Kabar Artis
Mbah Mijan Sebut Corona Bukan Akhir Segalanya, Pasien Positif Covid-19 Indonesia Capai 22.750 Orang
Peramal Mbah Mijan lagi-lagi bicara tentang Pandemi Corona. Menurutnya, Corona bukanlah akhir dari segalanya.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Banten
Terkonfirmasi: 789
Meninggal: 66
Sembuh: 176
Kalimantan Selatan
Terkonfirmasi: 602
Meninggal: 61
Sembuh: 80
Papua
Terkonfirmasi: 567
Meninggal: 6
Sembuh: 68
Sumatera Barat
Terkonfirmasi: 478
Meninggal: 24
Sembuh: 186
Nusa Tenggara Barat
Terkonfirmasi: 478
Meninggal: 8
Sembuh: 258
Bali
Terkonfirmasi: 396
Meninggal: 4
Sembuh: 295
Sumatera Utara
Terkonfirmasi: 315
Meninggal: 33
Sembuh: 113
Kalimantan Tengah
Terkonfirmasi: 310
Meninggal: 17
Sembuh: 151
Kalimantan Timur
Terkonfirmasi: 276
Meninggal: 3
Sembuh: 117
Sulawesi Utara
Terkonfirmasi: 239
Meninggal: 18
Sembuh: 34
DI Yogyakarta
Terkonfirmasi: 226
Meninggal: 8
Sembuh: 124
Sulawesi Tenggara
Terkonfirmasi: 215
Meninggal: 4
Sembuh: 51
Kalimantan Barat
Terkonfirmasi: 175
Meninggal: 4
Sembuh: 43
Kalimantan Utara
Terkonfirmasi: 164
Meninggal: 1
Sembuh: 67
Maluku
Terkonfirmasi: 160
Meninggal: 7
Sembuh: 27
Kepulauan Riau
Terkonfirmasi: 154
Meninggal: 12
Sembuh: 88
Papua Barat
Terkonfirmasi: 130
Meninggal: 2
Sembuh: 22
Sulawesi Tengah
Terkonfirmasi: 121
Meninggal: 4
Sembuh: 46
Lampung
Terkonfirmasi: 116
Meninggal: 7
Sembuh: 40
Riau
Terkonfirmasi: 111
Meninggal: 6
Sembuh: 66
Maluku Utara
Terkonfirmasi: 107
Meninggal: 5
Sembuh: 14
Jambi
Terkonfirmasi: 97
Meninggal: 0
Sembuh: 15
Sulawesi Barat
Terkonfirmasi: 86
Meninggal: 2
Sembuh: 27
Nusa Tenggara Timur
Terkonfirmasi: 82
Meninggal: 1
Sembuh: 6
Bengkulu
Terkonfirmasi: 69
Meninggal: 2
Sembuh: 9
Gorontalo
Terkonfirmasi: 58
Meninggal: 2
Sembuh: 18
Kep. Bangka Belitung
Terkonfirmasi: 39
Meninggal: 1
Sembuh: 27
Lokasi belum diketahui
Terkonfirmasi: 21
Meninggal: 0
Sembuh: 0
Aceh
Terkonfirmasi: 19
Meninggal: 1
Sembuh: 17
Nagekeo Tambah Dua
Meskipun dalam data nasional jumlah kasus positif Corona NTT sebanyak 82 orang, namun data yang dikeluarkan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTT hari Senin 25 Mei menunjukkan jumlah kasus positif Covid-19 di provinsi kepulauan itu telah naik menjadi 85 orang.
Dari 85 orang tersebut, ada dua kasus terbaru yakni berasal Kabupaten Nagekeo. Sebelumnya sudah ada satu kasus positif Corona dari Nagekeo.
Kasus baru tersebut diumumkan oleh tim Gugus Tugas Covid-19 NTT di Kupang, Senin (25/5/2020).
Sekertaris Daerah (Sekda) Nagekeo, Lukas Mere mengatakan, Kadis Kesehatan Nagekeo telah menyampaikan bahwa ada tambahan pasien positif Covid-19 dari Nagekeo.
