Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat Suruh Bupati Ende Pegang Rotan Pukul Petani yang Malas
NTT miskin karena masyarakat malas, tetapi jika pemerintah tidak olah lahan masyarakat maka pemerintah bodoh.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat Suruh Bupati Ende Pegang Rotan Pukul Petani yang Malas
POS-KUPANG.COM | ENDE -- Saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Ende, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan pemerintah mesti mengolah lahan masyarakat, untuk mendongkrak sektor pertanian, Sabtu (27/6/2020).
"Prinsipnya tidak boleh ada lahan masyarakat yang tidak diolah oleh pemerintah," tegas Gubernur Viktor sebelum meninjau Peternakan Sapi di Kecamatan Nangapanda.
Dia katakan Bupati Ende Djafar Achmad harus berani tegas terhadap petani yang malas.
"Tanah diolah pemerintah, dikasi benih, hujan ada, tapi kalau masyarakat malas, bapa Bupati pegang rotan pukul mereka sampai bengkok. Saya yang tangung jawab," kata Viktor.
Menurutnya, NTT miskin karena masyarakat malas, tetapi jika pemerintah tidak olah lahan masyarakat maka pemerintah bodoh.
Dia katakan, untuk pengembangan pertanian di Ende sekaligus menopang pakan peternakan, pemerintah Kabupaten Ende mesti memiliki seratus hingga lima ratus traktor dan handtraktor.
Dia tegaskan, traktor dan handtraktor harus dikendalikan langsung oleh Bupati, bukan dinas terkait apalagi petani. "Jadi Jangan diberikan kepada petani," ungkapnya.
Menurutnya Pemerintah Provinsi NTT siap mendukung pengembangan pertanian dan peternakan di Kabupaten Ende.
Sehubungan dengan itu, kata Viktor, tahun 2022 Pemprov NTT akan fokuskan anggaran untuk mengurus air. "Kalau tahun ini hingga 2021 kita akan benahi jalan provinsi seluruh NTT," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur didampingi Bupati Ende Djafar Achmad meninjau langsung peternakan sapi.
Peternakan sapi itu merupakan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah Kabupaten Ende, akademisi dari Institut Pertanian Bogor (ITB) dan investor. Sapi-sapi dipelihara dalam kandang dan diberi makan terpilih untuk mempercepat proses penggemukkan.
Pakan sapi dari bermacam-macam tanaman, salah satunya sorgum yang dicampur dengan jenis tanaman lain dan difermentasi. Sebelum dikandangkan sapi terlebih dahulu menjalani proses karantina guna memastikan sapi benar-benar sehat.
Untuk pakan, di lahan peternakan tersebut juga ditanami berbagai jenis tanaman dan juga dibeli dari para petani.
"Ini inovasi yang bagus karena bersifat komunal melibatkan masyarakat, pebisnis, pemerintah dan akademisi. Kalau ini benar-benar dijalankan secara serius, tentu bagus," ungkap Romo Domi.