Misa Minggu ke 12 di Gereja Sanjose Bajawa, Pater Remi: Jadilah Umat yang Percaya dan Bijaksana !

pesta Tritunggal dan pesta Corpus Christi tubuh darah Kristus dan hari ini kita memasuki paruh kedua masa biasa yaitu Minggu biasa

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Gereja Katolik Paroki St. Josef Bajawa di Kota Bajawa Kabupaten Ngada, Minggu (21/6/2020). 

Misa Minggu ke 12 di Gereja Sanjose Bajawa, Pater Remi : Jadilah Umat Katolik yang Percaya dan Bijaksana!

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Perayaan ekaristi minggu ke 12 di Paroki St. Josef Bajawa Kabupaten Ngada berlangsung, Minggu (21/6/2020) sekitar 07.00 Wita.

Perayaan ekaristi masih melalui live streaming youtube Komsos St. Josef Bajawa. Semua umat Paroki sudah diberikan pengumuman sebelumnya untuk mengikuti misa via daring dari rumah masing-masing.

Perayaan ekaristi dipimpin oleh imam Selebran Pater Remi Todang, OCD dan dua imam konselebran yaitu Pater Luis, OCD dan Pater Armin, OCD.

Dalam kotbahnya Pater Remi mengatakan setelah mengakhiri masa paskah selama 7 minggu, Gereja berturut-turut merayakan pesta Tritunggal dan pesta Corpus Christi tubuh darah Kristus dan hari ini kita memasuki paruh kedua masa biasa yaitu Minggu biasa ke 12.

Pater Remi menyatakan Yesus dalam injil hari tampil sebagai guru dan pengajar yang sungguh memperhitungkan kita semua sebagai penerus karya yang sudah Yesus mulai.

"Ingat baik Yesus memperhitungkan kita semua penerus karya yang sudah Ia mulai. Yaitu sebagai pewarta Injil, pelanjut misinya. Jadi saudara-saudaraku terkasih bersukacitalah kita semua, baik pegawai negeri sipil, guru, dokter, bidan, perawat, pastor suster, frater, papa lele dan mama lele, pedagang besar, dan kecil petani," ujarnya.

Ia melanjutkan semua kita adalah orang-orang yang diperhitungkan oleh Kristus sebagai pelanjut misinya. Maka berbahagia kita.

Hadapi Persoalan

Karena Yesus tahu dan Yesus memasukkan, memperhitungkan kita semua maka sejak awal Ia mengingatkan para muridnya dan mengingatkan kita semua bahwa menjadi pengikutnya, menjadi muridnya, dengan tanggung jawab untuk mewartakan kabar sukacita, mewartakan Kristus sendiri, kita pasti mengalami menghadapi persoalan kesulitan dan tantangan.

"Anda akan ditolak, dicibir dibenci bahkan dimusuhi oleh banyak orang. Anda akan menderita karena disiksa dan tersiksa oleh orang-orang yang tidak sepaham dengan anda dan bahkan nyawa pun menjadi taruhannya," ujarnya.

Ia melanjutkan, tetapi Yesus meneguhkan para murid kita semua dengan perkataan di dalam Inijil hari ini "Janganlah kamu takut janganlah kamu takut, janganlah kamu takut," ujarnya.

Yesus mengulangnya tiga kali, artinya secara sangat sempurna Yesus menegaskan hal yang sama kepada muridnya dan kepada kita semua kaum terbaptis untuk jangan takut.

Jangan Takut

Ia mengatakan menjadi pengikut Kristus sejati memang harus menyingkirkan segala bentuk ketakutan demi melaksanakan tugas yang seharusnya kita lakukan, yang seharusnya kita jalankan, sebagaimana sudah diamanatkan oleh Tuhan sendiri yaitu mewartakan akan Kebenaran Injil dengan hidup benar, hidup baik, hidup Suci walau harus menghadapi kesulitan.

"Apa maksud Yesus dengan pernyataannya janganlah kamu takut? Apakah Yesus mengkehendaki kita para pengikutnya untuk nekat? Saya rasa tidak. Yesus tidak menghendaki orang-orang yang percaya kepada-Nya bertindak nekat apalagi konyol," ujarnya.

