UPTD Labkesda NTT Utamakan Akurasi Pemeriksaan Malaria
Unit Pelayanan Terpadu Laboratorium Kesehatan Daerah (UPTD Labkesda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah satu- satunya laboratorium rujukan ba
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM, KUPANG -Unit Pelayanan Terpadu Laboratorium Kesehatan Daerah (UPTD Labkesda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah satu- satunya laboratorium rujukan bagi laboratorium lain yang ada di Provinsi NTT.
Labkesda memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dengan peralatan yang lengkap dan canggih. Labkesda NTT juga sudah terakreditasi oleh Komisi Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) Nasional di bawah Kementerian Kesehatan RI dan telah terakreditasi internasional ISO 9001.2015 Quality Management System yang dikeluarkan oleh lembaga internasional SZUTEST.
Di tengah kesibukan menangani Pandemi Covid-19, Labkesda NTT tetap memberi perhatian dalam mendukung eliminasi total malaria di NTT yang ditargetkan tuntas tahun 2023.
Hal ini ditegaskan Kepala UPT Labkesda NTT, Drs. Agustinus Sally, APT,MM di ruang kerjanya, Kamis (18/6/2020). Menurut Agus, Pandemi Covid -19 menambah kesibukan Labkesda NTT mulai dari menjemput, menerima, mengepak dan mengirimkan sampel dari 22 kabupaten/kota ke laboratorium rujukan pemeriksaan VCR Covid -19. Labkesda NTT juga disibukan dengan membantu fasilitasi layanan kesehatan di 22 kabupaten/kota untuk mengambil sampel swab serta pemeriksaan rapid tes Covid-19 untuk masyarakat yang hendak melakukan perjalanan yang membutuhkan hasil pemeriksaan dan surat keterangan bebas Covid-19.
Walau ada kesibukan tambahan di tengah Pandemi Covid-19, kata Agus, perhatian Labkesda NTT terhadap eliminasi malaria tetap dilakukan.
"Kami tetap melaksanakan program-program dan kegiatan yang terkait dengan eliminasi malaria di NTT. Pandemi Covid-19, tidak berpengaruh terhadap kegiatan Labkesda di malaria, antara lain crosschek slide (uji silang) hasil pemeriksaan dari seluruh fasilitas kesehatan pada 22 kabupaten/kota di NTT. Kegiatan ini dalam menjamin mutu pemeriksaan mikroskopis malaria di 22 kabupaten/kota," kata Agus.
Lanjut Agus, Labkesda juga melanjutkan kegiatan inovasi yang tahun lalu dilakukan yakni on the job training dan perbaikan mikorskop untuk pemeriksaan malaria sehingga hasilnya betul-betul akurat.
"Ini kami lakukan sebelum pandemi Covid-19 di Kabupaten Belu dan Malaka. Ini kegiatan inovasi yang tahun sebelumnya mendapat dukungan dana dari UNICEF. Tahun ini dianggarkan dari APBD, namun karena pandemi Covid-19 sehingga metodenya dirubah untuk 22 kabupaten/kota, " kata Agus.
Agus menjelaskan, petugas Labkesda tidak lagi turun ke kabupaten/kota tapi akan diberikan training melalui video tentang pemeriksaan mikroskopis malaria dan perbaikan mikroskop yang dibuat tahun lalu bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTT akan di-share (kirim) ke petugas laboratorium di 22 kabupaten/kota dan akan dilakukan tutorial secara online.
Kegiatan lainnya, mengirimkan slide standar malaria untuk dibaca oleh para crosscheker malaria di 22 kabupaten/kota dalam rangka menguji kompetensi crosscheker malaria tersebut.
"Kami juga meminta fasilitas kesehatan di 22 kabupaten/kota yang mikroskopnya rusak untuk membawa ke Labkesda NTT untuk diperbaiki oleh tenaga ahli di UPTD Labkesda NTT, " kata Agus.
Agus berharap tidak boleh lagi ada salah diagnosa malaria oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pada 22 kabupaten/kota.
"Kita inginkan tahun 2023 NTT eliminasi total malaria. Untuk itu Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga laboratorium di fasilitas kesehatan harus benar-benar berkompeten dan terampil. Tujuannya untuk menjamin mutu pemeriksaan malaria dengan standar mutu yang tinggi," kata Agus. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gerardus Manyella)
