Dukung Kehadiran Observatorium, PLN Bangun Jaringan ke Pelosok Lelogama

PLN UPPK Kupang berhasil melakukan komisioning test jaringan listrik yang dikerjakan di jalur trans Bokong-Lelogama.

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Hermina Pello
ISTIMEWA
Pihak PLN NTT sedang membangun jaringan 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UPPK ) Kupang berhasil melakukan komisioning test jaringan listrik yang dikerjakan di jalur trans Bokong-Lelogama.

Tepatnya di Desa Kauniki, Kecamatan Takari, dan Desa Ohaem 2, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Senin (8/6). Jaringan listrik mencakup seluruh dusun dari Desa Kauniki dan Desa Ohaem 2 demi percepatan penyalaan 24 jam jaringan listrik sistem Lelogama.

Manager UPPK Kupang, R Cahyo Gunadi, kepada Pos Kupang, Jumat (12/6), mengatakan, masyarakat Desa Fatumetan, Leloboko, Oelbanu, Oh Aem dan Kelurahan Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan serta Desa Fatumonas, Binafun, Bonmuti dan Bitobe Kecamatan Amfoang Tengah, dalam waktu dekat akan menikmati listrik 24 jam. Sebelumnya listrik menyala hanya 12 jam saja.

Gunadi mengatakan, dengan beroperasinya jaringan tersebut, nantinya sistem Lelogama yang melistriki Kecamatan Amfoang Selatan dan Amfoang Tengah.

Pelanggan PLN Akui Ada Kenaikan Pemakaian Listrik

Sistem Lelogama, katanya, akan disuplai dari sistem kelistrikan PLN ULP Soe melaui penyulang Batu Putih yang bersumber dari Gardu Induk Nonohonis. Ke depan, katanya, di daerah ini akan dibangun fasilitas observatorium terbesar di Indonesia milik Lapan di Pegunungan Timau menjadi babak baru keantariksaan Indonesia.

Kawasan tersebut, kata Gunadi, akan menjadi lokasi yang tepat bagi Lapan sebagai lokasi pembangunan Observatorium Nasional penganti Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat.

Dikatakan, Gunadi, pembangunan jaringan listrik desa tersebut bertujuan untuk mempercepat interkoneksi listrik antara jaringan listrik sistem Lelogama dengan jaringan Batu Putih yang disupply dari Sitem Kelistrikan Soe yang sebelumnya beroperasi hanya 12 jam menjadi 24 jam.

Ini Tujuan Penerbangan TransNusa yang Terbang Kembali 22 Juni

"Jaringan listrik desa di Desa Kauniki dan Desa Ohaem 2 dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 16,864 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan jarak 13,171 kms serta total Gardu mencapai 100 kVA," katanya.

Selain itu, lanjut Gunadi, tujuan percepatan 24 jam sistem Lelogama juga untuk penyediaan listrik bagi fasilitas observatorium terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Menurutnya, ke lokasi tersebut dapat ditempuh dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam dari Kota Kupang.

Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Ignatius Rendroyoko, Jumat (12/6), mengatakan sampai saat ini PLN terus berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik hingga ke pelosok negeri.

"Di tengah pandemi Covid-19 di NTT, kami terus bergerak dan hingga Mei 2020, PLN sudah berhasil melistriki 69 Desa dan semua pembangunan jaringan ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT dimana hingga bulan April 2020 Rasio Elektrifikasi sudah mencapai 86,26% dan Rasio Desa Berlistrik hingga Mei 2020 sudah mencapai angka 93,32 persen," tuturnya.

Salah warga Lelogama, Dedi Pairikas, yang menyaksikan proses pembangunan jaringan listrik menyampaikan, rasa syukurnya. Karena, sedikit lagi mereka akan menikmati listrik 24 jam menyala. Kabel dari Desa Hueknutu sudah sampai ke tempat mereka.

"Kami berharap setelah listrik menyala 24 jam, kami punya kulkas bisa menyimpan es 1 hari penuh," kata Dedi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved