Breaking News

Akan Terjadi Bencana Besar di Tahun 2070, Miliaran Orang Tak Bisa Bertahan Hidup? Ini Kata Ahli

Penelitian terbaru menyebut akan terjadi bencana besar di tahun 2070. Diketahui, bencana besar 2070 tersebut merupakan bencana emisi gas r

Editor: Ferry Ndoen
BBC/Getty Images
Dua wanita menggunakan payung untuk melindungi diri dari matahari di Tokyo saat suhu udara melonjak di Jepang. 

POS KUPANG.COM-- - Penelitian terbaru menyebut akan terjadi bencana besar di tahun 2070.

Diketahui, bencana besar 2070 tersebut merupakan bencana emisi gas rumah kaca.

Bila emisi gas rumah kaca tidak bisa diturunkan secara drastis, maka diprediksi dalam 50 tahun mendatang, 3,5 miliaran orang tak bisa bertahan hidup.

Gambaran tren suhu Bumi 1950-2013. Hasil analisis ilmuwan NASA menunjukkan bahwa tahun 2013 merupakan tahun terpanas ketujuh sejak 1880. (NASA)
Gambaran tren suhu Bumi 1950-2013. Hasil analisis ilmuwan NASA menunjukkan bahwa tahun 2013 merupakan tahun terpanas ketujuh sejak 1880. (NASA) (nasa)

Prediksi tersebut didasarkan pada skenario peningkatan emisi gas rumah kaca dan dampaknya ke kehidupan manusia di bumi.

Remaja INI Tewas Dikeroyok Gerombolan Pengangguran, Ini 4 Orang yang Ditangkap Polisi, Info

Para peneliti yang terdiri dari arkeolog, ekolog, serta ilmuwan iklim internasional ini mendapat hasil analisisnya dengan menggunakan RCP 8.5.

Analisis tersebut mewakili masa depan di mana konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer tinggi.

Skenario yang dibuat ini memperhitungkan kondisi di mana emisi terus meningkat tanpa adnaya penghentian.

Maka, suhu yang akan dirasakan oleh rata-rata setiap orang akan meningkat 7,4 derajat lebih panas pada tahun 2070 atau 50 tahun yang akan datang.

Pemanasan global menyebabkan miliaran penduduk dunia semakin sulit bertahan hidup, akhibat suhu yang kian panas (via Kompas.com)
Salah satu penulis penelitian dari Aarhus University, Jens Christian Svenning mengungkapkan hal tersebut.

Ia mengatakan bahwa kondisi suhu terpanas atau zona terpanas di Gurun Sahara saat ini hanya dirasakan oleh 0,8 persen dari permukaan bumi.

Akan tetapi, pada tahun 2070, kondisi zona terpanas layaknya di Gurun Sahara itu diprediksikan akan dapat menyebar luas menjadi 19 persen dari luas daratan bumi.

"Situasi seperti ini akan membuat 3,5 miliar orang masuk ke dalam kondisi yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup," kata Svenning, dalam keterangan tertulis Indonesia Cerah.

Dalam penelitian ini, Svenning juga bekerja sama dengan para peneliti lainnya dari Universitas Wageningen, Universitas Nanjing, Universitas Exeter, Universitas Aarhus dan Universitas Washington, Santa Fe Institute.

Para peneliti menyebutkan bahwa bencana itu dapat dihindari jika terjadi penurunan atau pengurangan emisi gas rumah kaca secara drastis dalam kurun waktu 50 tahun.

Jika kondisi bencana besar tersebut tidak dapat dikendalikan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca, maka bisa terjadi migrasi masif penduduk dunia.

Potensi terjadinya migrasi masif

Seorang pria menyiram tubuhnya dengan air di stasiun kereta api Allahabad, India untuk mengurangi rasa panas akibat suhu udara yang sangat tinggi.
Seorang pria menyiram tubuhnya dengan air di stasiun kereta api Allahabad, India untuk mengurangi rasa panas akibat suhu udara yang sangat tinggi. (AP Photo/Rajesh Kumar Singh)

Ilustrasi - suhu panas (Kompas.com)
Para penulis studi tersebut mencatat bahwa 3,5 miliar orang akan terpapar panas ekstrem jika perubahan iklim tidak terhenti, yang memungkinkan terjadinya upaya untuk bermigrasi secara masif.

Profesor Marten Scheffer dari Universitas Wageningen berkata bahwa potensi migrasi masif ini terjadi karena dorongan kondisi iklim ekstrem dan juga banyak faktor lainnya yang turut mempengaruhi keputusan mereka.

"Meramalkan besarnya angka migrasi yang didorong oleh perubahan iklim sangat menantang," kata Scheffer.

Meskipun migrasi masif ini sangat mungkin terjadi di tengah polemik iklim yang ekstrem 50 tahun mendatang, sebagian orang juga diprediksikan tidak berpindah dan memulai cara-cara untuk menangani persoalan melalui adaptasi iklim.

Scheffer berkata, ada beberapa poin dasar yang digarisbawahi dalam studi ini yaitu sebagai berikut:

- Pendekatan holistik untuk mengatasi perubahan iklim yang mencakup adaptasi atas dampak

- Mengatasi masalah sosial

- Pembangunan tata kelola

- Memberdayakan pembangunan

- Jalur hukum yang di bagi mereka yang tempat hidupnya berdampak

"Sangat penting untuk memastikan dunia di mana semua manusia dapat hidup dengan aman," tuturnya.

Arkeolog dari Washington State University Pullman, Tim Kohler, menambahkan bahwa studi tentang potensi dampak bencana besar akibat perubahan iklim ini, bisa dijadikan cara memperhitungkan dan upaya bersama meningkatkan kekuatan manusia.

“Sekarang dengan penelitian ini akan membantu kita menemukan ketergantungan kita pada iklim, dan betapa mengejutkannya hal itu terus terjadi dari waktu ke waktu"

"Kami juga melihat dari banyak contoh arkeologi di mana perubahan iklim telah mempercepat terjadinya migrasi," kata Kohler.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli: Bencana Besar Emisi Karbon 2070 Bisa Picu Migrasi Masif Global"
Tags 
bencana besar di tahun 2070
bencana besar 2070
bencana besar emisi gas rumah kaca
bencana emisi gas rumah k

Ilustrasi pemanasan global
Ilustrasi pemanasan global (rottadana)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Prediksi Terjadi Bencana Besar di Tahun 2070, Miliaran Orang Tak Bisa Bertahan Hidup, Ini Kata Ahli, https://wartakota.tribunnews.com/2020/05/21/prediksi-terjadi-bencana-besar-di-tahun-2070-miliaran-orang-tak-bisa-bertahan-hidup-ini-kata-ahli?page=all.

Editor: Panji Baskhara

Dua wanita menggunakan payung untuk melindungi diri dari matahari di Tokyo saat suhu udara melonjak di Jepang.
Dua wanita menggunakan payung untuk melindungi diri dari matahari di Tokyo saat suhu udara melonjak di Jepang. (BBC/Getty Images)
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved