Renungan Harian Katolik

Memaknai Surat-surat dari Molokai – Hawaii ( 26 ): Verum Satisfactio: Kepuasan Sejati

Banyak pihak bertanya. Mengapa Pater Damian rajin mengadakan adorasi pribadi?

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
RD Maxi Un Bria (kiri) saat berada di Kalawao- Molokai, 3 Juni 2003 

Renungan Harian Katolik, Minggu 14 Juni 2020 
Memaknai Surat-Surat dari Molokai – Hawaii ( 26 ): Verum Satisfactio : Kepuasan Sejati

Oleh: RD. Maxi Un Bria

POS-KUPANG.COM - Spe alterius vitae; pengharapan akan kehidupan yang lain, yang tidak kelihatan secara lahiriah di bumi, telah menggelorakan hati Pater Damian untuk berkorban dalam pelayanannya bagi kaum kusta di Pulau Molokai.

Banyak pihak bertanya. Mengapa Pater Damian rajin mengadakan adorasi pribadi? Mengapa ia menyelenggarakan prosesi Sakramen Mahakudus yang sangat meriah di kampung kusta Molokai? Mengapa pula Damian sangat mencintai Ekaristi dan bahkan dalam keadaan sekarat karena menderita kusta pun ia masih berjuang untuk merayakannya bersama kaum kusta?

Apa yang membuatnya begitu terbuka untuk berbagi pengalaman dengan sahabat Pastor Chapman di London dan apa rahasia di balik ketaatan yang ikhlas kepada Uskup Koeckmann di Honolulu?

Jawabannya adalah karana ia sangat mencintai dan mengimani Yesus Kristus sebagai roti kehidupan. Roti yang dapat menghantarnya sampai kepada hidup yang kekal.

Berita tentang prosesi Sakramen Mahakudus di Kalawao- Molokai dimuat pada Majalah Ave Maria. Pater Damian dan para penderita terhibur saat membacanya.

Dalam suratnya kepada Pater Hudson di Indiana (USA), 23 November 1886, Pater Damian menulis, “Saya berharap dapat mempersembahkan misa setiap hari sebagai tanda syukur kepada para penderma yang telah menyumbangkan dua tabernakel. Saya berjanji akan mengadakan misa syukur sebanyak dua kali setiap hari, kecuali pada Hari Minggu dan Hari Raya, sampai kedua tabernakel itu tiba di sini” ( E. Brion, 1988: 69 ).

Pater Damian, selain mencintai Ekaristi Kudus, tekun memperkenalkan penghormatan Sakramen Mahakudus bagi kaum kusta. Karena itu pengiriman tabernakel tempat untuk ditakhtakannya Sakramen Mahakudus, sangat ia nantikan.

Pernyataan Yesus, “Akulah Roti kehidupan” meneguhkan hidup dan pelayanan Pater Damian. Ia yakin Yesus sebagai roti kehidupan selalu hadir dan menemani pelayanannya terhadap kaum kusta.

Penyatuan diri Pater Damian dengan Yesus dalam Ekaristi Kudus dan adorasi, membuat dia bertahan hidup dalam keterasingan Pulau Kusta Molokai.

Ia tidak lapar dan haus lagi terhadap kebutuhan-kebutuhan duniawi karena kepuasan sejati telah ditemukannya dalam diri Yesus Kristus, sang roti kehidupan.

Yesus Kristus adalah roti hidup yang telah mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa umat manusia.

Berbahagialah mereka yang telah percaya dan menerima Yesus sebagai roti kehidupan yang memberikan kepuasan rohani dan jaminan untuk hidup abadi.

“Akulah roti kehidupan. Siapa saja yang datang kepada-Ku ia tidak pernah akan lapar lagi, siapa saja yang percaya kepada-Ku ia tidak pernah akan haus lagi” ( Yoh 6:35 ).

Semoga seperti Pater Damian, kita pun dapat membuka hati dan siap sedia menyatukan diri dengan Yesus Kristus, roti kehidupan yang memberikan kepuasan sejati.

Doa. Tuhan satukanlah hati kami dengan hati-Mu dan anugerhkanlah kepada kami kepuasan yang sejati, amin.

Simak juga Video berikut:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved