Renungan Harian Katolik
Hakekat Puasa dan Disposisi Hati
Hakekat Puasa dan Disposisi Hati, simak dan renungkanlah saudara-saudariku terkasih
Renungan Harian Katolik.
Hakekat Puasa dan Disposisi Hati
RD.Ambros Ladjar
Sabtu 4 Juli 2020
Orang Yahudi dan murid-murid Yohanes berpuasa, tapi murid-murid Yesus tidak ( Mt 9: 14-17 )
Puasa sebagai kewajiban setiap agama. Puasa dibuat atas dorongan hati yang ikhlas. Bagi orang Katolik puasa berarti menahan diri terhadap berbagai godaan hati demi suatu nilai yang lebih luhur. Olehnya yang harus dikendalikan adalah diri sendiri bukan orang lain. Jadi tak ada sepenuhnya dengan soal makan minum. Terkait soal ini hanya dikurangi sesuai kebutuhan.
Konsep ini kadang berbeda satu sama lain. Beda juga dengan orang dari agama lain. Orang Yahudi tadi juga memahami arti puasa dari perilaku para murid Yesus terkait dengan pesta. Pesta nikah adalah kesempatan makan minum dan bersukacita. Hal ini yang mereka protes. Padahal puasa tidak saja terkait dengan hal pesta pora.
Atas reaksi mereka, Yesus berikan dua pemahaman konkrit. Selama pengantin ada, maka pesta tetap berlangsung. Saat tak ada mempelai maka pesta berhenti. Atau anggur baru harus disimpan dalam kantong kulit yang baru. Bila disimpan di kantong kulit yang tua maka akan robek dan anggur tertumpah keluar.
Pengaruh pandemi covid, aktivitas terpusat di rumah. Orang belajar trampil memakai teknologi. Saatnya kita generasi Jadul harus akui generasi milenial. Kita dipacu menjadi trampil gunakan media secara Daring: Sebagai sarana komunikasi, sarana berdagang, sarana pembelajaran, rapat, riset dan sebagainya. Inilah unsur baru puasa yang memaksa kita menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman.
DOA, Ya Tuhan ajarilah kami agar mampu mengendalikan diri dan belajar menggunakan teknologi komunikasi secara benar untuk hadirkan kebaikan bagi banyak orang, amin.