Cuma Sosok Ini yang Berani Tampar Presiden Soeharto di Hadapan Prajurit, Orangnya Kuat dan Terlatih
Cuma Sosok Ini yang Berani Tampar Presiden Soeharto di Hadapan Prajurit, Orangnya Kuat dan Terlatih
POS-KUPANG.COM- Tahukan kamu jika presiden Soekarno pernah ditampar seseorang? Ya waktu masih muda dan berada di militer Soeharto ditampar pendiri Kopasus.
Sebagai seorang prajurit Soeharto muda juga harus menerima pelajaran dan hukuman dari atasnnya. Bahkan dia pernah ditampar atasannya
Sosok yang menampar Pak Harto itu tak lain adalah Alex Evert Kawilarang, yang saat itu menjabat sebagai Panglima selaku atasan dari Letkol Soeharto.
• Berlaku Mulai Januari 2021, Ini Besaran Pemotongan Gaji PNS dan Karyawan Swasta Untuk Iuran Tapera
• Dipenjara karena Kasus Narkoba, Unggahan Terbaru Lucinta Luna di Instagram Bikin Fans Rindu
• Anda Menderita Sakit Jantung? Hati-hati agar Tidak Ditelan Covid-19, Begini Cara Mencegahnya!
Saat Soeharto muda masih aktif di militer, dia dikabarkan pernah ditampar oleh seorang panglima militer yang sekaligus pendiri Kopassus
Kisah penamparan Soeharto oleh Alex Evert Kawilarang ini ada dalam buku 'Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1975-1983' tulisan David Jenkins (1984)
Sekitar tahun 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex Kawilarang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman.
Namun Soekarno justru menyodorkan sebuah radiogram yang baru saja diterimanya yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar.
Brigade Mataram, pasukan yang seharusnya mempertahankan kota Makassar saat itu juga dilaporkan telah mundur ke Lapangan Udara Mandai.
• Kajari Sumba Timur Belum Terima Pengaduan Kasus Penyaluran Bantuan Pandemi Covid-19
• Paus Fransiskus Imbau Rakyat Italia tak Lengah Seusai Puncak Wabah Corona
Mendengar radiogram tersebut, Kawilarang marah besar dan segera kembali ke Makassar.
Setibanya di lapangan udara Mandai, ia langsung memarahi Komandan Brigade Mataram, Letkol Soeharto, sambil menamparnya.
"Sirkus apa-apaan nih?" kata Kolonel Alex Kawilarang sambil menampar pipi Letkol Soeharto.
Soeharto dan Alex Kawilarang (istimewa)
Bagaimana reaksi Soeharto? beliau hanya bisa menahan sakit sambil bersungut-sungut karena kelalaiannya dalam menjalankan tugas.
Dilansir dari Wikipedia, Dalam satu wawancara, Kawilarang membantah bahwa ia menyerang Soeharto, tetapi ia mengakui bahwa dia harus menegurnya pada waktu itu
• Berlaku Mulai Januari 2021, Ini Besaran Pemotongan Gaji PNS dan Karyawan Swasta Untuk Iuran Tapera
• Kajari Sumba Timur Belum Terima Pengaduan Kasus Penyaluran Bantuan Pandemi Covid-19
• Es Teh Ternyata Simpan Bahaya Ini untuk Tubuh, Simak Yuk !
• Kajari Sumba Timur Belum Terima Pengaduan Kasus Penyaluran Bantuan Pandemi Covid-19
Dilansir dari laman kopassus.mil.id, Alex Kawilarang lahir di Jakarta 23 Pebruari 1920.
Jabatan terakhir dalam pemerintahan resmi adalah Atase Militer di KBRI Washington (1957).
Setelah tahun itu nama Alex Kawilarang lebih sering dihubung-hubungkan dengan angkatan perang PRRI/Permesta (1959).
Alex Kawilarang dikenal sebagai seorang yang berdarah militer.
Ayahnya seorang perwira KNIL yang pada tahun 1910 sudah mendapat pendidikan sekolah perwira di Jatinegara.
Alex Kawilarang (wikipedia)
Alex Kawilarang sendiri setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Bandung masuk CORO (Corps Opleiding Reserve Officieren =Korps Pendidikan Perwira Cadangan)
Pada tahun 1941, Alex Kawilarang masuk Koninklijk Militair Academia=Akademi Militer Kerajaan (KMA), yang dipindahkan dari Breda (Belanda) ke Hindia setelah serbua Jerman atas Belanda (1940).
• Kodim 1618 TTU Kembali Lakukan Binter
• Berlaku Mulai Januari 2021, Ini Besaran Pemotongan Gaji PNS dan Karyawan Swasta Untuk Iuran Tapera
• Anda Menderita Sakit Jantung? Hati-hati agar Tidak Ditelan Covid-19, Begini Cara Mencegahnya!
• Paus Fransiskus Imbau Rakyat Italia tak Lengah Seusai Puncak Wabah Corona
• China Akan Jadikan Vaksin COVID-19 sebagai Barang Bebas Global
Karena dinililai sangat cakap, Alex Kawilarang ditunjuk menjadi instruktur pada akademi militer tersebut dan ikut bertempur melawan Jepang, bahkan ia pernah merasakan siksaan sebagai tawanan Jepang.
Pada awal revolusi Alex Kawilarang bersama sejumlah rekannya di CORO dan KMA ikut menyusun tentara keamanan rakyat di wilayah Jawa Barat.
Pada awal 1946 Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Brigade II untuk wilayah yang mencakup Cianjur, Bogor dan Sukabumi dengan pangkat Letnan Kolonel.
