Numba Ende Kritis Pasien Covid-19 Terbaru Transmisi Lokal, Warga Reaktif Tolak Dikarantina
Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan tiga pasien Covid-19 di Kabupaten Ende
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | ENDE - Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Timur ( Provinsi NTT) kemarin, Minggu (31/5/2020) mengumumkan ada tambahan tiga pasien Covid-19 di Kabupaten Ende.
Dokter Muna Fatma, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Ende kepada POS-KUPANG.COM di Kantor Bupati Ende, Senin (1/6/2020) tambahan tiga pasien terbaru tersebut merupakan transmisi lokal dari Dusun Numba Besar, Desa Raporendu Kecamatan Nangapanda.
• Peringati Hari Lahir Pancasila, SPMB Bagikan Puluhan Paket Sembako Bagi Warga Terdampak Covid-19
Dengan adanya tambahan tiga pasien tersebut maka pasien Covid-19 di Kabupaten Ende mencapai sembilan (9)orang, tujuh (7) dari Dusun Numba dan duanya dari Klaster Magetan, asal Ende Selatan dan Ende Timur.
"Jadi yang terbanyak sekarang dari Dusun Numba Besar, ada tujuh orang, empat orang sebelumnya, Klaster Gowa dan tiga yang baru ini masuk transmisi lokal," ungkap dr. Muna Fatma.
Dia jelaskan, tiga pasien tersebut merupakan transmisi lokal, karena berkontak erat dengan pasien 01 Covid-19 yang mana pasien 01 bukan pelaku perjalanan ke Gowa.
• Walaupun New Normal, KBM di Malaka Jangan Abaikan Protokoler Kesehatan
"Begini pasien 01 itu bukan pelaku perjalanan ke Gowa, dia kena imbas dari pelaku perjalanan ke Gowa, nah mereka yang positif Covid-19 terbaru ini tiga orang, kita sebut transmisi lokal," jelasnya.
Menurutnya, tiga pasien Covid-19 tramisi lokal tersebut sudah dievakuasi ke RUSD Ende pasca terkonfirmasi positif Covid-19. "Dan saat ini mereka tengah diisolasi dan mendapat penanganan medis di RSUD Ende," ungkapnya.
Dia katakan, langkah berikut Gugus Tugas Covid-19 kembali melakukan tracing di Dusun Numba Besar. Namun mereka perlu melakukan pendekatan terhadap warga agar mau ditracing.
Dokter Muna Fatma menuturkan, tiga warga Numba yang sebelumnya sudah dinyatakan reaktif rapit tes hingga hari ini masih bersikukuh menolak untuk dikarantina secara terpusat di Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Ende.
Menurutnya, tiga warga tersebut, merupakan hasil tracing yang dilakukan Gugus Tugas Covid-19 Ende pekan lalu, yang mana dari 65 orang terdapat 13 warga reaktif rapit tes, 10 berhasil dievakuasi dan dikarantina terpusat dan tiga masih tetap menolak.
Sementara itu Kades Raporendu Ode Madi Haris beberapa waktu lalu kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, dampak sosial dan ekonomi sudah mulai dirasakan warga Numba sejak adanya pasien 01 yang berasal dari Numba.
Dia jelaskan, Warga Dusun Numba Besar yang sedang dikarantina terpusat termasuk dirinya, sebagian besar kepala keluarga, sedang dilema dengan situasi yang tengah mereka hadapi.
Mereka sedang menjalani karantina terpusat di Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Ende pasca dinyatakan reaktif rapid tes, sementara anak dan isteri di rumah sedang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Tidak apa-apa nama saya ditulis, kalau saya juga reaktif rapid tes dan saat ini tengah dikarantina terpusat. Saya sendiri juga tentu memikirkan bagaimana isteri dan anak saya di rumah," ungkapnya.
Ia mengatakan, setiap hari isteri mereka di rumah menelfon menanyakan kapan bisa kembali ke rumah.
"Karena isteri dan anak-anak di rumah memang kondisi sulit, sulit cari makan. Saya dan warga Numba yang di sini taat pada pemerintah tapi bagaimana anak dan isteri kami di rumah," keluhnya.
Dia menceritakan, karena sedih dan gelisah dengan kondisi anak dan isteri di rumah beberapa dari mereka sempat menyatakan niat untuk kabur dari tempat karantina.
"Saya ingatkan mereka, jangan! Dan mereka masih dengar saya, tapi sebagai Kepala Desa saya prihatin dengan kondisi ini," ungkapnya.
Menurut Haris yang berniat kabur sesungguhnya bukan karena mereka tidak taat tetapi kondisi yang mereka hadapi benar-benar membuat mereka dilema.
Haris berharap, rencana Pemerintah Kabupaten Ende karantina wilayah Dusun Numba Besar direalisasikan.
"Sebagaimana informasi yang peroleh, bahwa kalau karantina dusun Numba Besar, logistik kebutuhan hidup warga ditanggung oleh pemerintah," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini ada tiga orang yang reaktif rapid tes tapi tidak mau dikarantina terpusat. Dia katakan, satu diantaranya tidak mau dikarantina terpusat karena lumpuh.
"Nah kalau yang dua orang tidak mau dikarantina tanpa alasan kenapa tidak mau dikarantina, saya sendiri sudah coba dekati, sejak awal ketika dinyatakan reaktif tetapi mereka menolak," ungkapnya.
Haris menyebut, di dusun Numba Besar, ada sekitar lima puluhan rumah, dengan jumlah jiwa sekitar 68 hingga 70 jiwa termasuk pasien Covid-19 dan warga yang saat ini sedang menjalani karantina terpusat.
Menurutnya, ia sangat mendukung jika Pemerintah Kabupaten Ende karantina wilayah Dusun Numba Besar agar ekonomi masyarakat pun tidak terganggu. Selain itu, lanjut Haris, letak wilayah Dusun Numba Besar juga mendukung karena hanya ada satu akses jalan masuk dan keluar.
Dia membeberkan, warga Dusun Numba Besar saat ini benar-benar sangat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Situasi ini bukan baru sekarang tetapi sejak adanya pasien Covid-19 dari Numba Besar, warga tetap kerja mencari ikan tetapi, mau jual kemana, orang tidak mau beli karena tau dari Dusun Numba, warga mau keluar juga malu dan takut orang menghindar," ungkapnya.
Di sisi lain, kata Haris, Bantuan Langsung Tunai (BLT) sampai hari ini belum ada.
"Kami sudah hampir sebulan ini sibuk dengan urusan Covid-19, kami sudah Musyawarah Desa terkait BLT. Jdi bisa dibayangkan, bagaimana situasi sulit yang dihadapi warga. Nah ada juga yang sampel swabnya sudah dikirim tapi sampai hari ini menunggu hasil," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)