Masyarakat Diajak Makan Ikan dan Pangan Lokal
Ketua tim PKK Kabupaten Ngada, Ny. Kurniati Soliwoa mengajak masyarakat Ngada untuk gemar mengkonsumsi ikan.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Ketua tim PKK Kabupaten Ngada, Ny. Kurniati Soliwoa mengajak masyarakat Ngada untuk gemar mengkonsumsi ikan.
Selain mengkonsumsi ikan, Ny. Kurniati juga meminta masyarakat agar bisa memanfaatkan pangan lokal seperti ubi, pisang, jagung dan lainnya (pangan lokal) untuk dikonsumsi sebagai pengganti nasi atau beras.
"Masyarakat kita tergantung pada beras. Makan ubi, makan jagung belum dikatakan makan. Karena memang harus nasi. Masyarakat kita ketergantung pada beras sangat tinggi. Kita punya ubi, jagung, pisang dan harus makan ikan meskipun itu ikan lure," ujar Ny. Kurniati saat kegiatan Safari Gemarikan di halaman Kantor Desa Bowali Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada, Selasa (16/6/2020).
Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama DKP Provinsi NTT, DKP Kabupaten Ngada serta Tim PKK Kabupaten Ngada.
"Kegiatan ini hari saya harapkan ikan dimakan setiap hari. Tidak harus ikan segar, misalkan ikan lure," ujarnya.
Perhatikan anak dan Cucu
Ia meminta warga Ngada untuk memperhatikan tumbuh kembang anak. Anak-anak harus menjadi perhatian khusus karena mereka adalah generasi masa depan bangsa dan negara.
"Anak dan cucu harus diperhatikan. Jangan sampai potong ayam dirumah paha ayam kasi bapanya. Anak mau makan jangan, itu untuk bapa. Anak yang mau butuh tumbuh dan kembang. Biar bapa makan embat semua. Karena dia bapa rumah tangga, tidak boleh begitu," ujarnya.
Ia menyatakan realita yang ada dimasyarakat adalah anak kurang diperhatikan dan lebih mementingkan seorang bapak.
Padahal itu adalah sebuah keharusan untuk memelihara dan membesarkan anak tersebut. Anak menjadi tanggungjawab bersama.
Jangan Ego
Ia meminta agar tidak boleh egois. Anak-anak harus diperhatikan benar soal menu makan dan pola makannya.
Anak-anak harus sarapan pagi. Misalkan kalau ke sekolah wajib diberikan sarapan supaya disekolah anak tersebut semangat dan mengikuti pelajaran sekolah dengan baik.
"Tidak perlu harus daging. Karena makanan bergizi itu ada pada ikan.
Kalau tidak sarapan pagi anak akan lamban berpikir. Makanya harus diperhatikan. lIni bentuk perhatian. Anak-anak diperhatikan. Anak bayi harus diberi makan. Abon itu dimakan juga dan ada bakso atau pentol ikan yang dibagikan harus diberikan," ujarnya.
• Saat Duduk di Samping Suami, Perempuan ini Dibakar Adik Kandungnya hingga Tewas, Simak Info
50 KK dapat Bantuan
Sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) mendapatkan bantuan berupa abon ikan, pentol bakso dari ikan dan ikan segar serta masker.
Kepala Desa Bowali, Frans A. Meo mengatakan jumlah warga Bowali yang menerima bantuan tersebut yaitu 50 Kepala Keluarga.
"Atas nama masyarakat dan pemerintah desa, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memperhatikan masyarakat Bowali," ujarnya.
Ia mengatakan bantuan yang telah diberikan kepada warga Bowali merupakan berkat kerjasama anggota DPR RI Ny. Julie Sutrisno Laiskodat dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, DKP Provinsi serta DKP Kabupaten juga Tim PKK Kabupaten Ngada
Ia mengaku bangga dan senang karena masyarakat sudah mendapatkan bantuan tersebut.
"Tentu kami sangat senang. Sangat membantu masyarakat saat ini," jelasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan).
• INFO TERKINI, Jelang Tahun Ajaran Baru Gaji ke-13 Cair, Ini Besaran Gaji ke-13 PNS dan TNI/Polri