4 Warga Ende Meninggal Terkena DBD

Kalau untuk saat ini praktis tidak ada yang sedang dirawat di rumah sakit maka dengan demikian tidak ada lagi kasus DBD

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROMUALDUS PIUS
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Ahmad Gulung 

4 Warga Ende Meninggal Terkena DBD

POS-KUPANG.COM|ENDE-- Dalam kurun waktu dari Januari hingga Juni 2020 tercatat ada 4 warga masyarakat Kabupaten Ende meninggal dunia karena terkena penyakit deman berdarah dangue (DBD).

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Ende, drg Munafatma M.Kes mengatakan hal itu kepada POS KUPANG.COM, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Ahmad Gulung, Minggu (21/6) di Ende.

Melakui pesan WA, Ahmad Gulung mengatakan bahwa warga yang meninggal karena terkena DBD masing-masing dari Kecamatan Maukaro dan Kecamatan Kota Baru serta Kecamatan Ende Selatan dan dari Kecamatan Wewaria, Dusun Watubara.

Ahmad menjelaskan bahwa secara keseluruhan jumlah penderita DBD di Kabupaten Ende selama tahun 2020 atau periode 6 bulan terakhir tercatat ada 170 orang dan yang sembuh sebanyak 166 orang serta meninggal dunia sebanyak 4 orang.

“Kalau untuk saat ini praktis tidak ada yang sedang dirawat di rumah sakit maka dengan demikian tidak ada lagi kasus DBD,”kata Ahmad.

Meskipun telah terbebas dari penyakit DBD, Ahmad meminta kepada masyarakat untuk tetap menaruh kewaspadaan yang tinggi akan penyakit tersebut dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar dapat terus terbebas dari penyakit DBD.

Ahmad mengatakan dalam kasus DBD anak-anak memang rentan terkena penyakit DBD.

“Untuk kasus di Kota Ende ada seorang anak berusia 4 tahun berjenis kelamin wanita tinggal di Jalan A Yani, Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan yang meninggal karena DBD,”katanya.

Menyikapi hal tersebut pihaknya meminta kepada warga untuk mewaspadai keberadaan DBD terutama anak-anak karena mereka rentan terserang DBD.

“Yang meninggal terbaru itu bukan dari Kecamatan Ende Tengah namun dari Kecamatan Ende Selatan,”kata Ahmad.

Ahmad meminta kepada warga agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk penyebar penyakit DBD tidak berkembang.

Menurut Ahmad keberadaan penyakit DBD sebenarnya bisa dikendalikan apabila warga juga bersikap pro aktif ikut menanggulangi keberadaan penyakit DBD seperti senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan pola 3 M plus.

3 Plus yakni menguras juga menimbun dan ataupun menutup wadah penampung air sehingga tidak mudah dimasuki nyamuk penyebar penyakit DBD.

Namun yang terjadi selama warga terkadang enggan bahkan bersikap patis terhadap lingkungan tempat tinggal mereka seperti enggan menguras bak mandi atapun wadah penampung air juga membiarkan keleng-kaleng bekas minuman berserakan di samping rumah sehingga memungkinkan berkembangnya nyamuk penyebar penyakit DBD,ujar Ahmad.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Romualdus Pius)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved