dan meminta akses jalan ke dusun mereka diperhatikan termasuk listrik," papar Jaksa Kornelis.
Ia mengungkapkan, program jaksa masuk sekolah dilakukan di Wairbukan karena kehidupan dunia pendidikan di sekolah itu butuh perhatian khusus dari semua pihak.
"Tempat pelaksanaan JMS tersebut sangat terisolir karena tidak ada akses jalan, tidak ada fasilitas listrik dan untuk mencapai Kampung Wairbukan tersebut harus melewati jalan yang sangat terjal. Di Wairbukan kami beri materi 4 Pilar Kebangsaan," ungkap Jaksa Kornelis.
Ia mengatakan, jumlah pelajar yang bersekolah di PLK Cerdas Anak Bangsa Kampung Wairbukan sejumlah 62 dari kelas 1 sampai dengan kelas 5.
"Pada saat pelaksanaan JMS tersebut diketahui banyak anak-anak PLD Cerdas Anak Bangsa tersebut kebanyakan belum bisa membaca, menulis, tidak tahu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Rraya dan lagu nasional serta ada yang tidak bisa menghafal 5 sila Pancasila," paparnya.
Kajari dan tim juga mendengar keluhan warga lalu membagi-bagikan masker dan vitamin kepada warga Kampung Wairbukan
Ia menambahkan, kondisi ruang sekolah PLK Cerdas Anak Bangsa sangat memprihatikan karena hanya terbuat dari dinding bambu yag sudah berlubang dan atap sekolah banyak yang mengalami kerusakan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)