Begini Alasanya Mengapa Golongan Darah A Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19 Dibandingkan Darah O
Jumlah pasien sembuh di Indonesia sampai kemarin baru tercatat 9.443 orang atau 32.0% juga jauh di bawah rata-rata dunia.
Orang yang memiliki darah tipe A 50 persen lebih mungkin untuk sakit sehingga mereka membutuhkan bantuan oksigen atau bahkan untuk memakai ventilator.
Darah Tipe O, di sisi lain, dikaitkan dengan kemungkinan penyakit parah yang lebih rendah.
Hubungan aneh antara darah Tipe A dan Covid-19 yang parah pertama kali diidentifikasi di China, tetapi data itu bisa saja mencerminkan anomali.
Para peneliti masih belum tahu pasti bagaimana dengan varian gen ini yang mengarah ke darah Tipe A akan membuat seseorang lebih rentan terhadap coronavirus.
Tetapi mungkin berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
Respons imun yang tidak terkendali bertanggung jawab atas peradangan yang membanjiri paru-paru dan organ-organ lain ketika tubuh berusaha melawan coronavirus.
Respons kekebalan - yang dipicu oleh apa yang disebut 'badai sitokin' yang terdiri dari kelebihan sel-sel pensinyalan kekebalan tubuh - sering kali inilah yang pada akhirnya membunuh korban virus coronavirus, yang bekerja bersama dengan infeksi itu sendiri.
Gen yang mengkode protein pensinyalan sistem kekebalan juga merupakan tetangga dari sedikit DNA yang mengkode darah Tipe A.
Pria Botak Lebih Berisiko
Penelitian Virus Corona terbaru menunjukkan hasil yang mengejutkan bagi, khususnya bagi para lelaki.
Ternyata, tingkat kebotakan seseorang sangat berpengaruh terhadap serangan virus SARS-CoV-2 yang menyebkan penyakit Covid-19.
Penelitian terbaru Virus Corona menunjukkan, pria botak dapat berisiko lebih tinggi meninggal akibat Coronavirus.
Kenapa pria botak lebih berisiko meninggal terkena Virus Corona?
Jawabannya, karena hormon yang dimiliki pria botak membantu sel-sel virus melakukan serangan.
Demikian kesimpulan para ilmuwan di Amerika Serikat.