Percaya dan Bijaksana

Ia menyampaikan, jangan takut yang dikehendaki oleh Yesus menurut Injil hari ini mencakup dua hal, yang pertama percaya dan yang kedua bijaksana.

Menjadi pengikut Kristus yang benar harus memiliki iman yang teguh akan Allah dan penyertaan kasih-Nya dan imanlah yang menjadi lokomotif hidup yang benar.

Iman memampukan seseorang untuk setia bertahan dan terus maju di jalan- jalan Tuhan, jalan-jalan yang benar, kendati harus menghadapi berbagai tantangan dan kepahitan hidup.

Namun, iman yang sejati harus dihayati dengan bijaksana bukan nekat. Tuhan Yesus sendiri dalam perikop Injil sebelum hari ini, menasihati para murid untuk bertindak bijaksana dalam pewartaan-Nya.

"Yesus berkata lihat aku mengutus kamu seperti Domba ke tengah-tengah Serigala karena itu kenapa kamu cerdik seperti ular tulus seperti merpati dan apabila seseorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar lerkataanmu keluarlah dan tinggalkanlah rumah dan kota itu," tuturnya.

Ia menyatakan pesan ini sangat penting untuk kita hayati untuk bertindak bijaksana didalam hidup kita menawarkan, kita mewartakan tetapi tidak memaksa.

Kita memberi contoh dan teladan hidup yang baik memberi pesona, daya tarik sehingga orang lain bisa mengikuti kita tetapi jangan paksa malah nanti kita menjadi korban.

Butuh Perjuangan

Ia menyatakan menjadi Katolik itu butuh perjuangan bukan saja sekarang tetapi sejak awal mula Gereja. Banyak orang yang harus menumpahkan darah dan mengorbankan nyawa demi imannya akan Yesus Kristus.

Mereka itu adalah para Martir dan para orang Kudus baik yang dikenal gereja maupun yang tidak dikenal dan tidak dirayakan. Mereka adalah pribadi-pribadi biasa tetapi dengan telah menghidupi iman kekatolikan nya secara luarbiasa elegan.

Ia mengaku sedemikian kuatnya mereka mampu mengatasi setiap bentuk ketakutan yang memaksa mereka untuk mengingkari dan meninggalkan imannya akan Kristus.

"Sedemikian kuatnya mereka sehingga mereka berani mengatasi setiap kesulitan dan tidak bisa disangkal bahwa gereja bertahan hingga sekarang termasuk karena pengorbanan dan keberanian mereka. Allah menulis lurus sejarah gereja di atas keping-keping keberanian kesetiaan dan loyalitas yang bervariasi dari para anggotanya hingga saat ini," ungkapnya.

Ia mengaku begitu beraninya mereka sehingga tidak peduli akan ancaman bahkan kehilangan nyawa sekalipun. Kekuatan mereka adalah iman kepercayaan kepada Allah dan keyakinan bahwa apa yang mereka wartakan dan mereka hidup adalah benar adalah kudus seturut kehendakan Allah.

"Minggu-minggu pertama pandemi covid 19 itu. Paroki kita para Pastor sini ya bukan diganggu tetapi ditantang ada beberapa ibu yang datang jam tidur siang. Karena protes tidak misa. Mereka datang cari pastor paroki. Saya di dalam kamar tidur terus. Mereka cari, mana pastor paroki itu. Pastor tidak beriman, kenapa tidak mau misa. Kenapa takut corona. Corona itu Tuhan yang cipta, lebih takut Tuhan daripada takut Corona. Saya diam-diam saja. Bisa jadi benar, tetapi saudara-saudaraku terkasih. kita penting untuk beriman secara bijaksana," ujarnya.

Ia mengatakan jangan takut yang dikatakan Yesus dalam injil hari ini bukan nekat, tetapi percaya dan bijaksana didalam beriman.