Kedua pasien positif Covid-19 ini merupakan terkontak dengan pasien positif pertama atau pasien 01 yang berasal dari Mbay, Kecamatan Aesesa yang juga dari klaster Magetan.
"Kita di Mbay tambah 2 kasus. Totalnya 3 kasus," ungkap Sekda Lukas kepada wartawan.
Sekda Lukas menyatakan berdasarkan informasi dari Kadis kesehatan Kabupaten Nagekeo bahwa kedua pasien positif Covid-19 itu sedang dikarantina di Puskesmas Danga dan rencananya kedua pasien positif ini akan di pindahkan ke RSUD Aeramo Mbay.
"Rencana sore ini atau besok kita pindahkan dua pasien positif itu ke RSUD Aeramo. Saat ini masih dalam proses persiapan ruangan di RSUD Aeramo," ujarnya.
Sekda Lukas meminta masyarakat di wilayah Nagekeo tidak perlu panik, jika mengetahui ada tetangga yang dinyatakan positif Covid-19.
Ia juga mengatakan, jika ada pasien positif di wilayahnya, maka yang perlu dilakukan masyarakat adalah menerapkan langkah pencegahan penularan secara disiplin.
Sekda Lukas juga meminta agar setiap individu cermat saat merasakan gejala yang menyerupai kondisi tertular Covid-19.
Ia menyampaikan, hal ini penting dipahami masyarakat supaya tidak salah dalam mencari fasilitas kesehatan (Faskes) sehingga gejala yang dialami mendapat penanganan yang tepat.
Data yang diperoleh POS-KUPANG.COM, jumlah kasus positif Covid-19 di NTT hingga Senin (25/5/2020) berjumlah 85 orang. 7 pasien sudah dinyatakan sembuh dan 1 meninggal dunia.
Beberapa daerah yang sudah memiliki kasus Covid-19 yaitu, Kota Kupang 20 kasus, Manggarai Barat 14, Sikka 27, Sumba Timur 8, Rote Ndao 2, TTS 3, Ende 6, Nagekeo 3, Flotim 1 dan Manggarai 1 kasus.
* KABAR BAIK! Ini 4 Obat Virus Corona Kementerian Jokowi hingga Teknologi Yang Digunakan Eijkman Untuk Covid-19
Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Badan Litbang Pertanian (Balitabangtan) mengaku telah menemukan formula paling efektif yang mampu menangkal virus corona.
Melansir Antara, Senin (18/5/2020), formula itu kini telah dipatenkan ke dalam tiga bentuk produk penangkal virus corona yakni inhaler, diffuser oil, hingga kalung anti corona.
Pihaknya menggandeng perusahaan swasta untuk pengembangan inovasi dan hilirisasi terhadap produk berbahan eucalyptus yang disebut dapat menangkal virus corona.
Kerja sama berbentuk lisensi tersebut dilakukan melalui penandatanganan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian dengan PT Eagle Indo Pharma di ruang Agriculture War Room, Kementan, Senin (18/5/2020).
"Dengan kerja sama ini diharapkan semakin cepat proses pengembangan produk untuk tersedia, sehingga dapat digunakan masyarakat sebagai pencegahan pandemi virus corona," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Fadjry Djufry seperti dikutip dari Antara, Senin (18/5/2020).
4 produk anti corona yang terdaftar paten Beberapa prototype teknologi berbasis minyak eucalyptus sebagai antivirus yang dihasilkan atas kolaborasi beberapa unit kerja di bawah Balitbangtan.
Di antaranya Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) telah terdaftar paten, antara lain:
1. Formula Aromatik Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003578
2. Ramuan Inhaler Antivirus Berbasis Eucalyptus dan Proses Pembuatannya dengan nomor pendaftaran paten P00202003574
3. Ramuan Serbuk Nanoenkapsulat Antivirus Berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580
4. Minyak atsiri eucalyptus citridora sebagai antivirus terhadap virus avian influenza subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.
