Bank Indonesia Miliki Program Dukung UMKM NTT
ada pula program Sikepa dan Siapik untuk mendukung akses UMKM terhadap bank sehingga keuangan inklusif tetap bisa naik.
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Rosalina Woso
Bank Indonesia Miliki Program Dukung UMKM NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Bank Indonesia (BI) telah merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 67 pada 1 Juli 2020. Berbagai program pun telah dilakukan sejak berdirinya BI menjadi bank sentral pada 1953 silam.
Kepala BI Kantor Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja saat menerima kunjungan Tim Pos Kupang di ruang kerjanya, Sabtu (3/7/2020) pagi menjelaskan, salah satu sektor yang menjadi perhatiannya ialah sektor UMKM.
Jumlah UMKM di NTT sendiri sebanyak 430.000 UMKM, dimana 99 persen dari jumlah tersebut adalah pendukung Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
"Pertanyaan mendasarnya, apakah kita sudah pro dengan UMKM? Apakah kebijakan pemangku jabatan telah beri perhatian khusus pada UMKM? Bagaimana kembangkan UMKM?" tanyanya.
Berkaca dari krisis 1998-1999, justru ia menilai UMKM-lah yang bertahan. Oleh karena itu, BI memiliki beberapa program bagi UMKM. Salah satu programnya ialah BI-YES atau Bank Indonesia-Young Entrepeneur School. BI-YES akan diluncurkan pada 27 Juli 2020 mendatang.
Dalam BI-YES ini, pihak BI telah menyiapkan silabus dan narasumber yang akan mengajari masyarakat yang ingin menjadi seorang enterpreneur. Pria Bali ini mengaku program ini program jangka panjang. Program lainnya ialah E-Commerce lokal. Program itu akan memperpendek jarak antara produsen dan konsumen.
Selain dua program itu, ada pula program Sikepa dan Siapik untuk mendukung akses UMKM terhadap bank sehingga keuangan inklusif tetap bisa naik.
"Ada banyak hal yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang perlu disebarluaskan agar orang tahu kita lebih advance," katanya.
Ia optimis UMKM di NTT bisa lebih maju. Apalagi, program-program tersebut pernah dilakukan di daerah lain dan berhasil. Dalam program-program tersebut, nantinya masyarakat akan mendaftarkan diri dan diwawancarai terkait keinginan berusaha.
Syarat lulus dalam program tersebut pun ada tiga. Pertama, dari yang tidak memiliki usaha menjadi punya usaha. Kedua, adanya kenaikan omset dari sebelumnya. Ketiga, dari lokal menjadi nasional bahkan internasional.
Ia menambahkan, BI akan mendukung hilirisasi produk-produk lokal di NTT. Oleh karena itu, BI sementara melakukan kajian bersama beberapa pihak terkait produk-produk yang bisa dihilirisasi.
• Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur Gencar Kendalikan Belalang
• Sebut Kebijakan Merdeka Belajar Bentuk Pelajar Pancasila, Nadiem Makarim Beberkan 6 Ciri
• Ditanyakan Soal Hasil Kajian Regulasi Terhadap Masa Kerja Pansus, Ini Jawaban Bupati Tahun
"Kiranya saya bisa dibantu untuk oleh teman-teman media agar bagaimana optimisme masyarakat itu tetap ada dengan pemberitaan positif," pintanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)