Butuh Komitmen Tinggi

Ia mengatakan menjadi biarawan biarawati, menjadi awam Katolik, menjadi suami istri Katolik, menjadi anak dan remaja Katolik, menjadi pegawai negeri sipil Katolik, menjadi pejabat publik Katolik, menjadi tentara, polisi dan politisi Katolik, menjadi dokter bidan dan perawat Katolik, menjadi guru dan dosen Katolik, menjadi peneliti dan cendekiawan, menjadi relawan Katolik, menjadi pedagang dan pengusaha Katolik, menjadi petani peternak dan nelayan Katolik menjadi, pedagang, penjual, mama lele, papa lele Katolik menuntut komitmen tinggi.

Ia menyatakan sekali lagi menuntut komitmen tinggi kalau dulu banyak orang Katolik mati dibunuh karena mereka yang berani tentang iman akan Kristus. Tetapi tantangan besar bagi kita sekarang adalah, tantangan besar bagi kita sekarang adalah bagaimana bertahan dan terus maju dalam kesetiaan iman akan Kristus.

Berkomitmen teguh sebagai orang Katolik gereja yang kudus. Dewasa ini ada banyak orang Katolik yang tidak berani alias takut hidup benar sebagai pengikut Kristus.

Berhadapan dengan situasi sosial politik dan ekonomi yang tidak sejalan dengan iman Kristiani ada banyak godaan untuk hidup kompromistis diam dan tidak mau ambil resiko dan menjaga posisi aman.

"Kita bermain di air keruh, ketika kita dituntut untuk hidup sebagai orang Katolik yang benar di dalam hubungan keluarga suami dan istri Katolik dengan komitmen kesetiaan satu sama lain dalam untung dan malang suka dan duka sehat dan sakit seperti yang dijanjikan pada saat pernikahan ada banyak godaan untuk tidak setia selalu ada idaman lain," ujarnya.

Ia menyatakan ketika kita dituntut oleh gereja untuk pro-life membela kehidupan. Ada banyak godaan untuk hedonisme semu, seks bebas hingga kehamilan dan harus mengambil pilihan pahit dan jahat yaitu aborsi membunuh bayi yang tidak bersalah.

Ketika gereja menyerukan etika profesi, etika politik, ketulusan dan kejujuran, kebenaran dan keadilan ada godaan untuk main kotor demi keuntungan pribadi dan golongan.

"Ada banyak godaan hidup gampangan yang jahat, curang dan kotor yang tidak sejalan dengan teladan Kristus dan ajaran gereja dan itulah yang seringkali dipilih demi keamanan semu," ujarnya.

Ia mengatakana karena itu saudara-saudari terkasih dibutuhkan keberanian dan komitmen tinggi untuk hidup sebagai orang Katolik pengikut Kristus yang sejati tanpa mau dikendalikan oleh ketakutan- ketakutan yang palsu dan didrive oleh kepentingan-kepentingan parsial.

Dalam hal ini seruan Yesus janganlah kamu takut sangat relevan. Jangan kompromi dan bekerjasama dalam kejahatan dan dengan kejahatan sebab yang jahat dan kejahatan akan membinasakan kita baik jiwa maupun badan di dalam neraka.

Tidak Mudah

Ia menyampaikan memang tidak mudah untuk tampil beda, tampil asli sebagai Katolik. Pasti akan kehilangan banyak hal di dunia ini bisa jadi kehilangan teman, kehilangan popularitas, kehilangan jabatan dan kehilangan kekuasaan, kehilangan harta dan penghasilan serta dimusuhi banyak orang.

"Teman jadi lawan, dianggap Sok suci dan lain-lain tetapi itu yang seharusnya kita lakukan sebagai murid Kristus yang benar. Kita tidak bisa menyangkal iman kita dengan hidup seperti orang kebanyakan. Kita tidak bisa merasa nyaman dalam dosa dan berpikir semuanya benar karena sudah biasa,"ungkapnya.

Ia menerangkan kalau itu terjadi maka sebetulnya kita sedang menyangkal Tuhan dan kehendaknya dan untuk itu bayarannya mahal.

"Yesus katakan dalam bagian terakhir Injil hari ini setiap orang yang mengakui aku di depan manusia akan ku akui di depan bapak ku di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal aku di depan manusia dia akan ku sangkal di depan Bapak ku di surga. Saudara-saudari ini pilihan. Kita mau pilih yang mana?," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved