Geram Soal Bantuan Sosial Tunai Tak Tepat Sasaran, Ibu-ibu di Kabupaten Ende Mengeluh di Kantor DPRD

Mereka geram lantaran penyaluran BST dari Kementerian Sosial RI untuk masyarakat Kabupaten Ende yang menurut mereka tidak tepat sasaran.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Warga yang saat menyampaikan keluhan mereka di Kantor DPRD Kabupaten Ende terkait Bantuan Sosial Tunai (BST), Selasa (12/5/2020). 

Geram Soal BST Tak Tepat Sasaran, Ibu-ibu di Kabupaten Ende Mengeluh di Kantor DPRD

POS-KUPANG.COM | ENDE - Warga Kelurahan Roworena dan Kelurahan Mautapaga mayoritas ibu-ibu, mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Ende, Selasa (12/5/2020).

Mereka geram lantaran penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial RI untuk masyarakat Kabupaten Ende yang menurut mereka tidak tepat sasaran.

Puluhan ibu-ibu ini datang membawa spanduk kecil bertuliskan 'Kami Warga Roworena Menuntut Keadilan'. Mereka berdiri di teras Kantor DPRD sambil memegang spanduk.

Mereka lalu diarahkan untuk masuk ke ruang gabungan komisi dan bertemu dengan tiga anggota dewan, yakni Yulius Cesar Nonga, Vinsensius Sanggu dan

Dalam kesempatan itu, Lestari Wulandari, salah seorang warga, mengaku penyaluran BST tidak tepat sasaran sehingga membuat mereka sangat kecewa.

Menurutnya, ada warga yang seharusnya tidak dapat tapi malah terdaftar, sementara yang sangat membutuhkan dan layak terima bantuan malah tidak terima dan ada pula yang sudah meninggal tapi namanya terdaftar.

“Data kami sudah masukan sejak April 2020, sebanyak 200 lebih KK. Namun yang diakomodir oleh Dinas Sosial cuma 41 KK," ungkapnya.

"Anehnya, kata Wulandari, ada yang sangat membutuhkan malah tidak dapat. Sementara nama yang meninggal dan yang tidak mendiami wilayahnya justru muncul," tambahnya.

Bahkan kata Wulandari, ada dua KK fiktif yang namanya muncul sementara mereka bukan warga setempat.

Wulandari menuturkan malah ada seorang nenek, Aisah, yang sudah menjanda dan mengalami buta akibat katarak sejak ada program bantuan pemerintah tidak pernah tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah.

Warga lain dari Kelurahan, Mautapaga menegaskan, mereka datang bukan untuk mengemis dana BST. "Kami datang tidak untuk mengemis dana ini, tapi kami minta keadilan, transparansi, dan kejujuran dari aparatur untuk memberikan pelayanan yang baik," ungkapnya.

Contohnya, kata dia, untuk RT 17 Kelurahan Mautapaga, dari sekian banyak data yang masuk cuma satu KK yang mendapatkan bantuan langsung tunai.

"Kita semua ini masyarakat yang terkena dampak Covid-19. Semua aktivitas kita dibatasi dan dilarang, sementara pembagian dana untuk membantu ekonomi kami malah ada kesan pilih kasih. Kami butuh keadilan sehingga kami juga bisa mendapatkan hak yang sama dari pemerintah,” tegasnya.

Terpisah, anggota DPRD Ende, Yulius C Nonga mengapresiasi kehadiran masyarakat untuk menyampaikan keluhannya di rumah rakyat.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved