Jalani Rapit Test Covid-19, Pria Di Rote Ndao, NTT, Malah Dinyatakan Reaktif Hamil, Kok Bisa?
Naomi menduga, petugas kesehatan yang menangani pasien ODP tidak menjalankan tugas secara baik, sehingga hasil yang dikeluarkan tidak sesuai.
Jalani Rapit Tes Covid-19, Pria Di Rote Ndao, NTT, Malah Dinyatakan Reaktif Hamil, Kok Bisa?
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Entah kenapa, tapi ini fakta yang terjadi di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, NTT.
Adalah Ariyanto Boik, pria asal Kabupaten Rote Ndao, menjalani rapid test, saat ia menjalani isolasi di rumah susun di daerah itu.
Hasil rapid test terhadap Ariyanto yang merupakan pelaku perjalanan dari area risiko, menunjukkan hal yang mengejutkan.
Ariyanto dinyatakan reaktif hamil.
• Ramalan Shio Anda Hari Ini, Minggu 14 Juni 2020, Malam Romantis Bagi Shio Babi, Monyet Hati-hati
• Ramalan Zodiak Minggu 14 Juni 2020 Leo Percaya Diri, Gemini Memukau Di Pesta, Scorpio Hanya Di Kamar
• Mantan KSAD, Jenderal Edhie Wibowo Meninggal Dunia, Karena Terkena Serangan Jantung
Hal inilah yang memicu amarah keluarga Ariyanto.
Mereka langsung mendatangi lokasi karantina di Dusun Ne'e, Desa Sanggaoen, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao.
Keluarga Ariyanto tak kuasa menahan emosi lantaran hasil laporan yang dikeluarkan oleh laboratorium rumah sakit setempat, bukannya hasil tes Covid-19, melainkan hasil tes kehamilan.
"Tadi kami protes dengan hasil ini dan kami langsung ke tempat karantina dan bertemu dengan penanggung jawabnya," ungkap kakak kandung Ariyanto, Ferdinan Boik, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6/2020).
Ferdinan menyebutkan, hasil rapid test itu terasa aneh dan membuat keluarga bingung.
Ferdinan pun mengaku, saat ini masih berada di lokasi karantina dan belum ada jawaban dari pihak pengelola karantina terhadap hasil tersebut.
"Petugas hanya pasrah saja. Katanya silakan lapor saja di mana pun," ujar dia.
Hal senada juga disampaikan keluarga lainnya, Naomi Toulasik, yang menyebut bahwa keluarga meragukan hasil rapid test itu.
Naomi menduga, petugas kesehatan yang menangani pasien ODP (orang dalam pemantauan) maupun pelaku perjalanan dari area risiko, dan kini dikarantina di Rusun Ne'e, tidak menjalankan tugas dengan baik.
Oleh karena itu, hasil yang dikeluarkan tidak sesuai dengan tujuan pemeriksaan tersebut