Bank NTT Kefamenanu Gagas Kolekte Digital Pertama Dengan GMIT Klasis TTU, Simak Informasinya

Bank NTT Cabang Kefamenanu sebagai sebuah bank milik pemerintah daerah kembali mempelopori perubahan. Kali ini, Bank NTT Cabang Kefamenanu me

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI/
Kepala Bank NTT Cabang Kefa, Frederikus Mashur Ngganggus foto bersama dengan para pendeta usai menyerahkan barcode di lantai II Kantor Bank NTT, Jumat (19/6/2020). Area lampiran 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU-Bank NTT Cabang Kefamenanu sebagai sebuah bank milik pemerintah daerah kembali mempelopori perubahan. Kali ini, Bank NTT Cabang Kefamenanu menggagas kolekte digital.

Dengan mengagas kolekte digital tersebut, maka Bank NTT Cabang Kefamenanu turut serta membantu pihak pemerintah daerah dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 melalui media uang.

Untuk menerapkan gagasan mengenai kolekte digital tersebut, Bank NTT Cabang Kefamenanu menggandeng Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Klasis TTU.

Berdasarkan pantauan, Kepala Bank NTT Cabang Kefamenanu, Frederikus Mashur Ngganggus yang menyerahkan langsung scand barcode kepada sejumlah pendeta GMIT Klasis TTU di Lantai II Kantor Bank NTT Cabang Kefamenanu, Jumat (19/20/2020).

Usai menyerahkan scand barcode, kepada Pos Kupang, Kepala Bank NTT Cabang Kefamenanu, Frederikus Mashur Ngganggus mengatakan bahwa gagasan untuk menerapkan kolekte digital tersebut muncul saat dirinya berdiskusi dengan para pendeta di GMIT Klasis TTU.

Dalam diskusi tersebut, jelas Frederikus, ada satu kalimat yang menarik yang disampaikan oleh para pendeta yakni Ecclesia Pro Reforma (Gereja Memihak Perubahan).

Mendengar kalimat tersebut, ungkap Frederikus, pada saat itu, dirinya langsung berpikir, kira-kira dari perspektif perbankan apa yang dapat dilakukan oleh perbankan untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran covid-19 melalui media uang.

Sebab, jelas Frederikus, tidak sedikit ada anggapan bahwa, uang adalah salah satu media penyebar virus yang berasal dari Provinsi Wuhan China tersebut, sehingga pihaknya melakukan perubahan pada transaksi yang sebelumnya menggunakan transaksi tunai, maka sekarang diubah menjadi transaksi non tunai.

"Jawabannya itu adalah Quick Responses Indonesian Standard (QRIS). QRIS Itu adalah sebuah instrumen transaksi non tunai yang menggunakan scand barcode. Ini coba kita terapkan di setiap gereja GMIT Klasis TTU," ungkapnya.

Frederikus menjelaskan, dengan adanya QRIS, setiap donasi yang akan disalurkan ke gereja baik itu dalam bentuk kolekte maupun juga donasi perpuluhan, bisa melalui scand barcode yang ada di gereja-gereja.

Sementara itu, Ketua Majelis GMIT Klasis TTU, Pendeta Lay Abdi Karya Wenyi, M.Si mengatakan bahwa pihaknya sangat senang dengan adanya kerjasama dengan Bank NTT Cabang Kefamenanu.

Menurutnya, ditengah masa new normal tersebut, gereja perlu untuk melakukan perubahan-perubahan dalam memberikan pelayanan kepada para jemaat.

"Memang kami sadar bahwa persembahan selama ini masih sifatnya konvensional. Pasti ada resistensi yang terjadi ditengah jemaat, karena belum ada dasar teologis tentang persembahan yang ditransfer," ujarnya.

Namun, dengan adanya wabah covid-19, telah merubah banyak hal dan membuat gereja untuk dapat memikirkan dan merumuskan kembali teologi termasuk dengan teologi persembahan.

Ini Kabupaten di NTT Masuk Daftar Zona Hijau Bebas Covid-19, PPDB Berlangsung SEKOLAH BOLEH BUKA

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved