Mahasiswa STIKOM Uyelindo Kupang Berharap SPP Turun
Mahasiswa STIKOM Uyelindo Kupang dan Siska, mahasiswi Fakultas Pertanian Undana Kupang sangat berharap SPP turun
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Adi Berlin Tosi, Mahasiswa STIKOM Uyelindo Kupang, Fakultas Teknik Informatika dan Siska, mahasiswi Fakultas Pertanian Undana Kupang sangat berharap pihak kampus dapat menurunkan besaran SPP bagi mahasiswa karena banyak orangtua mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi Covid-19.
Adi Tosi mengatakan, apabila SPP diturunkan tentunya sangat baik untuk membantu ekonomi orang tua.
"Sering kali orangtua mengaku mengalami kesulitan dan kadang mengeluh kepada kami terkait dampak Covid-19 ini. Oleh sebab itu kami sebagai anak juga stres dengan pengeluhan orangtua," tambah VN, mahasiswa FKIP, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Minggu (28/6/2020).
• NEWS ANALISIS Simon Riwu Kaho Pengamat Pendidikan: Bantu Orangtua
Menurut VN, untuk biaya perkuliahan, biasa kakaknya yang tanggung, tapi pendapat kakaknya menurun sejak Covid-19 ini. Jadi, kemungkinan registrasi semester ini terlambat.
"Biaya SPP harus dikurangi karena, kita kan tidak kuliah pakai gedung, dan fasilitas lainnya. Kita hanya menggunakan handphone android yang menggunakan paket data yang sangat besar," tambah Siska, Minggu (28/6).
• Natasha Wilona: Tak Canggung
Selain itu mereka berharap agar dalam proses heregistrasi, pihak universitas bisa menghilangkan denda jika terjadi keterlambatan pembayaran registrasi.
"Kalau bisa ada kebijakan lain dari kampus bagi kami mahasiswa yang terlambat registrasi, agar dapat dibayar sesuai dengan angka normalnya tanpa ada dendanya" tambah VN
Terkait kuliah secara online, para mahasiswa ini mengaku sering alami kendala dalam paket data. Sebab, terkadang tugas-tugas yang diberikan dosen untuk dikerjakan akan dikirim kembali ke dosen. Waktu pengiriman itu kadang terlambat, karena paket data yang belum ada.
Menurut Adi, dirinya sendiri sering mengalami kendala dalam perkuliahan online, karena paket datanya kadang tidak ada. Terkadang orangtua tidak mampu lagi untuk membeli paket data karena hampir setiap hari mengisi paket data.
"Kalau pakai aplikasi zoom dalam satu kali pembelajaran menggunakan laptop (menghabiskan) 3-5 giga. Tetapi kalau pakai Handphone android biasanya menghabiskan 500-600 MB" beber Siska.
Marselinus Salviobas, mahasiswa Prodi PBSI UNIKA Santu Paulus Ruteng mengatakan kuliah tatap muka lebih efektif dibandingkan kuliah secara online.
"Memang kuliah secara online juga bagus, tapi kita melihat persiapan dari teman-teman mulai dari sarana prasarana apalagi harus beli pulsa internet ini membutuhkan dana banyak. Apalagi Perguruan Tinggi Swasta biaya kuliah tidak sebanding dengan PTN, kalau PTN ada kebijakan dari pemerintah untuk keringanan biaya," ungkap Marselinus yang juga dibenarkan, Arnoldus Yansen Pangkur, Ketua BEM FKIP UNIKA Santu Paulus Ruteng.
Selain itu, kata Arnoldus, kuliah secara online tidak efektif sebab hampir 70 lebih persen mahasiswa di UNIKA Santu Paulus Ruteng berasal dari luar Kota Ruteng yang notabene semua wilayah tidak terakses signal internet.
Mahasiswa Prodi PGSD Stkip Citra Bakti Ngada, Fransikus Xaverius Ria dampak negatif dari kuliah online ini yakni efektifitasnya rendah.
"Terus terang saja dari materi yang diterangkan oleh dosen, mungkin saya hanya menerima 30 persen saja. Selebihnya saya tidak begitu paham," ujarnya.
Cici Talan, mahasiswa semester VI jurusan Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan SoE mengatakan, perkuliahan via daring tidak efektif.
Pasalnya, menurut Cici penyampaian materi kuliah melalui tata muka jauh lebih mudah dimengerti dibandingkan melalui daring. Selain itu, kuliah tata muka jauh lebih efektif karena dua arah.
" Lebih efektif kalau tatap muka kakak, karena kita lebih mudah menyerap materi kuliah. Kalau daring ini, kita hanya dikasih materi dan kumpul tugas saja kakak. Saya lebih senang kalau tatap muka saja," ujarnya.
Dirinya berharap pada tahun ajaran 2020/2021 kuliah bisa dilakukan tatap muka tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan. " Semoga bisa tatap muka saja biar lebih efektif," pintanya.
Petrus Talur (48), Maria Seliman (53), Romanus Taut (50) dan sejumlah orang tua ketika ditemui Pos Kupang di Poco Ranaka, Manggarai Timur, juga mengeluh biaya pembelian pulsa internet untuk anak mereka kuliah online.
Petrus mengaku, dengan tidak ada pengurangan biaya SPP ditengah pademi covid-19 ditambah dengan perkuliahan dengan sistem online tentu sangat membutuhkan biaya yang tambah besar.
"Saya punya anak minta uang terus untuk beli pulsa karena kuliah secara online, sementara pihak kampus tidak berikan keringanan untuk pengurangan biaya kuliah, ini sangat berat buat kami apalagi penghasilan kami sebagai petani di tengah Covid-19 ini sangat kurang. Harapan kita pihak kampus bisa memberikan keringanan" ungkap Petrus yang juga dibenarkan Maria dan Romanus.
SPP Kurang 20 Persen
Ketua Stikom Uyelindo Kupang, Marinus I. J. Lamablawa, S. Kom., M. Cs. mengatakan, pihaknya telah membuat kebijakan pengurangan SPP untuk semester depan.
"Pengurangan SPP itu berjumlah Rp.300.000 untuk digunakan sebagai paket mahasiswa selama tiga bulan" ujarnya, Kamis (25/6).
Rektor UNIKA St Paulus Ruteng Dr Yohanes S. Lon menjelaskan, pihaknya memberi keringanan dengan memotong sebesar 20 persen yakni sekitar Rp 500.00/mahasiswa karena perkulihan tidak dilakukan secara tatap muka apalagi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Untuk kebijakan keuangan kami memotong 20 persen dari termin terakhir yaitu sekitar Rp 500.000/mahasiswa," papar Rektor Yohanes.
Dr. Zainur Wula, M.Si, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang menjelaskan, di kampusnya proses kewajiban pembayaran mahasiswa masih seperti biasa atau masih normal.
"Karena kebijakan di institusi ketika mahasiswa mengalami kesulitan bisa membayar uang kuliah dengan cara mencicil" ujarnya.
Wakil Direktur 3 Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Kupang, Wilhelmus Olin, S.F., M. Sc, Apt mengatakan, pada tahun ajaran baru ini, memberikan bantuan bagi mahasiswa kurang mampu lewat jalur beasiswa.
Sedangkan (mahasiswa) lain, jelas Wilhelmus, yang ekononi orangtuanya mampu, tetap diberikan porsi cicilan satu semester selama tiga kali.
Dikatakan Wilhelmus, selain bantuan untuk para mahasiswa yang kurang mampu, Poltekkes Kemenkes Kupang mengalokasikan anggaran beasiswa kira-kira 20 persen hingga 30 persen bagi mahasiswa berprestasi.
Terkait pelaksanaan kuliah online, pihak UNIKA St. Paulus Ruteng dengan sistem pemberian tugas (takehome course) yang dikerjakan di rumah dan ada juga dosen yang gunakan sistem online course.
Rektor UNIKA St Paulus Ruteng Dr Yohanes S. Lon mengakui, perkulihan dengan sistem online pada semester kemarin itu berjalan baik, namun kurang maksimal
Rektor Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Dr. Ir, Ayub U. I. Meko, M.Si menjelaskan, memasuki era normal baru, Universitas Kristen Artha Wacana berlakukan tiga cara perkuliahan. Kebijakan tersebut diputuskan berdasarkan pada evaluasi yang dilakukan para dosen dalam perkuliahan online sebelumnya.
Ia menambahkan, untuk materi-materi yang bersifat kognitif dilakukan secara daring (dalam jaringan). Khusus mata kuliah yang dalam proses pembelajarannya setengah kognitif dan harus ada praktek atau penyampaian materi harus dengan tatap muka, maka akan dicampurkan. Ada bagian yang bersifat daring, ada bagian yang sifatnya tutorial.
Tetapi, ada materi tertentu yang, harus dilakukan secara tutorial atau praktek yang tidak mungkin dilaksanakan lewat daring.
Universitas Widya Mandira Kupang akan tetap mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan kuliah online.
Rektor UNWIRA Kupang, Pater Dr. Philipus Tule, SVD menjelaskan, kegiatan perkuliahan online di Unika Kupang menggunakan pembelajaran platform Cell-Wira / E-Learning UNWIRA (http: || elearning. unwira. ac. id.
Melalui media pembelajaran cell-wira ini, jelas pater Philipus Tule, semua dosen diharapkan memasukan bahan ajar, sehingga mahasiswa/i dapat mengaksesnya secara online maupun offline.
"Kemarin kita coba menjajaki kerja sama dengan Telkomsel dengan Paket Education Pull Buket. Paket itu yang ditawarkan kepada 8000 mahasiswa UNWIRA. Dari paket yang ditawarkan itu dalam satu bulan akan dibayar sebesar Rp 56 juta. Dari nominal itu maka dalam satu bulan mahasiswa/i akan mendapatkan 3 GB pulsa data," terangnya.
Staf Humas Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada, Prisko Djawaria, menjelaskan, pihaknya juga tetap mengadakan kuliah dengan sistem daring
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, Dr. drh. Maxs Urias E. Sanam, M.Si mengatakan, universitas tidak bisa menyiapkan alternatif lain selain kuliah secara online.
Sesuai penegasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), hingga akhir tahun ini semua pembelajaran harus secara online.
Maxs menjelaskan, pada awalnya ada kendala pada berbagai pihak dalam menjalankan perkuliahan secara online. Para dosen, kebanyakan belum begitu paham dengan model online learning, terutama yang senior. Tapi semuanya kemudian mau belajar dan akhirnya berjalan.
Di Undana, kata Maxs, pembelajaran online sudah dilakukan di semua prodi dan hampir semua mata kuliah. Undana juga sudah memiliki Portal e-Learning yang memungkinkan dosen dan mahasiswa menggunakannya. Sebagian besar memanfaatkan google classroom dan zoom. (cr4/cr6/cr5/cr3/din/rob/gg)