Tebar Ancaman,Kim Yo Jong Adik Kim Jong Un Akan Batalkan Perjanjian Militer dengan Korsel Gegara Ini
Kim Yo Jong ancam akan batalkan kerja sama militer dengan Korsel gara-gara temukan 500 poster anti Pyongyang
Kim Yo Jong dengan jelas menunjuk masalah pamlet provokatif tersebut sebagai sebab dirinya memberikan ancaman.
Hal tersebut lantaran awal pekan ini pihaknya menemukan 500.000 pamflet anti-Pyongyang di wilayah sekitar perbatasan kedua negara.
Seluruh pamflet tersebut dibawa oleh balon dan tertulis pesan yang mengkritik kebijakan Kim Jong Un dan senjata nuklir yang dimiliki Korea Utara.
Sehingga, Kim Yo Jong tak segan mengatakan otak dibalik pamflet tersebut sebagai 'pembelot sampah' dan 'manusia anjing sampah'.
Kim Yo Jong tak ingin lagi mendengar pembelaan Korea Selatan dalam menganggap aksi tersebut sebagai kebebasan berekspresi atau mengutarakan pendapat.
"Jika mereka benar-benar menghargai perjanjian Korea Utara-Korea Selatan, dan ingin mewujudkan semua perjanjian yang telah dibahas, mereka harus membersihkan rumah mereka dari 'sampah' sebelum mengatakan akan menjadi pendukung (Korea Utara)," tegas Kim Yo Jong.
• Inilah Kim Yo Jong Adik yang Bakal Ganti Sang Kakak Pimpin Korea Utara, Wanita Ini Bisa Lebih Kejam
"Mereka setidaknya harus membuat undang-undang agar lelucon memalukan seperti itu bisa dicegah," lanjutnya.
Disebut sebagai aksi kebebasan berekspresi oleh Korea Selatan
Kim Yo-jong mendampingi kakaknya, Kim Jong-un, mengunjungi satu unit militer Korea Utara pada 2015. (KCNA)
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah memberikan teguran pada pelaku penyebar pamflet anti-Pyongyang tersebut.
Pemerintah negeri gingseng tersebut khawatir jika aksi terus dilakukan maka bisa membahayakan penduduk Korea Selatan yang berada dekat dengan perbatasan.
Terlebih Korea Utara adalah negara yang tak segan menggunakan kekuatan militernya untuk 'melindungi diri'.
Namun kelompok pembelot kerap mengabaikan imbauan tersebut dengan alasan mereka memiliki hak untuk mengekspresikan pendapatnya.
Selain itu, berdasarkan hukum yang berlaku di Korea Selatan, perbuatan demikian masih belum dilarang.
Pernyataan tegas tersebut terakhir muncul ketika hubungan bilateral Korea Utara-Korea Selatan terhenti karena adanya titik buntu saat merundingkan perihal denuklirisasi.
Tepatnya sejak pertemuan antara Prongyang dan Washington pada Februari lalu, yang tidak menghasilkan kesepakatan apapun.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)