Nyeri Dada Tak Selamanya Penyakit Jantung, Kenali 9 Gejala dan Simak Yuk Penjelasan Berikut
Penuruan aliran darah ke jantung tersebut bisa disebabkan oleh pembuluh koroner yang menyempit atau tersumbat tumpukan lemak.
Kemampuan Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu bisa membantu dokter untuk menduga diagnosis penyebab nyeri dada bahkan sebelum pemeriksaan dimulai.
Selain mengidentifikasi ciri keluhan yang dirasakan, penyebab nyeri dada bisa juga diketahui dengan pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis dari dokter.
Berikut beberapa pilihan pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan, terutama untuk memastikan ada tidaknya penyakit jantung:
1. Elektrokardiogram (EKG)
Melansir Buku Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner (2008) oleh Prof Dr. Petr Kabo, EKG masih menjadi alat yang paling cepat dan paling murah untuk mendeteksi penyakit jantung koroner (PJK).
Akan tetapi hasilnya tidak bisa memberi gambaran 100 persen tepat karena masih ada beberapa kondisi yang bukan PKJ, tetapi dapat mengakibatkan aliran darah arteri koroner terganggu sehingga mengaburkan hasil catatan EKG.
Di antaranya, yakni tekanan darah terlalu tinggi atau terlalu rendah, anemia, kegemukan atau penyakit katup.
Dengan begitu, kesimpulan terakhir mengenai ada tidaknya PJK harus berdasarkan semua hasil pemeriksaan termasuk gejala, tanda, hasil laboratorium, juga usia dan faktor risiko lainnya.
Tes ini digunakan untuk mengetahui dan melihat aliran darah pada jantung apakah aliran darah tersebut terhambat atau memiliki gejala serangan jantung.
Apabila dalam pemeriksaan EKG ditemukan ada tanda PJK atau gangguan irama jantung, biasanya diperlukan pemeriksaan tahap kedua untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit.
Pemeriksaan tahap kedua bisa dilakukan dengan tes treadmill atau exercise stress testing (uji latih jantung dengan beban).
2. Treamill
Exercise testing adalah salah satu tes yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis apakah seseorang menderita penyakit jantung dan juga untuk menstratifikasi berat ringannya penyakit jantung koroner tersebut.
Selain itu, tes treadmill juga dapat dipakai untuk mengukur kapasitas jantung, gangguan irama, dan lain-lain.
Tes ini sebenarnya menilai perubahan gambaran EKG pada waktu jantung diberi beban, yaitu exercise.
Exercise yang diberikan bisa berupa naik turun tangga, bersepeda status atau dengan treadmill.
Saat ini tes treadmill dengan Bruce protocol adalah yang paling umum dipakai di seluruh dunia.
Hasil tes treadmill secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni positif atau negatif.
Apabila pada waktu exercise pasien mengeluh nyeri dada kiri atau sesak disertai tanda iskemik pada EKG, pasien ini disebut tes treadmill positif.
Artinya, pada waktu jantung dipacu atau diberi beban terjadi kekurangan suplai darah ke otot jantung.
Makin cepat timbul nyeri dada atau perubahan EKG pada waktu exercise, maka kian berat iskemia miokard yang diderita pasien.
Sebagai contoh, pasien yang pada 3 menit pertama sudah mengalami nyeri dada dan perubahan EKG dikategorikan sebagai positif berat.
Pasien dengan golongan ini dianjurkan untuk kateterisasi jantung.
Sementara, apabila keluhan dan perubahan EKG timbul pada menit ke-9 atau lebih, maka hasil treadmill tetap dinyataka positif, tetapi positif ringan.
Pasa kasus ini, pasien belum perlu dilakukan tindakan kateterisasi kecuali pasien memiliki banyak faktor risiko. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kenali Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung, https://bangka.tribunnews.com/2020/06/09/kenali-penyebab-nyeri-dada-selain-penyakit-jantung?page=all.