Dalam Agresi Belanda pertama (pertengahan 1947), Alex Kawilarang mendapat ultimatum dari Belanda untuk menyerah, akan tetapi Alex Kawilarang menjawab bahwa ia bersama rekannya lebih suka mati dari pada menyerah.
Kota Sukanegara yang menjadi markas Brigade II direbut Belanda, namun Alex Kawilarang telah membumihanguskannya terlebih dahulu.
Seiring dengan berlakunya Perjanjian Renville, Alex Kawilarang ikut pindah ke Yogyakarta.
• Kodim 1618 TTU Kembali Lakukan Binter
• Berlaku Mulai Januari 2021, Ini Besaran Pemotongan Gaji PNS dan Karyawan Swasta Untuk Iuran Tapera
• Anda Menderita Sakit Jantung? Hati-hati agar Tidak Ditelan Covid-19, Begini Cara Mencegahnya!
• Paus Fransiskus Imbau Rakyat Italia tak Lengah Seusai Puncak Wabah Corona
Pada bulan Agustus 1948 Alex Kawilarang dikirim ke Sumatera untuk ikut mengadakan reorganisasi ketentaraan di sana.
Setelah penyerahan kedaulatan ia diangkat sebagai Panglima Teritorium Sumatera Utara dan berkedudukan sebagai Gubernur Militer (1950).
Alex Kawilarang kemudian ditugaskan untuk menumpas pemberontakan militer Andi Azis di Sulawesi Selatan.
Dalam operasi tersebut ia diangkat sebagai Panglima dari semua satuan (darat, laut dan udara) yang bertugas menjalankan operasi di wilayah Indonesia Timur.
Setelah pemberontakan tersebut berhasil ditumpas, Alex Kawilarang kembali ditugaskan untuk mengatasi pemberontakan RMS di Maluku dan Kahar Muzakar.
Pada bulan Nopember 1951, Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Teritorium III Jawa Barat dengan pangkat Letnan Kolonel.
• Berlaku Mulai Januari 2021, Ini Besaran Pemotongan Gaji PNS dan Karyawan Swasta Untuk Iuran Tapera
• Kajari Sumba Timur Belum Terima Pengaduan Kasus Penyaluran Bantuan Pandemi Covid-19
• China Akan Jadikan Vaksin COVID-19 sebagai Barang Bebas Global
• Anda Menderita Sakit Jantung? Hati-hati agar Tidak Ditelan Covid-19, Begini Cara Mencegahnya!
• Es Teh Ternyata Simpan Bahaya Ini untuk Tubuh, Simak Yuk !
Pada saat inilah Alex Kawilarang memprakarsai dibentuknya Kesatuan Komando yang terlatih bertempur dalam satuan-satuan kecil yang serba bisa dan dapat diandalkan.
Sebagai Panglima Divisi Siliwangi ia terjun langsung dalam penumpasan gerombolan Darul Islam pimpinan Karto Suwiryo.
Alex Kawilarang diangkat sebagai Atase Militer di KBRI Washington hingga tahun 1957.
Ia selanjutnya mengajukan pengunduran diri karena tidak setuju dengan kebijaksanaan pemerintah pusat dalam menangani kasus Permesta.
Sejak saat itu namanya sering dicantumkan sebagai Kepala Staf Angkatan Perang PRRI/Permesta.
Latihan Khusus Pasukan Baret Merah
Mengenal lebih dalam pasukan kopassus, mungkin banyak orang bertanya-tanya seperti apa latihan para prajurit baret merah ini
Sebagai pasukan khusus, tentunya latihan prajurit Kopassus agak 'berbeda' dan memang dilatih secara khusus di beberapa bidang tertentu.
Latihan prajurit Kopassus sempat diceritakan oleh mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo dalam bukunya yang berjudul 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan'
Dalam buku biografinya, Pramono Edhie Wibowo yang juga pernah bertugas di krops baret merah itu menceritakan latihan terberat prajurit Kopassus sudah menanti saat sampai di Cilacap.
Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini, materi latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.
Para prajurit Kopassus harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” tulis Pramono dalam bukunya
• Kodim 1618 TTU Kembali Lakukan Binter
• Berlaku Mulai Januari 2021, Ini Besaran Pemotongan Gaji PNS dan Karyawan Swasta Untuk Iuran Tapera
• Anda Menderita Sakit Jantung? Hati-hati agar Tidak Ditelan Covid-19, Begini Cara Mencegahnya!
• Paus Fransiskus Imbau Rakyat Italia tak Lengah Seusai Puncak Wabah Corona
Dalam latihan itu, para calon prajurit Kopassus dilepas tanpa bekal pada pagi hari, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.
Selama “pelolosan”, calon prajurit Kopassus harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Dalam pelolosan itu, kalau ada prajurit yang tertangkap maka berarti itu merupakan 'neraka' baginya karena dia akan diinterogasi seperti dalam perang.
Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.
Dalam kondisi seperti itu, para prajurit Kopassus harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.
Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka.
Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.
Selama tiga hari pra prajurit Kopassus menjalani latihan di kamp tawanan.
Dalam kamp tawanan ini semua prajurit Kopassus akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.
“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa. Namun, para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” tulis Pramono Edhie.
Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan.
Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70.
Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.
“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa,” tutup mantan Danjen Kopassus ini
Artikel ini telah tayang di surya.co.id http://surabaya.tribunnews.com/2019/05/03/sosok-pendiri-kopassus-yang-dikabarkan-pernah-tampar-soeharto-muda-punya-banyak-pengalaman-tempur?page=all.