Warga Dengar Ledakan Besar saat Pesawat Jatuh di Permukiman, Simak Info Kronologis
Sebuah pesawat Airbus milik Pakistan International Airlines (PIA) jatuh di permukiman. Warga setempat menyebut terjadi ledakan besar saat kecelakaan t
Insiden ini terjadi ketika orang-orang Pakistan bersiap merayakan akhir Ramadhan dan menyambut Idul Fitri.
Banyak orang bepergian kembali ke rumah mereka di kota-kota dan desa-desa.
Militer Pakistan mengungkapkan, pasukan keamanan telah dikerahkan ke lokasi kejadian dan helikopter digunakan untuk mensurvei kerusakan serta membantu operasi penyelamatan.
Penerbangan komersial Pakistan baru saja dilanjutkan beberapa hari yang lalu, setelah ditangguhkan selama lockdown virus corona.
Pakistan memiliki catatan keselamatan penerbangan militer dan sipil yang tergolong buruk, dengan seringnya terjadi kecelakaan pesawat dan helikopter selama bertahun-tahun.
Pada 2016, sebuah pesawat Pakistan International Airlines terbakar setelah salah satu dari dua mesin turbopropnya malfungsi saat terbang dari utara ke Islamabad.
Insiden ini menewaskan lebih dari 40 orang.
Sementara itu kecelakaan pesawat terburuk di Pakistan adalah pada 2010, ketika Airbus A321 yang dioperasikan maskapai swasta Airblue menabrak bukit-bukit di luar Islamabad ketika hendak mendarat.
Pesawat yang terbang dari Karachi ini membawa 152 orang di dalamnya, dan tidak ada yang selamat.
Sebuah laporan resmi menyatakan kesalahan ada pada kapten yang bingung dan suasana kokpit yang tidak kompak.
PIA, salah satu maskapai terkemuka di dunia hingga tahun 1970-an, sekarang reputasinya menurun karena seringnya pembatalan, keterlambatan, dan masalah keuangan.
Maskapai ini juga telah terlibat berbagai kontroversi selama bertahun-tahun, termasuk memenjarakan seorang pilot mabuk di Inggris pada 2013.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Warga Mendengar Ledakan Besar Ketika Pesawat Pakistan Jatuh di Permukiman, https://suryamalang.tribunnews.com/2020/05/22/warga-mendengar-ledakan-besar-ketika-pesawat-pakistan-jatuh-di-permukiman?page=all.
Editor: eko darmoko
