Ternyata 86,5 Lahan Program TJPS Di TTS Alami Gagal Panen

hasil panen jagung mencapai 4 hingga 6 ton per hektarnya. Saat ini jagung hasil panen sementara dipipil para petani.

Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Ternyata 86,5 Lahan Program TJPS Di TTS Alami Gagal Panen
POS-KUPANG.COM/DION KOTA
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, Otniel Neonane

Ternyata 86,5 Lahan Program TJPS Di TTS Alami Gagal Panen

POS-KUPANG.COM | SOE - Dari 350 Ha area program tanam jagung panen sapi (TJPS) yang digalakan Propinsi NTT di Kabupaten TTS, 86,5 Ha mengalami gagal panen akibat curah hujan yang minim. Sedangkan sisanya 263,5 Ha yang tersebar di 3 kecamatan 11 desa berhasil.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, Otniel Neonane yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Rabu (6/5/2020) membenarkan adanya lahan tanaman jagung program TJPS yang mengalami gagal panen.

Namun dirinya mengatakan, mayoritas lahan TJPS berhasil. Dari hasil ubinan yang dilakukan, hasil panen jagung mencapai 4 hingga 6 ton per hektarnya. Saat ini jagung hasil panen sementara dipipil para petani.

"Iya, memang ada lahan yang gagal di kecamatan kualin. Tapi mayoritas berhasil," ungkapnya.

Untuk diketahui tiga kecamatan yang mendapat alokasi program TJPS adalah kecamatan Amanuban Barat, Amanuban Selatan dan Kualin. Dimana Amanuban barat dialokasikan di Desa Tublopo dengan luas 27 Ha, Kecamatan Amanuban Selatan dialokasikan di desa Bena, Polo, Batnun dan Oebelo seluas 130 Ha dan Kecamatan Kualin di desa Toineke, Tuafanu, Kiufatu,nunsunu, oni dan Kualin seluas 193 Ha.

Hasil panen jagung dalam program TJPS ini selanjutnya akan dibeli oleh PT Flobamora dengan harga Rp.3.200 per kilogram dan akan dijual kepada pihak ketiga di luar NTT.

" Kita rencana tanggal 12 Mei akan dilakukan pelepasan perdana ekspor jagung oleh Pak Gubernur NTT di Desa Tublopo. Untuk pelepasan perdana direncanakan akan dilepas sebanyak 50 ton jagung. Kita perkirakan ada 100 ton lebih jagung hasil TJPS ini," ujar Otniel.

Untuk tahun 2020 periode April-September lanjut Otniel, Kabupaten TTS mendapat alokasi lahan TJPS sebanyak 2.000 Ha. 1000 Ha lahan terdapat di daerah Bena, sedangkan sisanya menyebar di 32 kecamatan yang ada di Kabupaten TTS.

Ketika ditanyakan terkait ketersediaan air untuk tanam jagung, Otniel mengatakan, karena ditanam pada musim kemarau, maka otomatis akan mengandalkan air sungai, Embung dan air permukaan lainnya yang masih tersedia. Dirinya tetap optimis program tersebut bisa berhasil walau dilakukan di musim kemarau.

Dukung Penanganan Covid-19, Poltekkes Kemenkes Kupang Serahkan Bantuan APD Untuk RSB Titus Uly

Doa Tolak Bala dan Bacaan Qunut Nazilah Agar Terhindar dari Musibah, Bencana, Malapetaka

Di TTS 4 Kasus Pidana Yang Melibatkan Pejabat Berujung Damai, Terbaru Kasus Jean Neonufa

"Untuk airnya kita pakai air permukaan yang masih tersedia. Kalau ditanam di musim kemarau hasilnya akan bagus karena pencahayaan cukup dan gulma lebih sedikit. Hasilnya akan lebih bagus," pungkasnya. (Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved