Batubara Prediksi Kemiskinan di Indonesia Naik 10 Persen

Menteri Sosial Juliari P Batubara menyebut ada prediksi jumlah keluarga miskin akan bertambah akibat pandemi Covid-19

Editor: Kanis Jehola
Twitter/Rizma Widiono
Juliari P Batubara beri bantuan untuk warga 

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Menteri Sosial Juliari P Batubara menyebut ada prediksi jumlah keluarga miskin akan bertambah akibat pandemi Covid-19 atau virus corona ini. Juliari memaparkan, berdasarkan lembaga survei, angka kemiskinan bisa mencapai 10-12 persen. "Beberapa lembaga survei, ada yang 10 persen, sekian persen. Ada yang ekstrem 12 persen," kata Juliari melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (8/5/2020).

Namun, Juliari mengatakan pemerintah belum bisa memberikan data resmi soal prediksi kenaikan angka kemiskinan.Pasalnya, pemerintah sedang melakukan pendataan terhadap angka kemiskinan tersebut.Termasuk, menghimpun data kemiskinan dari tingkat terbawah yaitu RT/RW.

Bupati Agas Letakan Batu Pertama Pembangunan Bendungan Wae Reca, Borong

"Saya sampaikan belum bisa memberikan angka pasti karena masih berjalan, akan meningkat jumlahnya," jelas Juliari.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia pada September 2019 mencapai 24,79 juta orang atau 9,22 persen dari jumlah penduduk.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengamini angka kemiskinan akan naik menjadi 10-12 persen akibat Pandemi Covid-19.

RSD Aeramo Butuh Bantuan Obat-Obatan dan APD

"Kalau perkiraan atau proyeksi sudah disebut ada kenaikan 10-12 persen, angka kemiskinan sekarang 9,2 persen yang terakhir itu perkiraan sedangkan kita ini bicara yang nyata," kata Muhadjir.

Sat ini pemerintah menurut Muhadjir masih menghimpun data warga tidak mampu dari Rt/RW. Pemerintah nantinya akan memberikan bantuan pada masyarakat miskin yang masuk dalam Data Terpadu kesejahteraan Sosial (DTKS) dan non DTKS.

"Sekarang dalam proses menghimpun data-data langsung dari RT/RW kita akan olah untuk DTKS makanya dalam bantuan sosial yang dilakukan lewat Mensos dan Mendes ada yang dari DTKS dan non-DTKS dihimpun dari RT/RW," tuturnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengamini lonjakan angka kemiskinan. Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sebelumnya menargetkan penurunan angka kemiskinan mencapai 8,5 persen sampai 9 persen untuk target 2020. Namun, dalam sidang kabinet dibahas jumlah angka kemiskinan akan naik gara-gara munculnya corona di Indonesia pada Maret.

"Covid-19 ini hanya terjadi dari mulai Maret sampai dengan Mei sudah menyebabkan lonjakan angka kemiskinan kita kembali lagi seperti tahun 2011," ujarnya.

Menurutnya, dampak Covid-19 sangat besar karena jumlah kemiskinan langsung berbalik arah ke tahun 2011 dalam beberapa bulan saja. Karena itu, belanja-belanja pemerintah melalui bantuan sosial (bansos) menjadi salah satu upaya untuk menjaga agar kemiskinan tidak semakin melonjak.

"Akibat Covid-19 yang menimbulkan PHK dan juga berbagai macam penurunan dari kegiatan ekonomi," kata Sri Mulyani.

Selain itu, jumlah pengangguran terbuka yang ditargetkan 4,8 persen sampai 5 persen, dengan adanya Covid-19 maka sulit tercapai.

"Seperti tadi disampaikan dari Kementerian Ketenagakerjaan sudah muncul angka pengangguran melonjak 2 juta orang. Kita memang perlu untuk melakukan berbagai langkah-langkah untuk menjaga daya tahan dunia usaha dan langkah-langkah agar mereka tidak melakukan PHK," pungkasnya. (tribun network/yud/fah/van)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved