Kabar Duka

INALILLAHI! Kabar Duka Datang dari Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, Agus Yudhoyono Berduka

Innalillaahi Wainna Ilaihi Rojiun. Kabar duka datang dari Jenderal TNI Purn Pramono Edhi Wibowo.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Tribunnews.com
Pramono Edhie Wibowo Meninggal Dunia 

INALILLAHI! Kabar Duka Datang dari Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, Agus Harimurti Berduka

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Innalillaahi Wainna Ilaihi Rojiun. Kabar duka datang dari Jenderal TNI Purn Pramono Edhi Wibowo.

Paman dari Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) itu meninggal dunia, Sabtu 13 Juni 2020.

Kabar duka itu disampaikan AHY di akun twitter miliknya @AgusYudhoyono

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, telah meninggal dunia Paman kami, Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, adik dr Ibu Ani Yudhoyono. Kepala Staf Angkatan Darat (2011-2013), yg juga kader utama
@PDemokrat Hari ini (13/6) sekitar pukul 19.30 WIB karena sakit," tulis AHY.

"Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan Almarhum semasa hidup," tulis AHY lagi.

"Semoga beliau husnul khatimah, segala amal ibadah & pengabdian beliau diterima, diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin YRA," tulisnya.

Mengutip wikipedia Jenderal TNI (Purn.) Pramono Edhie Wibowo (lahir di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, 5 Mei 1955 – meninggal di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 13 Juni 2020 pada umur 65 tahun.

Ia adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden nomor: 40/TNI/2011, menggantikan Jenderal TNI George Toisutta.

Ketika itu, pengangkatannya sebagai KSAD menuai protes dari berbagai kalangan seperti KontraS yang menganggap bahwa terdapat unsur nepotisme karena Pramono Edhie merupakan ipar dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri.

Sebelumnya, Pramono pernah menjabat sebagai Panglima Kostrad dan pada tahun 2009 juga pernah menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi.[3][4] Ayahnya, Letjen TNI (Purn.) 

Sarwo Edhie Wibowo, juga merupakan mantan Komandan RPKAD yang turut andil dalam penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI.

Pada Mei 2013, karena ia telah memasuki masa pensiun, posisinya sebagai KSAD digantikan oleh Letjen TNI Moeldoko.

Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Cimacan, Kabupaten Cianjur, pada 13 Juni 2020 karena serangan jantung.

Karier militer

Dengan latar belakang keluarga yang juga berasal dari militer, perjalanan karier militer Pramono Edhie Wibowo terbilang cukup bersinar.

Sebagai lulusan Akademi Militer pada tahun 1980, Pramono Edhie ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassandha.

Setelah menjadi perwira Operasi Grup I Kopassandha pada tahun 1981, pada tahun 1984 Pramono ditunjuk sebagai Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha.

Pada tahun 1995, Pramono menempuh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Satu tahun kemudian, Pramono menjabat sebagai Perwira Intel Operasi grup I Kopassus.

Bernaung dalam tenda Kopassus, Pramono kemudian menjabat sebagai wakil komandan Grup 1/Kopassus pada tahun 1996, dan terpilih menjadi Komandan Grup 1/Kopassus dua tahun kemudian.[6]

Setelah reformasi bergulir, karier Pramono terus berkembang. Apalagi saat Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pramono terpilih menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.

Pada tahun yang sama, Pramono menempuh Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI), dan kemudian menjabat sebagai Perwira Tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Sesko TNI 2004.

Karier Pramono terus meningkat, sehingga dia menjadi Wakil Danjen Kopassus pada 2005, Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro pada tahun 2007, dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD pada tahun 2008 hingga tahun 2009.

Pada tahun 2009, Pramono menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi serta ditunjuk menjadi Panglima Kostrad (Pangkostrad) pada tahun 2010.[6]

Pada tahun 2011, Pramono dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal TNI George Toisutta. Inilah puncak karier Pramono Edhie sebelum akhirnya pensiun secara resmi dari militer pada Mei 2013.[6]

Pendidikan militer

Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) - 1980.

Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sesko AD) - 1995.

Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) - 2001.

Riwayat Jabatan

Komandan Pleton Grup I Kopassandha (1980-1981)

Perwira Operasi Grup I Kopassandha (1981)

Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha (1984)

Dik Seskoad (1995)

Kasi Ops Grup 1 Kopassus (1994-1996)

Perwira Intel Operasi grup I Kopassus (1996)

Wakil komandan Grup 1/Kopassus (1996-1998)

Komandan Grup 1/Kopassus (1998-2001)

Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri (2001)

Dikreg Sesko TNI (2001)

Perwira Tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Sesko TNI (2004-2005)

Wakil Danjen Kopassus (2005-2007)

Kasdam IV/Diponegoro (2007-2008)

Danjen Kopassus (2008-2009)

Pangdam III/Siliwangi (2009-2010)

Panglima Kostrad (2010-2011)

Kepala Staf Angkatan Darat (2011-2013)

Karier politik

Setelah pensiun dari dunia militer, ia masuk ke dunia politik, bergabung dengan Partai Demokrat dan menjadi

salah satu anggota Dewan Pembina partai sejak Juni 2013.[7] Pramono Edhie Wibowo juga menjadi salah satu

kandidat peserta Konvensi Capres Partai Demokrat bersama 10 orang kandidat lainnya.[6] Kesepuluh

peserta konvensi lainnya adalah Hayono Isman, Marzuki Alie, dan Sinyo Harry Sarundajang yang merupakan

kader partai. Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Gita Wirjawan, Irman

Gusman dan Endriartono Sutarto yang berasal dari luar partai. Ia dan Endriartono merupakan peserta yang

berasal dari latar belakang militer.

Pada 16 Mei 2014, Partai Demokrat mengumumkan hasil Konvensi Capres, Pramono Edhie Wibowo menempati posisi kedua setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved