Renungan Harian Katolik
Memaknai Surat-surat dari Molokai-Hawaii (7) Vos Testimonium: Kamu Harus Bersaksi
Perjalanan Gereja Katolik dalam memperkenalkan Kerajaan Allah, mewartakan Injil dan mengembangkan kerasulan cinta kasih selalu menjumpai tantangan
Renungan Harian Katolik, Senin 18 Mei 2020
Memaknai Surat-surat dari Molokai-Hawaii (7 ) Vos Testimonium: Kamu Harus Bersaksi
Oleh: RD. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Ada ungkapan klasik yang berbunyi; “all the beginning is always difficult.“ Semua permulaan selalu memiliki kesulitan.
Pewartaan Injil dan karya kerasulan Gereja Katolik di kepulauan Hawaii dimulai tahun 1827. Sebelumnya pada tahun 1820, saudara-saudara dari Gereja Kristen Protestan telah mulai karya evangelisasi di sana.
Kedatangan para misionaris di masa awal tentu saja menemui tantangan dan kesulitan tersendiri Setida-tidaknya itulah yang dialami para misionaris. Ada dinamika dan pertentangan yang terjadi antara para misionaris dengan segelintir sesama kristen muda juga penduduk lokal.
Bahkan para tenaga misi katolik pernah dua kali diusir dari Hawaii. Namun berkat bantuan Angkatan Laut Perancis, misi Katolik dapat dilanjutkan lagi pada tahun 1839. Kehadiran misI Katolik mendapat simpati dari sepertiga masyarakat Hawaii dan didukung oleh Walter M. Gibson yang menjadi perwakilan pemerintahan Amerika di Kerajaan Hawaii saat itu.
Meski demikian Gereja Katolik tetap bersikap bijak dan hati-hati dalam upaya memperkenalkan Kerajaan Allah di Hawaii. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah selalu terjadi dinamika dan pertentangan antara sesama yang berkepentingan pada masa itu, yakni Agama Kristen Protestan, Agama Katolik dan Penganut Agama asli. ( E. Brion, 1988).
Meskipun setiap permulaan karya kerasulan selalu menghadapi dinamika dan tantangan, namun semua pengalaman itu selalu menjadi berkat dan pintu masuk untuk melanjutkan pewartaan Kabar Gembira dan karya pelayanan cinta kasih.
Sejarah perjalanan Gereja Katolik dalam memperkenalkan Kerajaan Allah, mewartakan Injil dan mengembangkan kerasulan cinta kasih kepada dunia selalu menjumpai tantangan. Namun berkat bimbingan Roh Kudus, semua tantangan mampu diolah dan dipandang sebagai rahmat untuk maju dan bukan untuk mundur.
Yesus bersabda kepada para rasul “ Jikalau Penolong yang akan Kuutus dari Bapa datang yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu sejak semula bersama-sama dengan Aku “. ( Yohanes 16 :27 )
Semua orang Katolik yang telah menerima sakramen baptis diutus untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus yang diimani. Kesaksian melalui pewartan dan terutama melalui teladan hidup, kebajikan dan pelayanan kepada sesama dalam tata dunia.
Pater Damian de Veuster dan para misionaris religius maupun awam Katolik di Molokai- Hawaii telah berusaha memberikan kesaksian tentang Yesus yang diimaninya. Baik dalam situasi penerimaan yang menggembirakan maupun dalam kondisi penolakan, keterbatasan dan saat sakit.
Seringkali pertentangan dan penolakan terjadi di lapangan - daerah misi karena belum terbangun komunikasi dan pemahaman satu dengan yang lain.
Dialog persaudaraan yang tulus dan bersinergi demi menghadirkan kebaikan banyak orang dapat mempertemukan para pihak yang berkepentingan. Kita dapat belajar dari sejarah perkembangan gereja perdana. Penuh tantangan dan dinamika. Bahkan banyak orang telah rela berkorban sebagai martir karena membela imannya kepada Kristus. “Darah para martir adalah benih iman bagi pertumbuhan Gereja”.
Semoga kita semua tetap berkanjang memberi kesaksian tentang Kristus yang diimani dalam aktivitas hidup keluarga, komunitas, masyarakat dan bangsa. Sebab Gereja katolik Paska Konsili Vatakan II, diutus ke tengah dunia untuk berdialog dan mengembangkan spirit oikumene bersama agama-agama lain serta aliran kepercayaan, demi menciptakan toleransi dan harmonitas hidup bersama serta mengusahakan damai sejahtera bagi dunia.
Doa : Ya Tuhan rahmati kami agar mampu bersaksi menjadi garam dan terang dunia,serta mampu pula membangun dialog kehidupan, amin.