Pembuangan Bayi
Geger,Bayi Perempuan Ditemukan dalam Kardus di Biara Susteran Oesapa,Sang Ibu Titipkan Surat Wasiat
Naas benar nasib bayi perempuan mungil ini. Ia ditelantarkan dalam kardus dan 'dibuang' depan Biara Susteran Oesapa. Sang ibu titipkan surat wasiat
POS KUPANG, COM, KUPANG - Naas benar nasib bayi mungil ini. Ia ditelantarkan kedua orang tuanya, padahal ia tak pernah minta dilahirkan.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu ditemukan dalam kondisi masih hidup di Biara Susteran Oesapa Kupang, NTT.
Bayi tersebut diletakan dalam sebuah kardus dan 'dibuang' di depan Susteran SSpS Santa Skolastika,alan Matahari, Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Yang menarik perhatian, dalam kardus itu sang ibu menitipkan sepucuk surat wasiat.
Bayi mungil yang ditelantarkan orang tuanya ini ditemukan beberapa Suster S.Sp.S Servae Spiritus Sanctus (Misi Abdi Roh Kudus)," Jumat (12/6) dinihari sekitar pukul 02.30 wita.
• Ibu Muda Aniaya Bayi Usia Delapan Hari karena Cemburu Lihat Suami dengan Wanita Lain, Simak Info
Saat ditelantarkan, bayi mungil itu diletakan di dalam sebuah kardus bekas minuman mineral. Di dalam kardus itu juga diselipkan sepucuk surat tulisan tangan.
"Mama suster yang diberkati. Maafkan saya merelakan bayi perempuan mungil ini ke dalam dekapanmu. Sejujurnya, saya belum siap dan sanggup (mampu) merawat dan membesarkan anak ini. Jika mama suster berkenan, rawatlah, jagalah bayi mungil ini hingga ia besar. Semoga Tuhan yang Maha Kasih berkenan menenun dia lewat suster yang ajaib, karena ia hadir karena cinta. Kami merelakan karena cinta akan hidup dengan kehidupannya. Ampunilah saya dan dosa kami mama suster. Tuhan memberkati. Tertanda : MMW
Demikian isi surat yang ditemukan dalam kardus bayi tersebut yang disampaikan Kapolres Kupang Kota, AKBP. Satrya Binti Perdana Tarung melalui Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Hasri Manasye Jaha, S.H, Minggu (14/6) malam.
Setelah melakukan demikian, orang tua bayi mungil tersebut melangkahkan kaki pergi meninggalkan bayi tak berdosa itu.
Dijelaskan, Setelah beberapa lama ditinggal sendirian di tempat itu, tangis bayi mungil itu kemudian pecah. Suara tangis bayi mungil itu, urai Iptu Hasri, pertama kali didengar Suster Modesta Amsikan (58), yang tinggal di susteran/biara SSpS Santa Skolastika ketika ia hendak tidur.
• KRONOLOGI Penelantaran Bayi di Susteran SSpS Oesapa NTT, Benda Ini Ungkap Inisial Sang Ibu: MMW
"Awalnya Suster Modesta mengira suara anak kucing. Namum, suara tangis bayi makin kencang. Suster Modesta juga ragu untuk keluar dari pagar biara/susteran karena menduga ada orang iseng yang memiliki niat jahat untuk merampok," terangnya.
Namun, suara tangisan bayi makin membuatnya tidak nyaman, sehingga Suster Modesta berusaha menelepon suster lain. Namun, tidak ada yang merespon. Dua rekannya, suster Skolastika Jenau dan suster Kristin Maria Nahak juga sudah tidur sehingga mengabaikan telepon dari suster Modesta.
Beberapa menit berselang, jelas Iptu Hasri, suster Kristin terbangun. Sr. Kristin bersama Sr. Modesta, sesudah mendengar demikian memutuskan mencari sumber suara tangisan bayi. Keduanya kemudian mencari di aula, kapela hingga ke ruang tamu. Namun, tidak menemukan.
"Secara tak sengaja, Suster Kristin Maria Nahak, membuka kain jendela dan melihat kardus air minum disertai suara tangisan bayi. Saat memeriksa isi kardus, keduanya kaget karena di dalam kardus ada sesosok bayi yang menangis," paparnya.
• KEJAM BENAR! Ibu Muda Ini Tega Aniaya Bayi Kandung yang Masih Berusia 8 Hari, Direkam Lalu Dishare
Bayi perempuan dalam kardus, terang Iptu Hasri, mengenakan baju dan celana panjang warna kuning serta topi. Ada pula susu SGM, sepasang baju bayi warna kuning, selembar handuk kecil warna kuning, kain seloyor, salib kecil tanpa korpus, gelang rosario terbuat dari benang dan selembar surat ditulis tangan.