Yuk Kepoin ! New Normal, Saatnya Berdamai dengan Rutinitas Baru Pasca Pandemi
bebersih sebelum masuk rumah, bahkan langsung mandi dan berganti pakaian usai bepergian pun kini jadi ritual wajib di keluarganya.
Kita punya gaya hidup baru, hasil adaptasi terhadap kondisi pandemi.
Tapi memang manusia adalah mahluk yang adaptif, kan?
Menurut Atoillah, new normal itu mengandung dua dimensi, yaitu personal dan komunitas.
“Kalau dimensi personal tak mungkin diberi aturan, lebih kepada kesadaran setiap orang. Tapi kalau komunitas, harusnya memang bisa dibuat aturan untuk dipatuhi,” kata Atoillah.
Atoillah mencontohkan, dimensi personal itu misalnya tentang interaksi antar-manusia dan kebiasaan bersalaman saat bertemu.
Ini akan sulit dilarang, mengingat kebiasaan kita selama ini.
Jadi kepatuhannya butuh waktu lama.
Sedangkan dimensi komunitas, pemerintah bisa bikin aturan tentang berkumpulnya orang dan harus dipatuhi.
Memang, mau tak mau pandemi Covid-19 membuat kita jadi punya kebiasaan baru.
Jika diperhatikan, sudah cukup banyak aktivitas yang menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi sekarang.
Paling enggak dalam kurun waktu tiga bulan belakangan ini.
Dan itu terjadi hampir di seluruh dunia.
Kegiatan yang banyak dilakukan di rumah menumbuhkan rutinitas baru seperti kebiasaan belanja online yang makin meningkat.
Kalau tadinya kita belanja online untuk beli skin care, makeup, pakaian, sekarang kita juga beli online untuk beras,minyak goreng, bahkan sayuran.
Dan ini diikuti dengan aturan “tanpa bersentuhan” dengan kurir atau penyedia jasa pengantaran.