Gereja Kristen Sumba Siap Ikuti Protokol Kesehatan Saat New Normal
new normal itu budaya baru, memang sakit, sekarang gereja melakukan pertemuan secara virtual atau online. Namun, ketika sudah new normal,maka hal s
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/WAINGAPU - Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS) siap melakukan protokol kesehatan ketika menggelar kebaktian atau ibadah di gereja. Protokol kesehatan itu adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Sinode GKS, Pdt. Alfred Dj. Samani, S. Th, M.Si, Jumat (12/6/2020).
Pdt. Alfred menyampaikan hal itu saat mengikuti rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda ) Sumba Timur di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi.
Menurut Alfred, GKS siap melakukan protokol kesehatan saat kegiatan keagamaan pada kondisi new normal.
"Untuk beribadah nanti kita tetap mengikuti protokol kesehatan.
Memang ada kendala soal alat pemeriksaan suhu tubuh,karena tidak semua gereja di Sumba memiliki Thermo Gun," kata Alfred.
Sedangkan, cuci tangan dan menjaga jarak akan diatur oleh setiap gereja sesuai dengan surat edaran pemerintah dan juga dari PGI.
"Tapi jangan begitu lalu masyarakat tidak datang beribadah. Saya harapkan para camat dan kepala desa hanya karena tidak ada alat itu kemudian larang tidak boleh beribadah," katanya.
Menurut Alfred, Sinode GKS telah mengeluarkan surat ke seluruh gereja di Pulau Sumba menjelang new normal dan sesuai edaran Gubernur NTT dimulai tanggal 15 Juni, tetapi di GKS ada yang beribadah pada tanggal 14 Juni dengan mengikuti semua ketentuan yang berlaku.
"Ada surat edaran pemerintah dan surat edaran PGI yang kami gunakan sebagai rujukan untuk gereja melakukan protap yang ada, sehingga mereka tidak bingung terhadap semua hal yang ada saat ini.
Di Sumba barat ada yang menelpon saya katanya harus minta izin, saya bilang edaran bapak Gubernur NTT tidak menyatakan atau bicara minta izin. Ini perlu diluruskan supaya jangan ibadah menjadi persoalan, seolah-olah kita ini bangun gereja baru dan minta izin," jelasnya.
Dikatakan, toh jika dilihat dari peta bisa dilihat bahwa Kabupaten Sumba Tengah,Sumba Barat dan Sumba Barat Daya adalah zona hijau. Di Sumba Timur ada kasus positif, tapi hanya di Kecamatan Kanatang dan Kambera.
"Jadi saya katakan teman pendeta di wilayah barat bahwa ketemu pemerintah dan lapor bahwa kita mau ibadah. Karena itu juga penegasan pemerintah bahwa tanggal 15 Juni mulai beraktivitas.
Kami koordinasi dengan PGI dan PGI beri catatan agar berhati-hati dengan Pandemi Corona yang belum menunjukkan penurunan signifikan," ujarnya.
Pdt. Alfred juga mengakui kuatir dengan istilah new normal, yang mana jangan sampai masyarakat hanya melihat kata normal.
"Saya kuatir masyarakat ini hanya menggunakan kata normal dan kata new tidak.
Bayangkan masker kita bagi tidak ada yang pakai. Anak yang jual sayur di pasar kejar pembeli tidak pakai masker. Karena itu, saya katakan bahwa , masa transisi membutuhkan ketegasan. TNI Polri lakukan tilang saja," kata Pdt
Alfred.