Ada pun hasil uji laboratorium antivirus berbasis eucalyptus yang diluncurkan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendapat respon positif masyarakat.
Hasil pengujian Balitbangtan terhadap berbagai tumbuhan yang berpotensi sebagai antivirus corona, disimpulkan bahwa yang paling efektif ditemukan adalah pada tanaman eucalyptus yang memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).
Paparan hasil uji eucalyptus terhadap virus influenza, virus beta dan gamma corona menunjukkan kemampuan membunuh virus sebesar 80-100 persen.
Oleh karena itu Fadjry menegaskan, kerja sama yang dilakukan ini sebagai tindak lanjut atas banyaknya permintaan dari jajaran pemerintah daerah dan masyarakat luas terhadap hasil olahan produk eucalyptus ini.
"Kita bertemu dengan mitra yang melisensi beberapa produk kita seperti inhaler, roll on dan yang kalung. Produk ini yang paling banyak diminta banyak Gubernur dan Bupati hampir se-Indonesia, karena ini bisa jadi anti corona," kata Fadjry.
Ada pun kerja sama ini dilakukan untuk pengembangan inovasi produk melalui mekanisme kerja sama lisensi dalam hal ini bersama PT Eagle Indo Pharma sebagai mitra lisensi Balitbangtan.
Mitra kerja sama mempunyai kewajiban untuk memproduksi teknologi dengan supervisi dari Balitbangtan.
PT Eagle Indo Pharma merupakan perusahaan swasta nasional yang dikenal dengan merk dagang Cap Lang memiliki produk-produk berkualitas yang ada di pasaran.
Kerja sama ini diharapkan semakin cepat proses pengembangan produk untuk digunakan masyarakat sebagai upaya dalam pencegahan pengembangan pandemic virus corona.
* Pengembangan Vaksin Corona di Indonesia: Ini Teknologi yang Digunakan Eijkman
Wabah pandemi Covid-19 belum juga usai. Para ahli masih terus melakukan penelitian dan pengembangan vaksin yang diharapkan dapat menghambat dengan cepat laju transmisi virus corona SARS-CoV-2.
Setiap negara baik pemerintahan maupun instansi swasta atau industri juga berupaya untuk menemukan vaksin yang tepat untuk imunisasi Covid-19 ini, dengan berbagai teknologi yang bisa dipergunakan.
Tidak ketinggalan, beberapa lembaga atau instansi di Indonesia juga sedang berupaya melakukan pengembangan vaksin ini juga, salah satunya Eijkman Institute for Moleculer Biology (LBM Eijkman).
Teknologi vaksin Covid-19 di Indonesia
Direktur LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio, mengenalkan teknologi yang dipergunakan untuk membuat vaksin dari instansinya adalah recombinant protein vaccines.
Dijelaskan oleh Amin, vaksin berdasarkan protein rekombinan ini dianggap lebih baik, karena dasar sampel yang diambil adalah bagian atau sepotong protein bukanlah virus secara utuh.
"Dengan begitu tidak ada risiko infeksi atau virus itu akan kembali menjadi virulen (ganas atau mematikan)," kata Amin dalam diskusi daring bertajuk Riset dalam Menemukan Vaksin dan Obat Anti Covid-19, Jumat (15/5/2020).
Tetapi, kata Amin tetap ada sisi kelemahannya antara lain karena merupakan potongan protein kecil, maka jika tidak dibantu oleh protein lain yang lebih besar, biasanya sifat antigenesitinya tidak sebaik virus utuh.
"Untuk itu kita harus memilih, ajuvan yang baik, yang sesuai dan dibutuhkan pemberian suntikan beberapa kali," ujar dia.
Jika bekerja dengan rekombinan antigen, penelitian membutuhkan sistem ekspresi seperti dari bakteri, sel mamalia, sel insect, sel unggas, sel tanaman, yeast, DNA.
Serta, tipe antigen dalam teknologi vaksin jenis ini adalah particulate (VLP), solube (monomeric atau diremic), fusion protein, dan chimeric.
Pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia
Dikatakan Amin, pengembangan vaksin Covid-19 menggunakan isolat virus Indonesia, dengan produksi speed vaccine Covid-19.
LBM Eijkman saat ini sudah bisa mendapatkan sekuen asam nukleat RNA dari tujuh isolat penyusun genom virus corona, SARS-CoV-2 dari Indonesia, yang saat ini disebutkan masih meneliti belasan sekuen lagi.
Dalam prosesnya, isolasi dan amplifikasi gen spike dilakukan dengan PCR untuk menganalisa gen ekspresi protein. Dilanjutkan dengan kloning gen ke vektor, melalui kloning transfeksi sel mamalia.
"Kami akan mengembangkan protein rekombinannya. Jika sudah mendapatkan antigen kandidat vaksinnya akan dicobakan ke hewan kecil, kemudian baru hewan yang lebih besar," jelasnya.
Baca juga: Bagaimana Perkembangan Vaksin Virus Corona?
Jika kualitas dan hasilnya sudah bagus dari keseluruhan tindakan yang dilakukan dan pengujian kepada hewan tersebut, baru bisa diserahkan untuk uji klinis kepada manusia.
Hingga selanjutnya skala produksi vaksin jika hasilnya positif dan efek samping tidak memicu reaksi berlebihan lainnya.
Teknologi tua pengembangan vaksin
Teknologi telur disebut juga teknologi tua, karena menjadi teknologi yang sudah di kenal awal sekali, seperti vaksinasi untuk influenza, vaccinia dan klorela. Dalam pengembangannya, virus atau bakteri ditumbuhkan di telur yang bertunas.
Setelah beberapa hari atau minggu, virus atau bakteri yang ditumbuhkan itu bisa dipanen, untuk kemudian dikembangkan menjadi vaksin. Tentunya setelah dilakukan inaktivasi dengan berbagai cara.
Teknologi vaksin ini adalah teknologi sederhana, yang tidak membutuhkan terlalu banyak peralatan. Virus yang dipanen dari telur ini juga bisa langsung dilemahkan atau diinaktivasi, setelah di formulasi, diagnosis dan lain sebagainya, ini bisa diberikan dengan lebih cepat.
"Untuk Covid-19 juga ada beberapa negara yang mengembangkan (vaksin) seperti ini," ujar dia.
Namun, diakui Amin, dengan teknologi ini ada kendalanya seperti, ada orang dengan kondisi tertentu, yang bisa jadi tidak alergi pada vaksinnya tetapi alergi pada telur tempat tumbuhnya, itu bisa menimbulkan masalah lainnya.
Selain inaktivasi, virus atau bakteri yang akan dibuat vaksinnya bisa juga dilemahkan (attenuated) dengan berbagai cara.
Respon tubuh terhadap virus utuh yang dilemahkan itu lebih baik, tetapi salah satu masalahnya adalah jika ini diberikan kepada orang-orang yang mengalami imuno-kompromis, ibu hamil atau orang yang sedang mendapat terapi steroid. Virus yang dilemahkan ini bisa kembali menjadi virulen.
"Sehingga tidak disarankan diberikan kepada mereka yang memiliki gangguan imunologi," tuturnya.
Teknologi yang dipergunakan untuk pengembangan vaksin corona di Indonesia dari Eijkman ini diharapkan dapat menjadi solusi menghadapi pandemi Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini 4 Produk Anti Virus Corona yang Dipatenkan Balitbangtan Kementan", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/19/164705565/ini-4-produk-anti-virus-corona-yang-dipatenkan-balitbangtan-kementan?page=all#page3Penulis : Virdita Rizki Ratriani
Editor : Virdita Rizki Ratriani
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE 25 Mei: Tambah 479, Pasien Covid-19 di Indonesia Jadi 22.750 Orang", https://nasional.kompas.com/read/2020/05/25/16074891/update-25-mei-tambah-479-pasien-covid-19-di-indonesia-jadi-22750-orang.