Yuven Tukung Sebut Penyediaan Kuburan Masal Tak Pertimbangkan Efek Psikis Masyarakat

tim di lapangan harus sudah bergerak untuk penggalian kuburnya. Bukan dengan disiapkan memang sekarang

Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/YENNY TOHRI
YUVEN TUKUNG 

Yuven Tukung Sebut Penyediaan Kuburan Masal Tak Pertimbangkan Efek Psikis Masyarakat

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Anggota DPRD Kota Kupang, Yuven Tukung mengatakan penyediaan kuburan masal oleh pemerintah Kota Kupang bagi pasien Covid-19 tanpa memerhatikan efek psikis masyarakat. Ia mengatakan ini sebagai kekeliruan pemerintah kota dalam menghadapi wabah Covid-19.

"Maksud saya kelirunya itu pemerintah kota dalam hal ini gugus tugas tidak memperhitungkan dampak psikologis warganya" katanya pada Minggu (24/05/2020).

Menurut Ketua Pemuda Katolik Kota Kupang ini, jika terkait protap Covid-19, dengan alasan pasien meninggal harus dikuburkan setelah 4 jam, solusi penyediaan kuburan masal ini juga kurang tepat.

"Bagi saya, ini kan kalau hanya soal teknis gali kubur 2 x 3, dengan alasan harus dalam posisi yang cepat, saya kira dengan menyediakan fasilitas yang memadai, stand by alat berat dengan personil yang cukup banyak manakala orang - orang meninggal, itu sangat memungkinkan ketimbang kita mempersiapkan kuburan dari sekarang" ujarnya.

Yuven mengatakan, hal itu bukan lagi membangkitkan atau memberikan rasa optimisme bagi pasien termasuk warga Kota Kupang, tetapi malah membuat warga makin panik.

"Sekarang kita diminta untuk tetap semangat untuk hidup dalam menghadapi badai besar ini, tapi dengan adanya pekuburan itu seolah -olah pemerintah memberi sinyal bahwa nanti akan ada orang yang meninggal karena virus ini" katanya.

Kalau hanya sekedar alasan teknis, menurut Yuven, sangat tidak substansial.

"Saya kira sekarang dengan sistem yang canggih dan modern itu bangun hotel yang berbintang lima saja itu sudah bisa dengan hitungan hari" ujarnya.

"Asumsi kita itu bahwa gali kubur 2 x 3 meter itu hanya dengan syarat stand by alat berat dengan personil yang cukup saya yakin bisa" lanjutnya.

Ia menjelaskan, dalam situasi ini sistem informasi adalah yang paling penting.

"Misalkan dengar dia (pasien) meninggal beberapa menit, tim di lapangan harus sudah bergerak untuk penggalian kuburnya. Bukan dengan disiapkan memang sekarang" tandasnya.

Ia melanjutkan, selain memang pemali dan haram bagi budaya kita yang sudah turun temurun, hal ini jadi pro kontra karena pemerintah terkesan mendorong masyarakat untuk jadi pesimis dalam menghadapi masalah ini.

"Itu sebenarnya yang kita sesali" ujarnya.

Menurut politisi partai Nasdem ini, jauh lebih bagus pemerintah fokus untuk menyediakan alat perlindungan diri (APD), ruangan isolasi dan fasilitas kesehatan memadai.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved